Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Dengan atau Tanpa Rangga, Berlebaran di Amerika Itu Asyik

Inraini Fitria Syah oleh Inraini Fitria Syah
11 Juli 2016
A A
Dengan atau Tanpa Rangga, Berlebaran di Amerika Itu Asyik

Dengan atau Tanpa Rangga, Berlebaran di Amerika Itu Asyik

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Biarpun Rangga sukses memanipulasi satu purnama Jakarta-New York menjadi belasan tahun menunggu buat Cinta, bukan berarti bulan puasa di Amerika juga berbeda ratusan purnama dengan di Indonesia.

Meski Ramadan kali ini jatuh pada saat musim panas dan memanjang hingga 16,5 jam, hal tersebut jauh lebih mudah dijalani daripada saat tahu Rangga syuting AADC 2 di New York dan saya tidak bisa menyambangi demi sekadar sebuah foto profil. Tapi, sudahlah, saya sudah move on, sambil menunggu siapa tahu ada syuting AADC 3, dan Rangga butuh Cinta yang baru. Saya siap. Eh.

Sebenarnya saya bukan mau curhat soal Rangga, meski salah satu motivasi saya melanjutkan study ke Amerika dan memilih New Jersey–yang hanya setengah jam dari New York–tak lepas dari memegang teguh harapan suatu saat melihat Rangga lagi jalan di tergesa Manhattan, lalu kita saling berpandangan, terpaku sesaat, terus Rangga dengan bahagia berkata: “Hai, kamu dari Indonesia ya? Bisa tolong anterin saya nyari nasi Padang?”

Lalu saya kemudian tinggal kontak Mira Lesmana untuk adegan berikutnya. Oke, abaikan.

Ini kali pertama saya berlebaran di negeri Donald Trump, eh Paman Sam. Dan di antara kerinduan akan suasana Idul Fitri di Indonesia, atau mungkin karena saya tak kunjung bertemu Rangga, saya bisa menjadi lebih bijak dengan tidak mencemburui Cinta lagi. Eh salah, maksud saya, dengan menemukan hal-hal indah berhari raya yang hanya bisa ditemui di Amerika.

Pertama. Tak perlu risau memikirkan pulang kampung.

22 jam penerbangan, ditambah harga tiket yang musti pake dolar, dan duit beasiswa yang pas-pasan (buat dipake keliling Amerika), tidak memungkinkan untuk mudik ke kampung halaman. Jadi, saya atas nama (pribadi) mahasiswa Amerika, tak perlu terjebak macet di sepanjang Pantura dan menambah arus kendaraan. Pemerintah harusnya mengucapkan terima kasih kepada saya.

Kedua. Tak perlu berencana memperpanjang cuti kerja atau kuliah.

Kalau di Indonesia, beberapa bulan sebelum Lebaran sudah mulai menghitung-hitung berapa hari libur, berapa hari mudik, berapa hari bisa memperpanjang libur, jurus apa buat merayu atasan agar bisa masuk terlambat beberapa hari, alasan apa yang kira-kira masuk akal, meski tetap kurang kreatif dan itu-itu lagi.

Di sini beda. Nggak usah risau, karena nggak ada libur sama sekali. Bisa minta izin sih, pasti dikasih. Sehari.

Ketiga. Bersih-bersih dan menata Rumah.

Alhamdulillah. Di sini cuma punya satu kamar kecil. Teman-teman mahasiswa yang lain juga palingan cuma punya apartemen mini gitu. Jadi lebaran nggak lebaran ya gitu-gitu juga. Terbayang kalau di Indonesia. Saya biasa diomelin sampai kaca jendela bersih mengkilap. Demikian hikmah anak saleh di negeri rantau.

Keempat. Nggak ada pengeluaran tambahan untuk baju baru. Mukena baru. Sandal dan sepatu baru. Cukup memiliki hati yang baru. Luar biasa.

Kelima. Masak.

