Curhat Galau Penghentian Impor Jeroan untuk Rachmat Gobel - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Curhat Galau Penghentian Impor Jeroan untuk Rachmat Gobel

Abdel Malik oleh Abdel Malik
24 Maret 2015
0
A A
Curhat Galau Penghentian Impor Jeroan untuk Rachmat Gobel

Curhat Galau Penghentian Impor Jeroan untuk Rachmat Gobel

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Bapak Menteri Perdagangan yang terhormat, bolehkah saya curhat? Boleh dong, masa rakyat curhat aja dilarang?

Pak Rachmat Gobel, yang dipuja wartawati-wartawati ekonomi sungguh saya galau mendengar wacana Bapak menghentikan impor jeroan. Sebagai penikmat tradisi kuliner Nusantara, saya jadi meragukan kemampuan lidah Bapak dalam menyicipi lezatnya citarasa masakan ibu saya khas Indonesia. Jangan sampai hal ini mendowngrade penilaian saya pada keharuman wajah nama Bapak yang sering diceritakan gadis inceran saya yang semangat menulis berita soal Bapak.

Tapi tenang, saya tidak akan sampai hati memberi rapor merah seperti yang dilakukan para pakar dan pemerhati kinerja khilafah pemerintah. Sebab saya gak mau dibenci sama wartawati cantik itu.

Pak Gobel, tolong pikirkan ulang deh rencana konyol itu. Kenapa saya bilang konyol? Karena alasan Bapak menghapus impor jeroan itu sangat lucu. Masa, lantaran perbedaan tradisi kuliner antar bangsa? Kenapa sih harus malu pada tradisi bangsa sendiri dan menganggap negara lain lebih bergengsi? Jangan-jangan Bapak terprovokasi para pengusaha daging giling kemasan dan daging kaleng yang pernah diiklankan pejabat daerah itu?

Setelah disuguhi wedang jahe bergelas-gelas oleh pedagang angkringan, terus-terang, saya merasa terusik dengan rencana itu. Mungkin Bapak perlu sering-sering sidak ke tempat hiburan pasar malam, nongkrong berjam-jam sambil makan nasi kucing Jogja, nyicipin bubur ayam Cirebon, Garut, atau Sukabumi.

Baca Juga:

Brongkos Legenda Jogja Kesukaan Sultan: Warung Ijo Bu Padmo

Rekomendasi Kulineran di Jogja Selama Seharian Penuh

Makan Teman

Ribuan bahkan puluhan ribu pedagang nasi kucing dan bubur dari empat daerah itu mengandalkan jeroan untuk mengalirkan pundi-pundi receh ke laci gerobak mereka. Jeroan bahkan bisa melahirkan efek multiplier. Para pedagang, yang membuka lapak di pasar atau tanah negara, tentu membayar retribusi buat pemerintah.

Kalaupun tidak, pasti ada aparat pemerintah yang bertindak sebagai makelar yang meminta jatah keamanan dan sejenisnya ke para pedagang itu. Retribusi kebersihan minimal dua ribu, keamanan dua ribu,belum lagi tagihan parkir dua ribu per pengunjung. Para pengamen juga diuntungkan dengan tingginya tingkat penikmat jeroan di Indonesia.

Gak percaya? Makanya Bapak kudu mau saya ajak kongkow, semalaman aja.

Di warung-warung angkringan itu, bisa dihitung tiap lima menit ada pengamen yang menyumbangkan lagunya kemudian minta jatah kepada para pengunjung. Dari sisi kesehatan, jeroan juga menyumbang ketahanan gizi nasional.

Bagi rakyat jelata macam saya, membeli daging rendang atau ayam dan bebek agak membosankan. Sebab menunya cuma disayur, dibakar atau digoreng. Ditambah lagi, kantong kami bisa jebol kalau tiap kali makan harus pakai menu ‘manusia-manusia’ Australia itu.

Pak, sejak SD kami diajari makan harus empat sehat lima sempurna. Nah, protein hewani yang cocok buat kantong kami yang belum setebal kantong Bapak itu ya jeroan. Harga sepotong daging rendang di Rumah Makan Nasi Padang Sederhana itu sama dengan dua bungkus nasi kucing isi teri atau tongkol, dua potong gorengan tempe tahu, dua tusuk jeroan usus plus ati-ampela dan segelas jahe susu.

Bayangkan betapa berjasanya jeroan membantu rakyat jelata buat mengikuti doktrin pemerintah soal gizi makanan empat sehat lima sempurna itu. Kalau Bapak memaksa kami makan daging impor tusuk dan kalengan seperti salat lima waktu secara istiqomah, Bapak harus bisa mengganti seluruh isi ajaran di sekolah dasar dan menengah.

