ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Silvio Berlusconi Abadi Bersama Angka 3 di Universe AC Milan

Lahir dari kultur Italia, perilaku Berlusconi ini lumayan anomali. Sedari awal membeli AC Milan, Berlusconi sudah punya fetish terhadap sepak bola agresif dan menyerang.

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
13 Juni 2023
0
A A
Silvio Berlusconi Abadi Bersama Angka 3 di Universe AC Milan MOJOK.CO

Ilustrasi Silvio Berlusconi Abadi Bersama Angka 3 di Universe AC Milan. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Riposa in pace, Don Silvio Berlusconi. Kenangan akan namamu dan AC Milan adalah tentang kemegahan nama besar dan seksinya skandal sepak bola. 

Angka tiga sangat identik dengan AC Milan. Terutama Milan-nya Silvio Berlusconi. Tiga yang pertama datang pada akhir dekade 1980-an. 

Pertama, momen ketika Silvio Berlusconi datang dengan proposal penyelamatan aset negara Italia yang nyaris bangkrut kala itu: AC Milan. Klub yang sedang kere-kerenya itu diselamatkan dengan cara yang ekstrem pada periode 1986-1988.

Kedua, membajak Ruud Gullit dari PSV dengan menawari gaji tiga kali lipat lebih tinggi dari klub sebelumnya. Hal yang saat ini lumrah dilakukan klub kaya raya Manchester City atau Paris Saint Germain (PSG), tapi tidak kala itu. Praktik edan tersebut belum ada istilahnya. Pokoknya menjadi hal baru pada periode itu.

Media-media menyebut praktik semi-ilegal itu dengan sebutan Berlusconismo atau kurang lebih maksudnya adalah membajak pemain yang masih memiliki kontrak dengan klub lain. Dalam kasus ini, Phillips, atau perusahaan induk PSV yang dilobi oleh kubu Berlusconi. Dan berhasil. Inilah yang ketiga.

Trio Belanda, dinamo dominasi AC Milan

Gullit datang, sebentar kemudian Marco van Basten menyusul. Satu tahun kemudian, giliran Frank Rijkaard.

“Tiga” inilah yang lantas membuat AC Milan memporak-porandakan Italia dan Eropa. Mereka memperkenalkan wajah baru sepak bola Italia yang dulu kelewat pemalu dengan Catenaccio-nya. Milan-nya Berlusconi bersolek dengan megah dan atraktif.

Arrigo Sacchi, arsitek AC Milan terbaik sepanjang masa, bersaksi bagaimana keras kepalanya Berlusconi terhadap sepak bola dan kemegahan.

“Hal yang penting baginya selalu sama. Dia tak hanya ingin menang. Dia ingin menunjukkan kepada orang bahwa Anda bisa menang dengan bermain bagus—Anda bisa main bagus untuk menang.”

3 di puncak gunung sepak bola

Lahir dari kultur Italia, perilaku Berlusconi ini lumayan anomali. Sedari awal membeli AC Milan, Berlusconi sudah punya fetish terhadap sepak bola agresif dan menyerang. Arrigo Sacchi yang sudah dikenal dengan permainan pressing gila-gilaannya ketika di Parma, ditarik sekuat tenaga untuk mengarsiteki AC Milan oleh Berlusconi.

Hasilnya, Milan menjadi klub yang mengubah wajah sepak bola Italia. Dan Sir Alex Ferguson yang bilang begitu. “Sacchi mengubah mentalitas sepak bola Italia,” kata aki-aki yang hampir seumuran dengan Megawati itu.

Tiga tahun setelah Berlusconi membeli AC Milan, “tiga” selanjutnya muncul dalam penganugerahan Ballon d’Or 1988. 

Untuk kali pertama dalam sejarah. tiga rekan dari satu tim berada di urutan tiga pemain terbaik: van Basten-Gullit-Rijkaard. Kemegahan yang baru bisa disamai 22 tahun kemudian oleh Messi-Xavi-Iniesta-nya Barcelona.

Dinasti Maldini di AC Milan

Angka “3” selanjutnya datang dari nomor punggung seorang pemain: Paolo Maldini. Sang legenda membuat Thierry Henry, Jamie Carragher, dan Micah Richards seperti fangirl yang mendadak ingin khusnul khatimah di studio ketika disapa Maldini di saluran CBS Sport Golazo.

“Dia tahu namaku? Dia menonton acara kita? Dia mencintai acara kita?”

Henry yang elegan, Carragher yang keras, dan Richard yang pelawak itu henti-hentinya mengagumi diri sendiri karena merasa dikenal oleh seorang Paolo Maldini. Sosok inilah yang menjadi salah satu pondasi dinasti AC Milan Berlusconi. Tak berlebihan kemudian, nomor punggung “3” ini menjadi begitu sakral bagi milanisti di seluruh belahan dunia.

Kemampuan Berlusconi berhubungan baik dengan keluarga Maldini, baik melalui Cesare maupun Paolo, menjadikan klub ini semakin dicintai. Sebelum musim dinasti politik di Indonesia, Berlusconi sudah memperkenalkan sistem dinasti ini melalui sepak bola Italia. Dan—tentu saja—hasilnya sukses besar.

Bersama Maldini pula (plus arsitek Fabio Capello), AC Milan Berlusconi dibawanya tak terkalahkan selama 58 laga di Serie A. Rekor yang hanya bisa “didekati” oleh Arsenal 2002-2003.

