ADVERTISEMENT
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Menjadi Nomor Dua dalam Politik dan Asmara di Indonesia

Puthut EA oleh Puthut EA
27 November 2017
0
A A
Nomor_dua_politik_mojok

Nomor_dua_politik_mojok

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

[MOJOK.CO] “Politik seperti cinta, butuh pihak kedua untuk bisa jalan bersama.”

Setelah melalui proses yang alot, kubu Khofifah Indar Parawansa akhirnya memilih Emil Dardak sebagai pasangan cawagub bagi perempuan yang akan mengalami pertarungan kali ketiga di panggung politik Jatim ini. Pilihan itu menyita perhatian publik.

Banyak orang memang menunggu siapa yang akan diusung kubu pejabat Menteri Sosial pemerintahan Presiden Jokowi. Sebab, lagi-lagi dia akan duel dengan Saifullah Yusuf. Memang pada pilgub Jatim nanti, posisi Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah, akan naik tingkat menjadi cagub.

Pada dua pemilu sebelumnya, dia ada pada posisi sebagai cawagub yang berpasangan dengan Soekarwo. Fakta menyatakan pada dua laga sebelumnya, Khofifah keok. Dalam laga pertama berlangsung sangat dramatis karena berlangsung tiga ronde. Sedangkan pada babak berikutnya tak kalah dramatis karena kubu Khofifah nyaris tidak punya cukup kursi untuk modal bertarung.

Salah satu yang menjadi sorotan pada dua pilgub Jatim sebelumnya, Khofifah tidak cukup jeli dalam memilih cawagub. Maka, ketika Gus Ipul yang sementara ini diusung oleh PKB dan PDIP menduetkan dengan Azwar Anas sebagai Cawagub, publik menunggu siapa yang bakal menjadi pilihan kubu pengusung Khofifah.

Menjadi nomor dua dalam pilgub Jatim sangat penting. Karena kalau dilihat dari sisi popularitas, Gus Ipul dan Khofifah sudah mentok. Dua kali bertarung di Jatim tentu membuat nama mereka sangat dikenal oleh publik Jatim. Dari sisi jaringan dan penguasaan teritori politik pun tidak akan jauh berbeda. Mereka juga masih akan melumasi mesin yang sama, yang digunakan pada dua pilgub sebelumnya.

Baca Juga:

Sama-sama Hijau, Mengapa Caleg PKB di Pasuruan Pilih Bumble daripada MiChat untuk Cari Dukungan? MOJOK.CO

Sama-sama Hijau, Mengapa Caleg PKB di Pasuruan Pilih Bumble daripada MiChat untuk Cari Dukungan?

17 September 2023
Kemungkinan Prabowo Gandeng Yenny Wahid, Pakar UGM: Bisa Unggul Suara NU di Jatim

Kemungkinan Prabowo Gandeng Yenny Wahid, Pakar UGM: Unggul Suara NU di Jatim

17 September 2023

Dengan demikian, pada laga kali ini yang menarik bukan hanya Gus Ipul vs Khofifah, namun juga Azwar Anas kontra Emil Dardak. Keduanya masih nisbi muda, sama-sama masih menjabat sebagai bupati, dan dicitrakan sebagai figur yang pintar.

Azwar yang merupakan bupati Banyuwangi dianggap akan mampu mendulang suara dari wilayah Tapal Kuda, sementara Emil yang menjabat sebagai bupati Trenggalek dianggap sanggup menimba suara dari lubuk Mataraman. Tentu saja mereka berdua juga diharapkan mampu menyerap suara dari para pemilih muda dan pemilih generasi milenial.

Pentingnya posisi kedua dalam perebutan kursi Jatim sebetulnya juga tampak dalam perebutan nomor dua pada panggung politik nasional. Banyak pengamat politik yang sepakat bahwa tahun 2019 nanti masih menjadi panggung bagi Jokowi dan Prabowo. Berbagai jajak pendapat yang digelar menguatkan pendapat tersebut.

Tidak aneh, para politikus berebut dijadikan nomor dua bagi kedua kandidat tersebut. Tidak heran, misalnya, Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB, kini sibuk mengampanyekan diri sebagai sosok yang layak dijadikan nomor dua alias cawapres. Berbagai baliho berukuran besar yang memajang foto Cak Imin memenuhi jalanan di hampir seluruh kota besar di Indonesia. Pesan kampanyenya sangat kuat: Cak Imin cocok dijadikan cawapres. Syukur menjadi Cawapres bagi Jokowi. Maklum, di pilpres nanti Jokowi adalah inkamben. Modal politiknya tentu lebih baik dibanding Prabowo.

Tapi sayang, Cak Imin tidak sendirian. Dia akan bertarung dengan sekian kandidat lain yang berebut dijadikan nomor dua. Di sana ada Gatot Nurmantyo, Agus Harimurti Yudhoyono, Anies Baswedan, Sri Mulyani, Tito Karnavian, dan masih ada nama-nama lain yang muncul sebagai kandidat kuat calon pendamping nomor satu.

