Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Sleman Semakin “Jedag-Jedug”: Dulu Surga Wisata Sekarang Mulai Menjadi Sarang Hiburan Malam

Wachid Hamdan Nur jamal oleh Wachid Hamdan Nur jamal
20 September 2024
A A
Sleman Jedug-Jedug Dari Surga Wisata ke Sarang Hiburan Malam MOJOK.CO

Ilustrasi Sleman Jedug-Jedug Dari Surga Wisata ke Sarang Hiburan Malam. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Pemerintah Sleman yang terlihat pasif

Wilayah yang semula ayem, mendadak “jedug-jedug” tambah banyak masalah. Mulai dari pembangunan tol yang makin merusak jalan, debu yang sangat mengganggu, hingga klitih yang masih saja terjadi dan tidak ada penanganan berarti dari pemerintah kabupaten. Eh, sekarang tempat hiburan malam malah menjamur.

Sebenarnya Pemerintah Kabupaten Sleman tahu fakta lapangan ini nggak, sih? Masyarakat sudah pada mangkel ini!

Ancaman kepada pergeseran moral anak muda Sleman dan pemerintah sangat lambat bekerja

Tapi, tunggu dulu, warga asli Sleman bukan tanpa suara. Ibarat tetangga sebelah yang mendadak bikin karaoke liar sampai pagi, masyarakat setempat mulai resah. 

Bukan cuma soal suara bising hingga tengah malam, ada juga dampak sosial yang menyertainya. Ada kekhawatiran soal pergeseran moral, terutama bagi generasi muda Sleman yang melihat “kebebasan” ini sebagai norma baru. 

Belum lagi, pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba di sekitar tempat hiburan malam. Ini sudah mulai menjadi kekhawatiran yang nyata bagi banyak orang tua.

Yang bikin heran, kok sepertinya Pemerintah Kabupaten Sleman ini sangat lambat menangani fenomena ini. Yah, kita sama-sama tahu, hiburan malam nggak sedikit membawa cuan. Bisnis kafe dan bar ini memang menguntungkan bagi pemiliknya. Apalagi ada fenomena membuka lapangan kerja baru di daerah tersebut. 

Makanya, wajar saja kalau “ada yang merasa serba salah”. Di satu sisi, warga ingin kedamaian dan ketertiban. Namun, di sisi lain, ada roda ekonomi yang terus berputar dan sulit dihentikan.

Fakta bahwa banyak dari tempat-tempat hiburan malam ini dikelola dengan lisensi yang “abu-abu” juga jadi polemik. Alih-alih mendapatkan pengawasan ketat, mereka malah sering bebas beroperasi hingga subuh. 

Apakah ini berarti Pemerintah Kabupaten Sleman lebih mementingkan ekonomi daripada ketenangan, norma, dan akhlak warganya sendiri? Sulit menjawabnya dengan pasti. Namun, yang jelas, isu ini sudah lama jadi keluhan warga Sleman. Mau didiamkan saja?

Warga rindu malam-malam yang tenang

Ironis memang. Sleman yang dulu tenang dan dikenal sebagai daerah wisata edukasi serta budaya, sekarang makin ramai oleh deru dentuman musik dan gelak tawa yang entah sampai kapan akan berhenti. 

Mungkin memang betul, setiap perubahan pasti ada konsekuensinya. Masyarakat Sleman sekarang menghadapi sebuah “dilema”. Mau menikmati keuntungan ekonomi atau mempertahankan nilai-nilai ketenangan yang dulu begitu dijaga. Yang jelas, suara malam ini makin kencang. Entah siapa yang mau dan akan menekan tombol mute-nya.

Apakah Sleman akan tetap menjadi pusat hiburan malam baru di Jogja? Atau ini cuma fase yang akan mereda? Kita tunggu saja, sembari terus mendengarkan suara dari warga yang masih merindukan malam-malam tenang di bawah bintang-bintang Sleman Sembada.

Penulis: Wachid Hamdan Nur Jamal

Editor: Yamadipati Seno

Iklan

BACA JUGA Nasib Warga Prambanan Sleman, Terasing dari Kabupatennya Sendiri dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 20 September 2024 oleh

Tags: Jogjakabupaten slemankafe dan bar di slemanliquid kronggahanliquid slemanpemkab slemanslemanUGMuny
Wachid Hamdan Nur jamal

Wachid Hamdan Nur jamal

Musafir pencari jalan terang.

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO
Ragam

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Sarjana nganggur digosipin saudara. MOJOK.CO

Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

22 Desember 2025
Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan MOJOK

Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

21 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.