Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Tiga Acara Televisi yang Harus Ditonton Jokowi dan Prabowo

Muhammad Zaid Sudi oleh Muhammad Zaid Sudi
16 Februari 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Setidaknya, ada tiga acara televisi yang seharusnya tidak dilewatkan, baik oleh Jokowi maupun Prabowo. Malah kalau perlu, dimasukkan ke agenda kerja mereka saja!

Makin mendekati Pemilu seperti sekarang ini, agenda pasangan Jokowi maupun Prabowo pasti makin padat: kampanye, rapat, menghadiri undangan, melakukan kunjungan, mempersiapkan debat, dan urusan-urusan penting lainnya. Jangankan menonton televisi, tidur saja saya kira mereka harus mencuri-curi waktu.

Lagi pula banyak acara di televisi kita yang rasanya tidak relevan dengan kepentingan Jokowi dan Prabowo. Infotainment dengan kasak-kusuknya, Janji Suci Raffi Ahmad dan Gigi, kehebohan di Rumah Uya, ajang pencarian bakat musik, tingkah alay para vlogger, atau sinetron-sinetron yang sampai ratusan episode. Acara-acara begitu, sih, cocoknya buat orang kayak saya yang punya waktu melimpah untuk disia-siakan!

Namun, bukan berarti tidak ada acara tivi yang penting buat calon pasangan presiden Indonesia tercinta ini. Dalam pengamatan saya, setidaknya ada tiga acara yang seharusnya tidak dilewatkan baik oleh Jokowi maupun Prabowo. Malah kalau perlu, dimasukkan ke agenda kerja mereka saja. Jam tayangnya juga relatif jauh dari jadwal normal kantor. Jadi, keputusannya hanya bergantung pada ada atau tidaknya political will dari kedua pasangan tersebut.

Ketiga acara tersebut adalah Menembus Mata Bathin, Rahasia Batin, dan Siraman Qolbu.

Menembus Mata Bathin adalah versi baru dari  serial Karma yang dibintangi oleh Roy Kiyoshi. Sebelumnya, Karma tayang setiap hari pada pukul 23.00 WIB-sampai 2.00-an pagi. Pernah ada putusan haram untuk acara ini karena isinya dianggap mengumbar aib dan bernuansa kahin. Tapi, acara ini makin populer, bahkan sampai dibikin versi sinetronnya.

Acara Karma juga sempat beberapa saat berhenti ketika, katanya, Roy menjalani operasi plastik dan kini muncul kembali dengan konsep dan judul baru, Menembus Mata Bathin. Saya sering nonton bareng-bareng temen waktu ronda.

Pada pukul 23.00 juga, ada acara Rahasia Batin. Kontennya hampir sama dengan acara yang diasuh oleh Roy, hanya metode penanganannya berbeda. Bintangnya adalah seorang ustaz, yaitu Ustaz Dhanu, yang dipandu oleh Robby Purba, mantan partner Roy Kiyoshi di Karma.

Sementara itu, acara Siraman Qolbu dapat disaksikan setiap pagi pada pukul 05.00-06.45 WIB. Pengisi acaranya juga Ustaz Dhanu yang ditemani oleh Irfan Hakim. Pesertanya adalah jamaah majelis taklim. Acara ini lebih cair. Ada canda dan tawa para jamaah yang mayoritas ibu-ibu. Pakaian mereka juga lebih meriah. Tidak serba gelap seperti dua acara sebelumnya. Dalam acara ini, siraman qalbu berupa tausiyah singkat diberikan oleh sang Ustaz. Selebihnya adalah pengobatan.

Karena Pak Jokowi atau Prabowo pasti tidak ada tugas ronda, dua acara pertama mungkin bisa ditonton sehabis lembur rapat atau menjelang istirahat. Satu acara lainnya bisa dinikmati sehabis subuhan sembari nyeruput kopi.

Bukan soal bagaimana tampilan Roy Kiyoshi pasca operasi atau bagaimana sang indigo ini memvisualkan makhluk halus yang mengganggu partisipan dan membantu memecahkan masalah mereka yang perlu diketahui oleh Jokowi atau Prabowo dari acara tersebut. Tidak juga tentang bagaimana Ustaz Dhanu mengatasi orang kesurupan atau mengusir jin dan dajjal dari diri para narasumber akibat ilmu-ilmu syirik yang menitis atau pernah mereka jalani. Hal-hal seperti itu jelas bukan materi urgen untuk kampanye dan tidak bakal ditanyakan oleh KPU dalam sesi-sesi debat nanti.

Persoalan yang diadukan oleh para narasumber atau partisipan dalam ketiga acara tersebut rata-rata hampir sama; efek pesugihan, pengaruh pelet, santet, teluh, sihir, guna-guna, penglarisan, dan sejenisnya. Sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan politik atau negara karena semuanya melibatkan jin, siluman, dan makhluk-makhluk astral lainnya. Tapi justru di situlah letak pentingnya acara ini.

Sebagai orang yang bekerja untuk kepentingan masyarakat, Jokowi atau Prabowo mungkin bisa bertanya di mana peran negara dalam kehidupan orang-orang ini. Mengapa, misalnya, di negeri yang gemah ripah loh jinawi, sampai-sampai ibarat kata “kail dan jala cukup menghidupimu” ini, orang lebih memilih datang ke gua-gua gelap untuk mencari pesugihan? Apakah tangan-tangan negara tidak menjangkau mereka untuk memberikan bantuan?

Kita mungkin bisa menduga-duga bahwa semua itu karena keserakahan, kebodohan, kepicikan, kegelapan hati, dan pikiran dari terang ilmu dan iman. Tapi bisa juga semua itu terjadi karena mereka merasa tidak ada pilihan lain. Negara terlalu jauh, sementara jin dianggap bisa jadi alternatif praktis dengan persyaratan yang tidak seribet birokrasi kita. Misalnya begitu.

Iklan

Nah, dengan menonton ketiga acara tersebut, barangkali akan muncul inisiatif kebijakan negara yang lebih berpihak dan menyentuh hingga lapisan masyarakat terbawah. Dengan begitu, kehadiran negara benar-benar dapat dirasakan tidak hanya saat menjelang Pemilu.

Tapi kalau Jokowi atau Prabowo kemudian tertarik untuk mengirim para pendukungnya yang suka bicara ngaco dan menyakiti ke acara tersebut juga boleh saja. Ya, siapa tahu mereka memang sedang kesurupan demit.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: acara televisijokowikampanyeKarmaMenembus Mata BathinpemiluprabowoRoy Kiyoshi
Muhammad Zaid Sudi

Muhammad Zaid Sudi

Kadang penulis, kadang penerjemah, kadang guru ngaji. Tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO
Esai

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.