Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Mari Kita Sambut: Para Pemuda Kekinian Harapan Bangsa!

Arman Dhani oleh Arman Dhani
29 Oktober 2015
A A
Mari Kita Sambut: Para Pemuda Kekinian Harapan Bangsa!

Mari Kita Sambut: Para Pemuda Kekinian Harapan Bangsa!

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Perayaan Sumpah Pemuda dalam banyak hal sebenarnya adalah perayaan yang sepi makna. Ia tidak lagi bisa dimaknai sebagai sebuah peristiwa sejarah penting, namun hanya sekedar peringatan kosong tentang pertemuan pemuda-pemuda galau yang entah apa maknanya kini.

Apa sebenarnya Sumpah Pemuda itu? Apakah ia benar-benar pertemuan pemuda yang mengikat janji atau hanya sekadar kongkow-kongkow anak muda biasa? Saya sendiri percaya Sumpah Pemuda adalah peristiwa toleransi, diselenggarakan di rumah orang Tionghoa, dalam satu sesinya mendengarkan lagu Indonesia Raya yang dikarang oleh seorang Ahmadiyah. Mazhab, keyakinan, agama, bahkan identitas suku tidak pernah penting. Semua lebur dari semangat kebersamaan.

Hari ini? Boro-boro dengerin, ada masjid Ahmadiyah aja disegel.

Bangsa ini gemar melupakan sejarah, tapi tidak hobi melupakan utang. Sejarah Sumpah Pemuda dianggap sebagai momen kebangsaan, momen bersatunya bangsa-bangsa di nusantara menjadi satu kesatuan nasion. Ya ini bisa saja bohong, bisa saja tidak. Lha gimana, mau ngomong persatuan kok tiap ada perbedaan dikit dianggap masalah. Satu hal yang jelas, Sumpah Pemuda itu terjadi karena inisiatif anak mudanya. Bangsa ini, maksud saya Indonesia, dibentuk dan didirikan oleh pemuda pemuda yang punya visi persatuan.

Untuk itulah, saya kira saat ini kita perlu kembali mencari figur baru dalam teladan. Sosok-sosok yang segar, yang berbeda, dan yang dekat dengan realita agar semangat Sumpah Pemuda, dalam hal ini semangat bersatunya para pemuda Indonesia, bisa jadi relevan dan bisa diterima publik. Para pemuda kekinian yang bisa mewarisi semangat Sumpah Pemuda dan mengaplikasikannya dalam kehidupan berbangsa.

Ini penting, lho. Mosok tiap Sumpah Pemuda yang diingat hanya Muhammad Yamin. Itupun karena samar-samar mukanya mirip Gajah Mada.

Tokoh-tokoh anak muda ini haruslah yang sudah jelas punya prestasi mentereng dan membanggakan. Kriterianya bisa kita susun bersama, seperti memiliki prestasi yang tidak ada duanya, memiliki SIM C, bersedia ditempatkan di mana saja, berpenampilan menarik, mampu bekerja dalam tim, dan yang paling penting punya konsistensi terhadap satu hal.

Eh, bentar, itu tadi bukannya kriteria jadi karyawan?

Ah, intinya yang penting kamu punya followers lebih dari 20.000 orang, sudah pernah traveling ke Machu Pichu, pernah mengisi penuh danau UI dengan air mata, atau sudah punya sesuatu yang bisa dibanggakanlah pokoknya.

Berikut daftar pemuda berprestasi yang saya susun agar sekiranya bisa kita jadikan sebagai idola baru.

  1. Berto Tukan

Berto Tukan adalah wujud subtil dari pepatah klasik Burkina Faso, “Wajah Rambo Hati Rinto”. Dengan wajah yang demikian gahar, brutal, penuh ancaman, dan juga keji, Berto adalah sosok sensitif yang penuh dengan kebaikan. Pernah bercita cita menjadi pelayan Tuhan, namun gagal karena ingin melayani manusia. Pria asal Indonesia timur ini menggemari sastra dan juga berkebun, lho. Saya kira, ia layak menjadi teladan para pemuda-pemudi Indonesia hari ini.

Bagaimana tidak, meski mukanya lebih mirip tukang jagal, hatinya bersih seperti label halal.