Plus jangan lupa, Milan ini adalah AC Milan yang membantai Barcelona-nya Johan Cruyff dan Romario di final Liga Champions 1994.

3 yang menjadi petaka AC Milan

Dan untuk “3” terakhir, adalah tiga kejadian tidak mengenakkan yang terjadi secara berurutan. Kejadian yang bisa saja menjadi akhir dari detik-detik kemegahan AC Milan. 

Pertama, Zlatan Ibrahimovic pensiun. Pemain yang membawa mentalitas seekor singa ini memilih mengakhiri kariernya di San Siro. Pemain-pemain bermental liliput seperti Rafael Leao, Tomori, Kalulu, berhasil dipoles Zlatan menjadi singa-singa muda. Meskipun kadang masih sembrono, tapi setidaknya jadi lebih berani punya inisiatif. 

Poinnya, sejak kedatangan Zlatan, pemain-pemain AC Milan makin lebih berani daripada sebelumnya. Pemain imigran Balkan yang urakan ini, ternyata punya manfaat besar. Tidak melalui otot kakinya yang sudah mulai mengerut itu, tapi melalui otot-otot di lidahnya dan muncratan-muncratan motivasi menggelegarnya di ruang ganti.

Pasca-Zlatan mengumumkan pensiun dengan penuh air mata, Paolo Maldini yang jadi pondasi cinta banyak milanisti. Namun, secara tiba-tiba, dia dipecat oleh pemilik yang bahkan baru tahu kalau klub yang dibelinya sudah juara Liga Champions tujuh kali (tolol kau, Gerry Cardinale!).

Kedua, pemecatan Paolo Maldini yang menggerus rasa kepercayaan milanisti sedunia terhadap AC Milan. Cardinale membuat pemilik seperti Berlusconi menjadi terkesan begitu istimewa. Kegoblokan-kegoblokan Cardinale ini, semakin membuat milanisti merindukan sosok Berlusconi.

Sosok yang tidak hanya menggelontorkan AC Milan dengan duit, gelar, dan filosofi bermain yang atraktif, tapi juga memberikan kecintaan buta tanpa henti. Sosok pemilik yang dari dulu sampai sekarang juga merupakan seorang milanisti.

3 terakhir: selamat jalan, Don Silvio

Sayangnya, milanisti mungkin jauh akan lebih bersedih lagi ketika harus menerima kenyataan bahwa sudah tidak ada lagi Berlusconi di dunia ini. Dan tidak ada lagi Berlusconi kedua, apalagi Berlusconi ketiga di universe ini.

Sosok yang mungkin akan berkata ke kami semua melalui pantat karoseri truk di pinggiran Kecamatan Milan, sambil terkekeh sinis: “Piye kabare, Milanisti? Iseh penak jamanku to?”

Penulis: Ahmad Khadafi

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA AC Milan Adalah Puisi Paling Sedih di Sejarah Serie A dan kisah mengharukan lainnya di rubrik ESAI.

Terakhir diperbarui pada 13 Juni 2023 oleh

Tags: AC MilanBerlusconiItaliaMaldinimilanSerie Azlatan
Iklan
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Kegilaan Cinta Sejati di Napoli: Antara Sepak Bola dan Maradona MOJOK.CO
Esai

Menyaksikan Kegilaan Cinta Sejati di Kota Napoli: Antara Copet, Kota Bau Pesing, Sepak Bola, dan Maradona

31 Desember 2024
Elena Ricchitelli: Belajar Bahasa dan Sastra Arab untuk melawan Islamofobia
Movi

Elena Ricchitelli: Belajar Bahasa dan Sastra Arab untuk melawan Islamofobia

6 Februari 2023
Giant Killer Di Serie A: Udinese, Atalanta, Dan Napoli
Movi

Giant Killer di Serie A: Udinese, Atalanta, dan Napoli

22 September 2022
gedung dprd diy mojok.co
Kilas

Wakil Rakyat Jogja Studi Banding ke Italia demi Pengembangan Pariwisata

2 Juni 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bus ekonomi Mira, saksi perantau Surabaya nekat ke Jogja tanpa bekal apa-apa buat cari kerja. Tujuh jam menderita dengan kerandoman penumpang MOJOK.CO

Naik Bus Mira karena Pengin Nikmati Perjalanan dengan Harga Murah, Malah Menderita karena “Keanehan” Penumpangnya

16 Juni 2025
UGM Kampus Terbaik yang Nggak Punya Dosen Problematik MOJOK.CO

Kuliah di Kampus Besar Seperti UGM Bukan Hanya Soal Gengsi, Salah Satunya Cari Aman dari Dosen Problematik

17 Juni 2025
mahasiswa kkn.MOJOK.CO

Dapat Kelompok KKN “AFK” dan “Nggak Napak Tanah” Itu Seburuk-buruknya Nasib: Merepotkan Teman dan Warga Cuma Demi Nilai A

17 Juni 2025
Bukan Janji, Tapi Jalan : 100 Hari Pertama Masa Kepemimpinaan Wali Kota Solo

PutCast Live on Stage Spesial 100 Hari Pertama Masa Kepemimpinan Pasangan Wali Kota Solo Respati Ardi dan Astrid Widayani

13 Juni 2025
POCO X5 5G Nggak Jelek, cuma Nggak Tahu Malu Aja MOJOK.CO

POCO X5 5G Bukan Hape Jelek karena Pernah Menyandang Status Price to Performance, tapi Cuma Nggak Tahu Malu Aja

18 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.