Siapa pun orang bernomor dua ini nanti, jika nanti posisinya menjadi sangat strategis. Bukan semata sebagai wapres, melainkan sekaligus kandidat terkuat presiden pada tahun 2024. Jika yang menang Jokowi, berarti pada tahun 2024 dia tidak mungkin bertarung lagi. Sementara Prabowo, mau kalah atau menang pada Pilpres 2019, dari sisi umur sulit membayangkan dia akan berlaga di tahun 2024. Pada tahun tersebut, usianya sudah 73 tahun.

Balik ke soal pilgub, di Jawa Barat pun posisi calon nomor dua juga sangat penting. Jabar adalah wilayah terbanyak jumlah pemilih di Indonesia. Selain itu wilayahnya sangat luas dan karaker teritorinya sangat beragam. Dengan begitu, para cagub tak mungkin menyangga wilayah pertempuran sendirian. Mereka harus mempertimbangkan jam terbang, daya jelajah, dan keterampilan politik calon pasangannya.

Sementara di Jawa Tengah hampir bisa dibilang adem. Siapa pun sepakat wilayah ini adalah kandang PDIP. Namun, bukan berarti posisi nomor dua tidak penting. Justru karena adem, maka malah penting. Diperkirakan agak mudah bagi calon yang diusung oleh PDIP untuk menang di Jawa Tengah. Jika PDIP jadi mengusung Ganjar Pranowo, orang di nomor dua bisa “nebeng” lancarnya kemenangan Ganjar sekaligus bersiap menerima hal yang lebih enak lagi jika ternyata di tengah jalan terjadi apa-apa.

Maka, jika kamu dijadikan orang nomor dua oleh gebetanmu, jangan gundah, tak usah gelisah. Sebab ke depan nomor dua bukanlah “orang yang di bawah nomor satu”, melainkan “orang yang kelak akan menjadi nomor satu”. Dari sisi perspektif dua hal itu sangat berbeda.

Tetaplah tabah dan percaya diri jika dijadikan nomor dua. Katakan kepada dunia bahwa tak selamanya nomor dua itu buruk. Jika ditanya alasannya, jawab saja: “Lihatlah dengan kecerdasanmu panggung politik kita.”

Jika mereka masih belum mengerti, kirimi saja tautan artikel ini. Kalau perlu buatlah kaos dengan desain: “Saya bangga menjadi nomor dua.”

Dalam politik dan asmara, nomor dua bisa menjadi nomor satu. Tapi, nomor satu tak akan pernah bisa menjadi nomor dua.

Semoga artikel ini bisa menghibur dan membahagiakan kalian yang dinomorduakan oleh kekasih Anda. Percayalah, itu hanya sementara.

Terakhir diperbarui pada 27 November 2017 oleh

Tags: Cak Imingubernurjawa baratJawa TimurKhofifah Indar ParawansaPartai PolitikPDI-PpilgubPilkada Jawa Timurpkbpolitik
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Sama-sama Hijau, Mengapa Caleg PKB di Pasuruan Pilih Bumble daripada MiChat untuk Cari Dukungan? MOJOK.CO
Liputan

Sama-sama Hijau, Mengapa Caleg PKB di Pasuruan Pilih Bumble daripada MiChat untuk Cari Dukungan?

17 September 2023
Kemungkinan Prabowo Gandeng Yenny Wahid, Pakar UGM: Bisa Unggul Suara NU di Jatim
Kilas

Kemungkinan Prabowo Gandeng Yenny Wahid, Pakar UGM: Unggul Suara NU di Jatim

17 September 2023
anies-muhaimin mojok.co
Kotak Suara

Pengamat Ungkap Wilayah di Jawa Timur yang Bisa ‘Dikeruk’ Anies-Muhaimin, di Mana Saja?

11 September 2023
ketua umum pkb mojok.co
Kotak Suara

Daftar Ketua Umum PKB dari Era Gus Dur hingga Cak Imin

8 September 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
perawat-mojok.co

Para Perawat Itu

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

rumus luas segitiga. MOJOK.CO

Cara Menghitung Rumus Luas Segitiga, Jenis, Contoh Soal, dan Pembahasan

17 September 2023
Cara Membuat Donat Enak, Empuk, dan Mengembang Seperti Donat J.CO MOJOK.CO

Cara Membuat Donat Enak, Empuk, dan Mengembang Seperti Donat J.CO

19 September 2023
universitas pertahanan.MOJOK.CO

Mengenal Universitas Pertahanan (Unhan): Sejarah, Program Studi, hingga Lulusan

18 September 2023
Bus Tunggal Dara Wonogiri, Andalan Para Penumpang Sepuh karena Tak Ugal-ugalan MOJOK.CO

Bus Tunggal Dara Wonogiri, Andalan Para Penumpang Sepuh karena Tak Ugal-ugalan

21 September 2023
Sejarah Kampus UNY yang Dulunya Pecahan UGM MOJOK.CO

Sejarah UNY yang Dulunya Fakultas di UGM

18 September 2023
harga gift tiktok.MOJOK.CO

Harga Gift TikTok Terbaru dari Termurah sampai Termahal Rp8 Juta

18 September 2023
Panduan Menulis Surat Izin Tidak Masuk Sekolah Dengan Baik dan Benar MOJOK.CO

Panduan Menulis Surat Izin Tidak Masuk Sekolah Dengan Baik dan Benar

19 September 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In