Novia Widyasari Dibunuh oleh Mereka yang Menolak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Novia Widyasari Dibunuh oleh Mereka yang Menolak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Jiwa Novia Widyasari terlalu indah untuk dunia ini.

Made Supriatma oleh Made Supriatma
8 Desember 2021
0
A A
Novia Widyasari Dibunuh oleh Mereka yang Menolak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Novia Widyasari Dibunuh oleh Mereka yang Menolak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Para politisi yang menolak membahas RUU Penghapusan Kekerasan Seksual adalah mereka yang membunuh Novia Widyasari.

Kapankah kita berhenti untuk tidak percaya?

Novia Widyasari, seorang gadis, mahasiswi sebuah perguruan tinggi terkemuka di Jawa Timur, memutuskan mengakhiri hidupnya. Dia membuat keputusan itu dalam kesedihan yang luar biasa. Namun dengan cara yang juga elegan luar biasa.

Novia Widyasari memutuskan untuk meminum racun sianida ditemani minuman kesukaannya, Red Velvet. Itu dilakukan di samping makam orang yang dia cintai, yang sudah pergi duluan, ayahnya.

Kesedihan luar biasa, yang menjadi ciri depresi, dan sikap elegannya itu menyita perhatian Indonesia. Sekaligus memaksa kita untuk menengok dan mendalami mengapa hal ini terjadi?

Mengapa anak muda, yang bersekolah di sekolah yang sangat baik, yang berparas sama sekali tidak jelek, yang seakan tidak akan mengalami kesulitan apapun untuk menapak masa depan, memilih mengakhiri hidupnya?

Baca Juga:

curhatan driver ojol perempuan

Curahan Hati Driver Ojol Perempuan: Rentan Pelecehan, tapi Kalau Nggak Ngebid, Nggak Makan!

8 Maret 2023
perempuan pembela ham

Cerita Perempuan Pembela HAM, Diserang Akun Bodong dan Buzzer

7 Maret 2023

Akhir hidup Novia Widyasari diwarnai oleh dua hal: kekerasan seksual dan absennya perlindungan terhadap dirinya, baik secara sosial dan psikologis. Ya, dia mengalami kekerasan seksual. Dia diperkosa oleh pacarnya. Pemerkosaan itu mengakibatkan kehamilan.

Ketika orang-orang di sekitar Novia Widyasari mengetahui, mulailah dia mendapat penghakiman. Keluarga pacarnya tidak menerimanya. Ibu pacarnya terang-terangan menuntut dia untuk menggugurkan kandungannya. Perlindungan juga tidak dia dapati dari keluarga besarnya.

Paman-pamannya merutuki dirinya. Novia Widyasari menuliskan keluhan di media sosial, di mana dia sangat aktif, betapa paman-pamannya rajin berderma dan mengutuki kekerasan seksual, yang dilakukan oleh orang yang bukan anggota keluarganya tentu saja.

Satu-satunya yang melindunginya dan masih memberikan kasih sayang adalah ibu kandungnya. Namun, tidak banyak yang bisa dia lakukan kecuali menangis. Di salah satu unggahannya, Novia Widyasari bercerita tentang ibunya memasakkan rawon kesukaannya sambil menangis.

Demi mengetahui si gadis tidak keluar kamar, ibunya masuk dan mencoba menghiburnya. Sambil terisak tentu saja. “Temani Ibu sampai akhir hidupku ya, Nak,”ujarnya. Isak itu, betapapun kuatnya, tidak mampu membuatnya tetap hidup. Depresi ini terlampau kuat mengikatnya.

Pacarnya yang memperkosanya adalah seorang polisi. Maka melaporlah Novia Widyasari ke Propam. Itu pun tidak membuahkan hasil apa-apa. Tidak ada tindakan terhadap laki-laki bajingan yang mengakibatkan dia hamil itu.

