Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Seruan untuk Emak-emak Muda: Nikmatilah Duniawi Jangan Salahkan Jokowi

Rani Tyas Budiyanti oleh Rani Tyas Budiyanti
26 Februari 2016
0
A A
Seruan untuk Emak-emak Muda: Nikmatilah Duniawi Jangan Salahkan Jokowi

Seruan untuk Emak-emak Muda: Nikmatilah Duniawi Jangan Salahkan Jokowi

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Beberapa hari ini, bermacam-macam cara, teknik, dan teori parenting berseliweran di linimasa medsos saya lengkap dengan plus-minusnya. Maklumlah, kebanyakan friendlist saya memang sepantaran dengan saya yang notabene masih Mahmud Abas (Mamah Muda Anak Baru Satu). Bisa dibilang masih galau-galaunya mencari jati diri sebagai ibu yang sejati.

Berbagai teori parenting dari sisi psikologi, agama, adat, kebiasaan, semuanya diulas tuntas, lengkap dengan seminar dan workshopnya. Ajaibnya, para Emak-emak ini suka sekali menonjolkan praktek parentingnya dan menganggap bahwa teori parenting yang lain enggak oke bagi dia. Walhasil, jadinya seringkali muncul komentar-komentar pedas yang baper hingga pada akhirnya perang status di sosial media mirip perang Baratayudha.

Ada lagi, Emak-emak yang langsung hopeless gegara anaknya nggak seperti anak emak yang lainnya.

“Saya udah nerapin teori parenting yang sama, tapi kok si Dedek tetep aja tantrum ya, padahal Bu ‘B’ berhasil lho…”

“Wah, Ibu mesti enggak sabar, mesti enggak bla bla bla…”

Dan sang Emak hanya tertunduk. Merasa gagal lah dia. Itu hanya sebagian kecil dari masalah anak, tantrum. Belum lagi seabrek masalah lainnya.

Kadang saya heran juga, hebat juga Emak-emak jaman dulu. Belum banyak teori parenting, seminar, workshop seperti jaman sekarang. Tapi tak sedikit yang berhasil mengantarkan anaknya ke gerbang kesuksesan, padahal anak tak hanya satu, tetapi banyak jumlahnya.

Hingga kemudian, muncullah primadona baru bagi Emak-emak muda, yaitu sosok ibu dengan anak tiga, empat, atau bahkan lima, tanpa satu pun pembantu rumah tangga, dan tetap mampu mengurus anak-anaknya dengan lincah dan luar biasa. Ia dielu-elukan, dijadikan role model, diikuti setiap postingan, video, dan seminarnya. Padahal bagi wanita jaman dulu hal itu sudah sangat biasa.

Emak saya sendiri kadang hanya tertawa ketika saya menegur beliau yang mengucapkan kata “jangan” ke anak saya yang tak lain adalah cucunya sendiri dan memberi alternatif kata larangan yang lain. “Di teori yang saya baca nggak boleh gitu Ma, nanti anak jadi nggak kreatif.” Tapi nyatanya, idealisme itu berubah ketika pelajaran Bahasa Indonesia yang akan anak dapatkan di pendidikan SD mendatang yang mengajarkan kalimat larangan efektif dan efisien dengan kata “Jangan!!”. Ternyata baru saya sadari, yang utama adalah konsep melarangnya mau pakai kata “no, tidak, wait, jangan, yes…” tapi jika diucapkan dengan nada tinggi sembari menggelengkan kepala, tetap saja melarang anak.

Atau di lain waktu saya juga menegur lagi ketika emak saya memukul batu yang membuat anak saya tersandung dan terjatuh. “Jangan gitu Ma, kata teori parenting yang saya baca, sikap seperti itu bisa menyebabkan anak punya sifat displacement, menyalahkan orang lain atau keadaan jika suatu hari ada masalah.”

Entah benar tidaknya teori itu. Kadang saya hanya berasumsi, jika teori ini mungkin sesuai dengan apa yang terjadi pada bangsa Indonesia saat ini yang ketika miskin, jatuh, bingung, pusing, selalu berteriak #SemuaSalahJokowi. Apapun yang terjadi, semua salah Pak Jokowi.