Menurut sejumlah riset, meski jeroan bisa meningkatkan kadar kolesterol dan berbahaya bagi penderita obesitas dan asam urat, tetapi jeroan juga mengandung berbagai protein yang mencegah anemia serta baik untuk perkembangan otak. Jeroan, terutama hati, jantung, dan ginjal, konon banyak mengandung vitamin B yang sangat bermanfaat untuk mencegah kepikunan (dimentia) bahkan untuk gangguan mental parah.

Gizi jeroan juga baik buat ibu hamil dalam mencegah kekurangan zat besi. Jeroan juga baik buat kekebalan tubuh karena kaya akan vitamin A. Jeroan sangat berguna bagi kesehatan bangsa. Dan yang lebih penting, kuliner khas Nusantara tidak bisa lepas dari berbagai variasi olahan jeroan yang wajib dilestarikan.

Lantas, kenapa orang Australia dan Mesir memberikan jeroan buat makanan anjing? Karena mereka gak kreatif seperti orang Indonesia. Coba mereka suruh nyicipin empal gentong, nasi tangkar atau coto makassar, pasti mereka ketagihan.

Dibanding pengacara BG, yang bisa mengancam dengan mogok kerja ribuan polisi gegara tuan besarnya diperkarakan KPK, memang saya juga mampu belum bisa mengajak para pedagang angkringan, bubur ayam, empal gentong, coto makassar, Tangkar Bogor, Nasi Jamblang buat berdemonstrasi dan mogok dagang. Tapi ingat, Pak, di DKI saja ada ribuan pedagang kuliner berbasis jeroan, belum lagi jutaan fans kuliner Nusantara yang siap menentang kebijakan serampangan terkait jeroan.

Tags: #PekanKulinerImpor JeroanJeroanRachmat Gobel
Abdel Malik

Abdel Malik

Artikel Terkait

Brongkos Legenda Jogja Kesukaan Sultan: Warung Ijo Bu Padmo

Brongkos Legenda Jogja Kesukaan Sultan: Warung Ijo Bu Padmo

26 Februari 2020
Rekomendasi Kulineran di Jogja Selama Seharian Penuh

Rekomendasi Kulineran di Jogja Selama Seharian Penuh

31 Desember 2019
Makan Teman

Makan Teman

2 April 2015
Indonesia Butuh Rahung Nasution untuk Kemajuan Kuliner

Indonesia Butuh Rahung Nasution untuk Kemajuan Kuliner

29 Maret 2015
Syiah Bukan Islam, Sunni Juga Bukan

Dari Kaki Lima hingga Ikon Kuliner Surabaya

28 Maret 2015
Syiah Bukan Islam, Sunni Juga Bukan

Sebelas Film Favorit tentang Makanan yang Paling Ciamik

27 Maret 2015
Pos Selanjutnya
Merindukan Bacon Semenyiksa Kebelet Punya Pacar

Merindukan Bacon Semenyiksa Kebelet Punya Pacar

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Curhat Galau Penghentian Impor Jeroan untuk Rachmat Gobel

Curhat Galau Penghentian Impor Jeroan untuk Rachmat Gobel

24 Maret 2015
Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

15 Agustus 2022
Es Putr Pak Sumijan Lasem

Warung Es Puter Pak Sumijan Lasem: Kemewahan di Balik Uang Rp5 Ribu

15 Agustus 2022
kadisdikpora diy mojok.co

Rekomendasi Satgas Selesai, Kepsek dan Tiga Guru SMAN 1 Banguntapan Disanksi Ringan 

18 Agustus 2022
Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang MOJOK.CO

Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang (Bagian 1)

18 Agustus 2022
ujian praktik SIM C

Cerita dari Peserta Ujian Praktik SIM yang Gagal, tapi Terus Mencoba

13 Agustus 2022

Terbaru

pelajar dan mahasiswa mojok.co

Terancam Tak Ikut Pemilu 2024, KPU RI Minta Pemda DIY Identifikasi Pelajar dan Mahasiswa

19 Agustus 2022
Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

19 Agustus 2022
Kominfo masih dalami kebocoran data 17 pelanggan PLN.

Lebih dari 17 Juta Data PLN Diduga Bocor, Kominfo Masih Mendalami 

19 Agustus 2022
kebocoran data

21.000 Perusahaan di Indonesia Diduga Mengalami Kebocoran Data, Dijual 50 Ribu Dollar AS

19 Agustus 2022
Investasi jangka pendek, pakar sarankan hal ini.

Anak Muda Suka Investasi Jangka Pendek, Pakar Sarankan Konsistensi

19 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In