Ini tidak sekali terjadi. Beberapa waktu lalu, Project Multatuli menulis laporan tentang seorang ibu di Luwu Timur yang anak-anaknya diperkosa mantan suaminya. Alih-alih diperiksa, si ibu dinyatakan menderita gangguan kejiwaan. Kasusnya mungkin akan menghilang andai saja tidak ada media yang membongkarnya lagi.

Kasus itu memunculkan tagar #PercumaLaporPolisi yang sempat viral. Kali ini orang masih mempertanyakan hal yang sama. Polisi lambat merespons laporan Novia Widyasari karena melibatkan anggotanya. Tapi sangat cepat bereaksi menangkap perempuan ekshibisionis yang mengekspose dirinya di bandara Yogyakarta.

Temali lain dari kasus Novia Widyasari juga muncul dari orang tua si pelaku. Dia pernah dikabarkan sebagai seorang anggota DPRD di daerahnya. Dari laman Facebook-nya, saya bisa memperkirakan aliran politiknya. Dia memang sedang berkuasa sekarang.

Novia Widyasari yang mengakhiri hidupnya ini jelas menderita depresi akibat tekanan sosial luar biasa yang harus dia hadapi. Dia membutuhkan dukungan (support system) dari masyarakat. Itu persis yang kita tidak punya. Atau kalau pun ada, tidak banyak orang bisa mengaksesnya.

Kedua, Novia Widyasari mengalami kekerasan seksual. Inilah sebenarnya titik pangkal depresi yang dideritanya. Alih-alih mendapatkan perlindungan, dia malah disudutkan. Bahkan oleh orang-orang yang seharusnya melindunginya.

Saya banyak mengamati kasus-kasus kekerasan seksual. Salah satu yang paling jamak yang saya amati adalah bahwa si korban selalu mengalami masalah kepercayaan (credibility problem).

Dengan kata lain, si korban selalu tidak dipercaya, diragukan, dan dipertanyakan. Si korban tidak punya kredibilitas untuk mengungkap kejahatan yang menimpa dirinya.

Di setiap kejadian kekerasan seksual, entah itu pelecehan atau perkosaan, saya selalu mendapati pertanyaan seperti ini:

“Masak sih?”

“Ah, jangan-jangan dia (korban) yang menggoda?”

“Ngapain ada di sana (dalam kasus gadis ini, di mobil) sehingga mengundang diperkosa?”

“Jangan-jangan dia (korban) juga menikmati.”

Anggapan-anggapan seperti ini dilontarkan oleh publik tanpa memandang laki atau perempuan. Masalah kredibilitas ini meletakkan beban tambahan kepada si korban seperti Novia Widyasari yang sebenarnya sudah sangat menderita. Pelecehan dan perkosaan meninggalkan trauma yang sangat dalam. Saya bicara dengan beberapa korban, yang melihat tubuhnya dengan perasaan jijik karena si korban merasa ternoda. Tercemar. Dan tidak berharga lagi.

Kekerasan seksual menyerang harga diri. Dan karena selalu diragukan, banyak korban memilih untuk diam. Mereka memilih untuk hidup dengan depresi mereka. Dalam ketakutan-ketakutan.

Mereka tidak sanggup melawan dan berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan yang menguji kredibilitas mereka sebagai korban kejahatan. Yang meragukan kebenaran cerita mereka.

Kekerasan seksual kerap terjadi di bilik-bilik pribadi di mana hanya ada si pelaku dan si korban. Kadang tanpa meninggalkan jejak forensik, seperti yang diderita Novia Widyasari.

Sehingga, keputusan untuk mengakhiri hidup, seperti yang dilakukan oleh gadis di Jawa Timur ini, jamak dilakukan. Dan kekerasan seksual bisa terjadi di mana saja. Pelakunya bisa siapa saja. Bahkan oleh orang-orang yang dikenal secara sosial sebagai orang terhormat dan baik-baik.

Itulah sebabnya, kita sangat membutuhkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. Berapa banyak lagi orang-orang yang seharusnya hidup dengan masa depan cerah, bahagia, dan memberi sumbangan kepada masyarakat dan bangsa ini harus terpuruk karena mereka tidak terlindungi?

