Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Nahdlatul Ulama Butuh Sosok Agus Mulyadi

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
10 Agustus 2015
0
A A
Nahdlatul Ulama Butuh Sosok Agus Mulyadi

Nahdlatul Ulama Butuh Sosok Agus Mulyadi

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Terpilihnya Kiai Said Aqil Siroj sebagai Ketua Umum PBNU dan Kiai Ma’ruf Amin sebagai Rois Aam menandai ditutupnya Muktamar NU ke-33 di Jombang yang penuh dengan drama. Sayangnya, berakhirnya mukmatar tidak berarti drama dari forum tertinggi ormas Islam terbesar di negeri ini juga ikut berakhir.

Tidak sedikit pihak-pihak yang masih menyimpan kekecewaan dengan hasil mukmatar. Baik dari Kiai Hasyim Muzadi, mantan Rois Syuriah, sampai Gus Solah sebagai salah satu calon ketua.

Atas situasi yang panas ini, maka sudah jelas NU membutuhkan sosok yang mampu membawa perubahan ke arah yang lebih ayem dan tentrem. Sosok yang mampu membuat masyarakat NU tidak mudah emosi. Sosok yang mampu membuat NU jadi solid kembali. Sosok yang mampu membuat NU jadi ormas yang identik dengan senyuman.

Dan sosok itu adalah Agus Mulyadi, pria tuna asmara yang juga akrab disapa Gus Mul. Kenapa? Berikut alasan-alasannya. 

Ahli sotosop

Nama Gus Mul semakin berkibar tatkala beliau diundang di stasiun tipi ibu kota sebagai ahli tukang edit poto. Tidak main-main, bahkan sosok macam Mas Tukul Arwana dan Om Sule sampai terkagum-kagum sama keahlian beliau dalam urusan sotosop-sotosop begituan.

Kemampuan Gus Mul sangat diperlukan dalam memastikan validitas isu foto dangdut di acara muktamar yang diunggah Om Jonru beberapa waktu lalu. Keahlian Gus Mul akan sama pentingnya dengan keahlian IT Pak Roy Suryo dalam menelaah foto-foto kontroversial. Untuk memastikan saja, mana yang kabar yang hoax dan mana yang tidak. Sebab klarifikasi dari ahli seperti Gus Mul tentu penting untuk citra NU ke depannya.

Tulus dan menjauhi maksiat

Siapa yang bisa melupakan pidato Gus Mus yang berurai air mata meminta permohonan maaf dari para muktamirin saat sidang berlangsung panas? Kejadian heroik ini bisa dianggap sebagai salah satu kunci mengapa mukmatar NU bisa tetap dilanjutkan sampai usai.

Apalagi ketika Gus Mus menolak jabatan Rais Aam kembali sekalipun sebagian besar muktamirin menginginkannya. Sikap ini menunjukkan bahwa Gus Mus mencerminkan sosok yang rendah hati dan menjauhi potensi maksiat dari godaan sebuah jabatan. Gus Mus menegaskan bahwa NU tidak hanya butuh para penyampai mauizhah hasanah yang yahud, tapi juga seorang uswatun hasanah yang brilian.

Di sisi lain, Gus Mul ternyata juga memiliki pendekatan yang hampir sama. Terutama dalam rekam jejak sejarahcintanya. Di saat banyak generasi muda yang semakin lumrah berdekat-dekatan dengan zina dan pacaran, Gus Mul adalah pemuda yang menghindarkan diri dari segala bentuk kemaksiatan. Coba saja tanyakan kepada Gus Mul rekam jejak pacaran beliau, Anda pasti akan terhenyak betapa kuatnya beliau menahan godaan dosa-dosa mendekati zina.

Dari hal itu bisa dilihat bahwa Gus Mul adalah pria paling tulus dalam urusan cinta. Sebab beliau tidak pernah meminta balasan balik untuk dicintai oleh gadis-gadis yang ditaksirnya. Ketulusan cinta macam ini benar-benar sesuatu yang layak dicontoh tidak hanya bagi generasi muda NU, tapi juga jomblowan-jomblowati muslim Indonesia.

Nasionalis

Foto Mbah Maimun Zubair yang tetap memaksakan diri berdiri di atas kursi rodanya ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan adalah hal lain yang menginspirasi banyak generasi muda sepanjang gelaran muktamar. Foto yang juga menampar habis pendapat Mas Felix Siauw bahwa nasionalisme itu gak perlu karena katanya gak ada haditsnya.

Hal yang dilakukan Mbah Maimoen itu memang cukup sepele, namun pesan yang tersampaikan begitu dahsyat. Persis halnya dengan jiwa nasionalis Gus Mul lewat kredonya yang sangat terkenal. Bahwa siapapun Anda, mau jomblo, perokok, playboy, santri, pendukung LGBT, atau yang menolak itu tak jadi soal, yang penting Anda HAPAL PANCASILA.