Iklan

Ini nih, yang saya doyan. Satu-satunya yang bisa menandingi pesona Rangga. Masakan Indonesia. Tapi saya senang makannya. Tidak masaknya. Dan itu kebahagiaan berikutnya di Amerika.

Nggak perlu berdesakan di pasar yang membludak sejak beberapa hari menjelang Lebaran. Nggak usah nyusun menu ini itu. Nggak perlu pula menghabiskan waktu berjam-jam di dapur demi menikmati hidangan Lebaran. Cukup dolan ke rumah teman Indonesia yang berbaik hati open house teruntuk mahkluk pencinta ketupat dan rendang tapi malas masak seperti saya. Kelar. Namanya silahturahmi.

Keenam. Terhindar dari bahaya laten komunis. Eh salah: bahaya kolesterol.

Ini beneran, lho. Coba hitung berapa banyak kolesterol yang merasuki tubuh selama Lebaran di Indonesia? Berapa kental gumpalan santan? Lebih mencekam dari kenangan mantan.

Di sini, nggak usah khawatir. Nggak banyak rumah yang bisa disambangi. Palingan yang open house hanya segelintir orang-orang yang keluhurannya setaraf dewa-dewi. Selebihnya kayak sayalah. Bergentayangan nyari makanan gratis.

Udah gitu, jarak satu rumah ke rumah lain ya jauh. Harus naik bus, naik train, naik path, naik subway, jalan kaki, lari-lari kecil. Ya, namanya juga usaha. Dan meskipun kami sowan-nya ke New York dan sekitar, mohon jangan samakan dengan si anu, ya. Tidak pernah itu, kami minta antar-jemput dari KJRI New York. Tapi mungkin lain kali bisa dicobatanyakan ya. Siapa tahu. Namanya juga usaha.

Ketujuh. Terhindar dari melewatkan salat Ied.

Di sini, sholat Ied-nya ada 2 atau 3 shift, tergantung kapasitas masjid yang digunakan. Jadi, ya, kalau telat di shift pertama, masih bisa sholat di shift berikutnya. Nggak perlu menunggu ratusan purnama, eh Syawal berikutnya.

Kedelapan dan yang paling penting.

Buat kamu-kamu yang jomblo garis keras lagi melankolis bin sensitif, lebaran di Amerika benar-benar akan menjadi surga, karena nggak bakalan ada yang nanyain kapan nikah. Kecuali kamu salatnya bareng teman-teman Indonesia terus sungkem dan berburu opor ayamnya (pasti) ke rumah orang Indonesia juga. Niscaya tak ada yang bisa menyelamatkanmu dari neraka kapan nikah.

Kesembilan. Sekian. Salam buat Rangga, eh buat keluarga dan semua saudara di Indonesia.

West St, New York, 8 Juli 2016

Terakhir diperbarui pada 18 Juni 2017 oleh

Tags: AADCAADC 2amerikaHari RayaIdul FitriRangga
Inraini Fitria Syah

Inraini Fitria Syah

Artikel Terkait

Perang Dunia 3 Bukti Manusia Adalah Bajingan Maniak Perang MOJOK.CO
Esai

Perang Dunia 3 Menjadi Bukti Manusia Adalah Bajingan Maniak Perang yang Tidak Belajar dari Kehancuran karena Perang Dunia

24 Juni 2025
SOBSI dan Kisah Perjuangan Buruh Mendapatan THR
Video

SOBSI dan Kisah Perjuangan Buruh Mendapatan THR

5 April 2025
Nekat Ikut Lomba Mirip Nicholas Saputra meski Wajah Dibilang Mirip Fufufafa. MOJOK.CO
Aktual

Nekat Ikut Lomba Mirip Nicholas Saputra meski Wajah Dibilang Mirip Fufufafa

15 November 2024
Tak Bisa Bikin Ketupat Di Desa Manggar Rembang Dapat Hukuman Mengerikan MOJOK.CO
Ragam

Tak Bisa Bikin Ketupat di Desa Manggar Rembang Dibayangi ‘Hukuman Mengerikan’

10 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.