Lagi-lagi emak saya tertawa “semoga istiqomah ya,” sambil berlalu membawa gagang sapu. Saya sendiri hanya melongo, apa yang salah?

Hingga suatu hari, semuanya terjawab ketika emak saya memergoki saya yang marah-marah gegara enggak sabar ngadepin anak tantrum. “Sudah baca teori parenting belum? Bagaimana bisa ngajari anak untuk nggak tantrum, kalau emaknya nggak belajar anger management!” Hiks… Bener juga

Sing semeleh, ngurusi bocah ora mung setaun rong taun, (yang sabar, mengurus anak tak cuma setahun dua tahun) Tapi hingga akhir hayat nanti.

Ya, untuk saya dan para Emak-emak muda lainnya mungkin akan tetap belajar menjadi ibu sejati, tetapi bukankah butuh banyak energi? Jangan dihabiskan untuk saat ini hanya untuk memperdebatkan teori mana yang paling sesuai, memaksakan penerapan ke anak tapi tak menikmatinya, menjejali anak dengan kurikulum yang tiada duanya. Mungkin tak ada salahnya kita selalu ingat wajah polos sang anak ketika tertidur lelap yang seolah-olah berkata:

“Emak, jangan galau, jangan pusing, dikeloni emak saja aku udah bahagia.”

Terakhir diperbarui pada 22 Juni 2017 oleh

Tags: anakEmak-emakmamah mudaorang tuaparenting
Iklan
Rani Tyas Budiyanti

Rani Tyas Budiyanti

Artikel Terkait

emak-emak, jogja memanggil.MOJOK.CO
Aktual

Aksi Jogja Memanggil: Saat Emak-Emak Sudah Turun ke Jalan, Tandanya Negara Sedang Tak Baik-baik Saja

20 Februari 2025
Hasto Wardoyo batasi penjualan miras di Yogyakarta karena kasus penusukan santri krapyak. MOJOK.CO
Kilas

Gerombolan Pemuda Mabuk Tusuk Santri Krapyak, Hasto Minta Penjualan Miras Dibatasi

26 Oktober 2024
Cerita Emak-Emak Joki Game Online AQW, 24 Jam menatap Komputer Demi Menghidupi 2 Anak Seorang Diri.MOJOK.CO
Sosok

Cerita Emak-Emak Joki Game Online AQW, 24 Jam menatap Komputer Demi Menghidupi 2 Anak Seorang Diri

13 Agustus 2024
Benarkah Jogja Cocok Ditinggali Oleh Para Pensiunan yang Ingin Menghabiskan Masa Hidupnya?
Movi

Benarkah Jogja Cocok Ditinggali Oleh Para Pensiunan yang Ingin Menghabiskan Masa Hidupnya?

17 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Kuliner Magelang yang Jarang Disantap dan Dihindari Warga Lokal

5 Kuliner Magelang yang Jarang Disantap dan Dihindari Warga Lokal

9 Juli 2025
Cangkringan, Kecamatan Paling Cantik di Sleman (Foto oleh Mohammad Sadam Husaen)

Klub Bahagia Cycling Comedy (BCC) Menembus Cangkringan Sleman, Kecamatan yang Cantik di Bawah Gunung Merapi

10 Juli 2025
Demokrasi Dikumandangkan di Atas Mimbar, Tapi Perlawanan Diancam dari Balik Seragam

Demokrasi Dikumandangkan di Atas Mimbar, Tapi Perlawanan Diancam dari Balik Seragam

8 Juli 2025
jurusan pariwisata. mojok.co

Kuliah di Jurusan Pariwisata Tak Semenyenangkan Kelihatannya, Niat Santai Malah Terbantai

3 Juli 2025
promo ojol, driver ojol.MOJOK.CO

Cerita Para Penikmat Promo Ojol yang Bertahan Hidup dari Potongan Harga

7 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.