Warbyasa, kurang nasionalis apa coba Gus Mul itu?

Lucu

Begini. Mengikuti muktamar itu capek, lho. Ente pusing karena situasi muktamar yang riuh dan debat berlangsung panas. Bahkan beberapa muktamirin, pasti ada juga yang masih puasa syawal. Nah, kondisi lapar dan suntuk inilah yang jadi takaran sempurna untuk menjadikan seseorang jadi mercon korek sumbu pendek.

Kalau boleh menilai, sejatinya semua perseturuan yang terjadi selama muktamar ini bukanlah soal beda dukungan muktamirin dari Kiai Said sampai Gus Solah. Situasi panas ini terjadi karena NU kehilangan sosok yang mampu menghadirkan sesuatu yang jenaka di tengah-tengah sidang yang agak panas. Yah, bagaimanapun juga harus diakui, sepeninggal almarhum Gus Dur, NU semakin ke sini makin serius. Bahkan bisa dibilang over-serius. Padahal saya yakin, para muktamirin pasti tahu bahwa apa-apa yang berlebihan itu gak baik, termasuk juga soal keseriusan berlebihan mengikuti muktamar.

Maka, atas dasar itulah sosok Gus Mul benar-benar diperlukan. Gus Mul adalah representasi sempurna mengenai wajah aerodinamis yang penuh senyum meneduhkan lagi menenangkan. Meski kualitas kelucuan Gus Mul memang belum ada apa-apanya dengan kemampuan Gus Dur, namun saya yakin sosok polos dan lucu seperti Gus Mul berpotensi bikin NU lebih hepi dan ramah.

Paling tidak, pengurus NU bisa mempertimbangkan Gus Mul jadi maskot. Maskot senyum, tentu saja. Sebab, sebagai ormas yang peduli sama urusan ibadah umatnya, tentu NU perlu memperhatikan pentingnya sebuah senyuman.

Karena senyum juga ibadah, kan?

Terakhir diperbarui pada 1 November 2018 oleh

Tags: Agus MulyadiNahdlatul UlamaSaid Aqil Siroj
Iklan
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Mempertanyakan ‘Marriage is Scary’ Bersama Lya Fahmi dan Agus Mulyadi di Festival Mojok 2024
Movi

Mempertanyakan ‘Marriage is Scary’ Bersama Lya Fahmi dan Agus Mulyadi di Festival Mojok 2024

26 Oktober 2024
Katharina Stögmüller Belajar Sirkus Pernikahan dari Agus Mulyadi
Movi

Katharina Stögmüller Belajar Seni Memahami Kekasih dan Sirkus Pernikahan dari Agus Mulyadi

3 September 2024
Banser NU Selalu Kena Caci Maki MOJOK.CO
Ragam

Pahitnya Jadi Anggota Banser, Tulus Berbuat Baik dan Tak Rugikan Orang tapi Kerap Dicaci Maki

25 Juli 2024
PBNU Memang Sudah Benar Mengurus Tambang Batu Bara MOJOK.CO
Esai

Sudah Benar, Tambang Batu Bara Harus Dipegang Ormas Keagamaan Terutama PBNU!

7 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Festival Literasi Jogja 2025 di Yogyakarta: Contoh kegiatan literasi yang mengajak masyarakat berpikir aras tinggi MOJOK.CO

Festival Literasi Jogja 2025 Ajak Masyarakat Berpikir Aras Tinggi di Tengah Tantangan Literasi Indonesia di Tingkat Dunia

9 Juli 2025
Resah anggota perguruan pencak silat SH Winongo (PSHW), selalu kena imbas ketika PSHT berulah MOJOK.CO

Repotnya Anggota SH Winongo (PSHW): Berupaya Ajarkan Pencak Silat Damai tapi Kena Imbas Ulah PSHT, Gara-gara Sesama “SH”

7 Juli 2025
Rosalia Indah First Class, Agra Mas.MOJOK.CO

Rosalia Indah Menjual Kemewahan, Bukan Rasa Aman. Sementara Agra Mas Sebaliknya, Fasilitas Sederhana tapi Keamanan Juara

4 Juli 2025
kampus di Indonesia.MOJOK.CO

Riset Kampus di Indonesia Cuma Jadi Sampah Ilmiah, Alarm Serius buat Binus hingga Unair yang Masuk Daftar Red Flag

9 Juli 2025
Pertama kali membuat SIM C di kantor Satpas demi patuhi aturan, berujung kapok karena kegalakan petugas MOJOK.CO

Pertama Kali Ngurus SIM di Satpas: Nanya Sopan Malah Digalaki dan Dibiarkan Ruwet Sendiri, “Praktik Kotor” Tersaji di Depan Mata

3 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.