MOJOK.CO – Prabowo dinilai kurang beradab terhadap ulama pasca pertemuan dengan Jokowi. Bahkan, PA 212 langsung bersiap mengadakan Ijtima Ulama 4, Agustus mendatang!
Pertemuan Prabowo dan Jokowi di MRT Stasiun Lebak Bulus tak melulu ditanggapi positif oleh semua pihak. Persaudaraan Alumni atau PA 212, melalui juru bicaranya, Novel Bamukmin, menunjukkan penolakan terhadap rekonsiliasi tersebut.
Menurut Novel, pihaknya tak lagi berkomunikasi dengan Prabowo sejak tanggal 28 Juni lalu, selepas putusan sengketa Pemilihan Presiden oleh Mahkamah Konstitusi. Bahkan, lebih lanjut lagi, Novel menyatakan kemungkinan bahwa Prabowo mendapatkan masukan dari pihak-pihak yang semestinya tidak didengarkan.
“Mungkin Prabowo lebih mendengar masukan dari orang-orang sekitarnya yang jadi pengkhianat,” demikian sebutnya pada Sabtu (13/7) lalu.
“Pengkhianat” yang dimaksud Novel merujuk pada orang-orang partai sebab, menurutnya, yang menolak rekonsiliasi Prabowo dan Jokowi ini bukan hanya PA 212, melainkan juga FPI, Forum Umat Islam, dan Gerakan Nasional Pengawas Fatwa Ulama.
Sejalan dengan pernyataan Novel. Damai Hari Lubis, Kadiv Hukum PA 212, menegaskan kekecewaannya pada Prabowo dan menyebut Ketua Umum Gerindra ini sebagai pihak yang kurang beradab terhadap para ulama.
“PS sudah menampakkan kekurangberadabannya sejak pasca-Ijtima Ulama pertama kepada para ulama yang melakukan Ijtima Ulama pertama atau yang ke-1, lalu ada Ijtimak Ulama ke-2.”
Kekurangberadaban Prabowo terhadap ulama ini, disebut Damai, dapat dilihat dari keputusannya menunjuk Sandiaga Uno sebagai calon wakil presidennya.
“Maka jelas,” sambung Damai, “kami 212 sesuai fakta sejarah, tidak atau bukan tunduk kepada PS melainkan kepada para ulama di bawah imam besar kami, Habib Rizieq Shihab yang ada di Kota Suci Mekah.”
Terkait hal ini, Novel Bamukmin mengeluarkan pernyataan bahwa PA 212 akan segera menggelar Ijtima Ulama 4 pada bulan Agustus mendatang. Meski disebut menolak rekonsiliasi, sikap PA 212 akan diputuskan secara lebih matang melalui Ijtima Ulama 4.
Bahasan utama Ijtima Ulama 4 tetaplah terkait dengan status Habib Rizieq Shihab, pemimpin FPI alias Front Pembela Islam. Diskusi lebih lanjut akan dilaksanakan untuk memutuskan apakah pihak PA 212 masih perlu meminta bantuan Prabowo Subianto terkait kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia.
Tak lupa, Ijtima Ulama 4 ini juga akan mengangkat kembali bahasan perihal kecurangan yang TSM alias terstruktur, sistematis, dan masif dalam Pilpres 2019, sekaligus perihal tewasnya sejumlah orang dalam kerusuhan 22 Mei, dan kriminalisasi ulama.
Wah, sungguh semangat yang luar biasa dari PA 212: kalau ada masalah, langsung didiskusikan untuk membuat keputusan bersama.
Nggak kayak kamu; ada masalah, eh langsung menghilang dan melarikan diri. (A/K)