Sebagai salah satu editor dari Indoprogress, bung Berto tentu memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai studi Marxis dan hal-hal sunyi. Tidak tanggung-tanggung, untuk memaknai kesepian dan kesendirian, selama studi S2 tentang Walter Benjamin dan kaitannya dengan spanduk penutup warung pecel, ia rela menghabiskan waktu dalam kejombloan. Meski demikian, bung Berto yang kini sudah selesai menyusun tesis sedang sibuk mendalami makrifat melalui Tinder.

  1. Eddward Samadyo Kennedy

Tokoh kita yang satu ini jelas tidak perlu diperkenalkan lagi. Kak Edo, begitu ia disapa, adalah penulis buku laris Sepak Bola Seribu Tafsir. Sebagai penggemar berat serial Boku no Pico, pria tampan dan gagah perkasa ini tentu memiliki banyak prestasi. Apa saja itu? Salah satunya berkaitan dengan air dan yang lainnya berkaitan dengan tulis-menulis. Sebagai penulis, Kak Edo telah menginspirasi banyak golongan. Mau yang kanan atau yang kiri. Dari yang hetero, sampai yang homo. Lebih dari itu, ia merupakan salah satu fans Superman Is Dead yang baik dengan selalu memakai baju xRMBLx yang asli.

Iklan

Lantas apakah prestasinya yang berkaitan dengan air? Tahukah Anda jika air laut dulu rasanya tawar, namun berkat Kak Edo ia menjadi asin? Tahukah Anda, dahulu danau UI itu kering-kerontang, namun karena Kak Edo ia menjadi penuh? Tahukah Anda jika sungai Ciliwung dulunya tidak sebesar sekarang, namun berkat kak Edo ia menjadi sungai yang hidup dan menghidupi?

Tahukah Anda mengapa ada air terjun Niagara? Ya tentu saja karena itu ciptaan Allah.

  1. Bilven Rivaldo Gultom

Saat ribut-ribut pemberedelan diskusi mengenai isu Tragedi 65 yang rencananya diselenggarakan oleh Ubud Writers Festival, saya hanya dan hanya kepikiran satu nama: Bilven Rivaldo Gultom. Pria yang tampak matang di usianya yang baru menginjak 20-an ini telah menjadi sosok radikal yang paling disegani di kelurahannya. Bersama Ultimus, sebuah usaha kolektif toko buku, Bilven konsisten mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memahami sejarah masa lalu dan berternak lele.

Konon, pada medio Desember 2006, Bilven pernah mengadakan diskusi bersama Marhaen Soepratman tentang pemikiran kiri. Acara itu bubar, tentu saja. Bilven bahkan sempat mengalami ancaman, tapi ia berani pasang badan untuk diskusi itu meski tetap dilarang. Menurut legenda setempat, Bilven malah sampai menginap semalam di kantor aparat. Di kantor itulah ia menemukan pencerahan dan kini tengah menjadi misionaris untuk ajaran “pakailah sandal jepit yang baik dan benar”

Nah, sekarang Anda pasti bertanya kenapa tidak ada perempuan dalam daftar ini? Apakah memang tidak ada perempuan yang cukup berarti untuk dijadikan idola pemuda dan pemudi Indonesia? Lho ya jelas banyak. Tapi apa saya harus menulis profil semua anggota JKT48 di sini?

 

*sumber gambar: pemudaindonesia07

Terakhir diperbarui pada 12 Januari 2022 oleh

Tags: Kongres PemudaM. YaminSumpah Pemuda
Arman Dhani

Arman Dhani

Arman Dhani masih berusaha jadi penulis. Saat ini bisa ditemui di IG @armndhani dan Twitter @arman_dhani. Sesekali, racauan, juga kegelisahannya, bisa ditemukan di https://medium.com/@arman-dhani

Artikel Terkait

Ragam

Kedunguan Kabinet Prabowo dan Cara Pandang pada Papua yang Tak Berubah

30 Oktober 2024
M. Tabrani: Cerita di Balik Pengukuhan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan
Video

M. Tabrani: Cerita di Balik Pengukuhan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan

6 November 2023
Muhammad Yamin: Bapak Bahasa Persatuan Indonesia Pencetus Ikrar Sumpah Pemuda
Video

Muhammad Yamin: Bapak Bahasa Persatuan Indonesia Pencetus Teks Sumpah Pemuda

28 Oktober 2022
Masa Depan Koin Kripto Indonesia yang Rilis di Hari Sumpah Pemuda MOJOK.CO
Konter

Masa Depan Koin Kripto Indonesia yang Rilis di Hari Sumpah Pemuda

20 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.