Linggajati Plaza Jombang tidak lagi menjadi pilihan anak muda
Anak muda sekarang tidak lagi tertarik dengan Linggajati Plaza Jombang. Mereka lebih suka nongkrong di kedai kopi kekinian minimalis nan industrial. Anak muda lebih memilih antre Mie Gacoan, meski antrinya berderet panjang naudzubillah. Mereka lebih rela keluar kota untuk menikmati mall yang “sebenarnya”.
“Kalau ngemal mending ke luar kota. Pilihan barang dan gerainya banyak. Mau nonton bioskop atau kencan juga lebih proper di Mojokerto atau Surabaya,” kata Donny, seorang barista cum remaja 19 tahun. Pekerjaan Donny sebagai barista membuatnya beberapa kali datang ke Linggajati Plaza Jombang. Tapi bukan untuk main atau kencan, hanya sekadar berbalanja di Superindo.
Donny adalah representasi anak muda yang tak lagi menjadikan Linggajati sebagai tempat main yang asyik. Ya selayaknya mall di kota-kota urban. Anak muda seumurannya lebih rela menghabiskan beberapa jam perjalanan keluar kota untuk menikmati “mall”.
Lucunya, Donny tidak menganggap Linggajati Plaza sebagai mall. “Menurutku Linggajati bukan mall.” Ia menambahkan kalau bangununan yang berdiri sejak 2014 ini hanya Superindo yang punya bioskop dan dilengkapi kios-kios kecil.
“Aku nggak tahu sebutan apa yang cocok buat Linggajati Plaza. Menurutku, Jombang nggak punya mall.” Tandas Donny berseloroh. Entah kalimat itu hanya satire dan guruan. Tapi bagi saya, berbeda. Selorohnya seperti pukulan Codeblu ke muka Chef Arnold. Telak!
Di penglihatan anak muda seperti Donny, Linggajati memang tidak pantas lagi disebut mall. Saya rasa tidak sedikit anak muda yang sepakat dengannya. Sependek penglihatan saya, jarang sekali bertemu dengan sepasang anak muda yang berkencan di sana.
Sebuah ide yang nggak bagus-bagus banget tapi layak dicoba
Saya ingin menutup tulisan ini dengan ide yang nggak bagus-bagus banget tapi layak dicoba oleh manajemen Linggajati Plaza Jombang. Ide ini bisa digunakan tanpa izin dulu, saya berikan secara cuma-cuma. Gratis, sebagai sumbangsih saya yang pernah kencan di sana.
Pertama, menyulap parkiran basement menjadi arena gigs. Manajemen layak mencoba ide ini untuk menarik simpati anak muda. Apalagi anak muda Jombang kesusahan mendapatkan izin untuk buat acara gigs di kotanya sendiri. Tentu ini bisa mengambil hati mereka. Bukan tanpa sebab ide ini muncul. Beberapa kali gigs yang dihelat di coffee shop itu cukup digemari. Jadi, tidak ada salahnya untuk dicoba, bukan?
Ide kedua, menarik anak-anak muda untuk kencan di Superindo. Entah caranya gimana. Silakan dipikirkan. Saya membayangkan Linggajati serupa Ikea Date, lah kurang lebih. Mirip-mirip adegan Tom dan Summer di film 500 Days of Summer. Bayangkan, setelah moviedate di bioskop, kemudian Superindo Date. Ya, meskipun belinya sirup atau kentang mentah, yang penting cocok buat kencan anak muda, kan.
Penulis: Deby Hermawan
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Pasar Barongan Jombang, Pasar Paling Kalcer yang Wajib Dikunjungi Muda-Mudi Masa Kini dan pengalaman menarik lainnya di rubrik ESAI.