Saya ingin menghormati Novia Widyasari dan mengenang perjuangannya melawan ketidakadilan dan depresi hingga saat akhir hidupnya. Kebetulan saya menemukan satu kutipan di Twitter yang sangat baik menggambarkan itu.

Beberapa jiwa

terlalu indah untuk dunia ini

& demikianlah mereka pergi

(Nour Saad)

Jiwa Novia Widyasari terlalu indah untuk dunia ini.

Jangan hakimi cara Novia Widyasari mengakhir hidupnya. hakimilah sistem kemasyarakatan yang membuatnya depresi; sistem keadilan yang tidak berpihak sedikit saja terhadap korban melainkan hanya pada yang kuat dan berkuasa; sistem itulah yang membunuhnya.

Para politisi yang menolak membahas RUU Penghapusan Kekerasan Seksual adalah mereka yang membunuh Novia Widyasari.

BACA JUGA Dunia Novia Widyasari, Dunia yang Sesak oleh Keterpaksaan dan tulisan menarik lainnya di rubrik ESAI.

Terakhir diperbarui pada 8 Desember 2021 oleh

Tags: bunuh dirikekerasan seksualNovia Widyasaripelecehan seksualpemerkosaanRUU Penghapusan Kekerasan SeksualRUU PKSsianida
Made Supriatma

Made Supriatma

Peneliti dan jurnalis lepas.

Artikel Terkait

curhatan driver ojol perempuan
Podium

Curahan Hati Driver Ojol Perempuan: Rentan Pelecehan, tapi Kalau Nggak Ngebid, Nggak Makan!

8 Maret 2023
perempuan pembela ham
Kotak Suara

Cerita Perempuan Pembela HAM, Diserang Akun Bodong dan Buzzer

7 Maret 2023
film dear david yang kontroversial
Podium

Mengapa ‘Dear David’ Layak Ditonton dan Diperdebatkan?

7 Maret 2023
kekerasan berbasis gender online kbgo
Kotak Suara

Mengenal 14 Jenis Kekerasan Berbasis Gender Online

2 Maret 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Tokopedia Salip Shopee, El Clasico e-Commerce Memanas MOJOK.CO

Tokopedia Salip Shopee: Rahasia Tokopedia Bikin El Clasico e-Commerce Makin Panas

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Novia Widyasari Dibunuh oleh Mereka yang Menolak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Novia Widyasari Dibunuh oleh Mereka yang Menolak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

8 Desember 2021
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
universitas brawijaya mojok.co

15 Jurusan yang Sepi Peminat di Universitas Brawijaya, Tingkat Ketetatannya Rendah!

23 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

Ngaji Cinta Dan Patah Hati Bareng Fahruddin Faiz

Ngaji Cinta Dan Patah Hati Bareng Fahruddin Faiz

25 Maret 2023
kuliah politik di masjid

Jadwal Kuliah Umum Masjid Kampus UGM Selama Ramadan, Intens Bahas Politik

25 Maret 2023
rekomendasi 5 drakor politik

Rekomendasi 5 Drakor Bertema Politik, Cocok Buat Maraton Nunggu Buka Puasa!

25 Maret 2023
ciuman saat puasa mojok.co

Hukum Mencium Pasangan saat Puasa, Bikin Batal?

25 Maret 2023
perguruan tinggi muhammadiyah mojok.co

5 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Terbaik di Indonesia

25 Maret 2023
Ketum PP, Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan komentar terkait larangan bukber pejabat di UMY, Jumat (24/03/2023). MOJOK.CO

Kata Ketua PP Muhammadiyah tentang Larangan Bukber Pejabat dan ASN

25 Maret 2023
Duduk perkara penutupan patung Bunda Maria di Kulon Progo. MOJOK.CO

Duduk Perkara Penutupan Patung Bunda Maria di Kulon Progo

24 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In