Jangankan Nikah Beda Agama, Nikah Beda Aliran Saja Sulit - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Jangankan Nikah Beda Agama, Nikah Beda Aliran Saja Sulit

Esty Dyah Imaniar oleh Esty Dyah Imaniar
24 Maret 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Sulitnya nikah beda aliran walau masih satu agama nggak hanya terjadi di Islam.

Sebagai tukang bikin baju nikah partikelir, saya paling suka momen konsultasi bersama klien. Biasanya selain ngobrol soal desain baju, kami akan ngerumpi dalam rangka mempererat chemistry antara desainer-klien. Konon ini penting agar desain yang dibuat mempunyai sentuhan personal. Tapi buat saya ini penting sebagai momen menghimpun cerita cinta hehe.

Dari daftar klien sejauh ini (biar kesannya banyak), saya pernah menemui pasangan pejuang pernikahan beda usia, beda suku, bahkan beda kewarganegaraan. Tapi belum ada yang beda agama. Jangankan beda agama, beda aliran alias jemaat keagamaan saja nggak ada. Bahkan ada klien yang perjuangan cintanya justru “harus dengan dia” karena dia yang satu aliran, tidak bisa yang lain. Saya pikir mungkin klien saya belum progresif, tapi ternyata pernikahan beda aliran kepercayaan terkadang memang lebih ribet daripada pernikahan beda negara di bangsa kita.

Biasanya tradisi pernikahan sesama jemaat ini dikarenakan nilai atau tradisi kelompok itu dianggap berbeda dengan kelompok lain. Tradisi atau anjuran ini utamanya ditujukan untuk anggota jemaat perempuan karena dalam banyak tradisi agama, perempuan adalah umat yang semestinya mengikut imam. Nah bagaimana mau ngikut kalau jalannya beda?

Kalau secara kultural, yang cukup kita kenal misalnya tradisi pernikahan sesama santri Nahdiyin. Sebenarnya tantangan umat Nahdiyin hari ini nggak se-drama Kambing dan Hujan, apalagi belakangan NU dan Muhammadiyah makin sohib. Tapi bukan berarti aliran penghalang itu sepenuhnya hilang. Justru lebih sulit kalau ternyata santri NU jatuh cinta sama pejuang khilafah.

Baca Juga:

Perbedaan Keyakinan Jadi Masalah Sensitif, Srawung Pertemukan Orang Muda Lintas Agama

Novi Basuki: Putcast Terlama! Membongkar Agenda Tiongkok di Indonesia!

Agoes Salim: Memimpin adalah Menderita

Jika perempuan pengikut jamaah secara kultural saja sulit menembus aliran kepercayaan berbeda, akan jauh lebih sulit bagi mereka yang terlibat secara struktural dalam jamaah. Tradisi ini bahkan nggak cuma berlaku buat umat Islam yang memang suka insecure sama isu jamaah.

Seorang teman penganut Kristen karismatik misalnya, bercerita kalau menjadi pelayan altar membuatnya lebih dipantau oleh gereja atau pemimpin jemaat perihal dengan siapa dia akan menikah. Kalau ternyata doski beda aliran, ada proses diskusi panjang dan berulang sampai si calon berkenan dibaptis sebagai jemaat mereka.

Teman lain aktivis Hindu juga mengamini tradisi pernikahan sesama aliran ini. Mereka bahkan harus sudah selesai dengan kesamaan aliran. Dengan sendirinya penganut Hindu yang memiliki aliran akan memilih pasangan yang sealiran karena ada tantangan kesamaan lain yang harus dilewati: kasta. Dan tradisi Hindu ini jauh lebih ribet karena melibatkan banyak aspek.

Bahkan teman dari kelompok yang dikenal progresif dengan love for all hatred for none, Ahmadiyah juga mengalami tradisi ini. Anggota jemaatnya sangat dianjurkan menikah dengan sesama Ahmadi. Kalaupun ternyata dia jatuh cinta dengan non-Ahmadi dan ingin menikahinya, boleh saja asalkan si calon bersedia berbaiat sebagai anggota jemaat terlebih dahulu. Kalau belum punya calon sesama Ahmadi, jemaat akan memfasilitasi melalui perjodohan internal.

Meskipun dalam aliran apapun pada akhirnya keputusan kembali ke pilihan personal alias kamu tidak akan dikeluarkan dari jemaat sekalipun keukeuh menikahinya yang berbeda, kebanyakan teman tetap memilih merelakan cintanya dan memilih cinta jemaat.

Bukan berarti mereka ini nggak cinta. Mereka hanya sadar akan kekuatan hati masing-masing. Sebab meskipun saling cinta dengan pasangan, seseorang harus benar-benar kuat kalau mau bersanding dengannya yang menempuh jalan juang berbeda.

Misal nih, si istri pamit mau ikut aksi demo, langsung diceramahi suami soal haramnya demokrasi. Atau si suami golput pas pemilu, si istri langsung ceramah soal mudharat golput di jaman now. Kapan mau berjuang kalau persepsi berdua saja belum selesai? Itu belum sengketa kecil macam salah naruh baju kotor atau menu masakan yang itu-itu saja.

Saya kadang suka geli-geli pedih kalau mendengar cerita cinta teman-teman lintas iman ini. Geli karena ternyata seaneh-anehnya mereka ternyata punya loyalitas komunal yang tinggi. Tapi pedih juga ketika para pejuang persatuan bangsa itu justru gagal meraih persatuan hati mereka. Dalam dialog lintas iman mereka berhasil mengedepankan kesamaan untuk perdamaian dunia, tapi tidak untuk perdamaian hati sendiri. Tapi ya nggak usah naif sih. Toh dalam banyak pertaruhan hidup seringkali perasaan lah yang pertama kali kita ajukan di altar pengorbanan.

Meski begitu bukan berarti pernikahan beda jemaah nggak bisa dilakukan. Hanya saja biar nggak dibilang naif apalagi bucin alias budak cinta, kuncinya adalah nggak usah bawa-bawa perkara hati.

Bilang saja pernikahan beda jemaat seperti itu bagus dalam rangka menguatkan persaudaraan. Toh masih satu agama, kan? Teman-teman PKS dan HTI yang dulu sering sindir-sindiran saja sekarang akur dengan bersahabatnya Ust Salim dan Ust Felix. Sementara para asatidz itu baru bisa buat ikatan persahabatan untuk ukhuwah, kenapa kamu tidak bikin ikatan pernikahan?

Kalau alasan persaudaraan masih belum kuat, pakai saja alasan politik, eh perjuangan. Coba bayangkan, berapa besar kekuatan dakwah umat yang bisa terhimpun dari persatuan dua jamaah? Jika saat pemilu koalisi PKS dengan PDI saja bisa sah, kenapa hubungan simpatisan PKS dengan simpatisan PAN tidak bisa disahkan?

“Tapi nanti nggak beneran love conquers all dong?”

Hmm. Nikah beda jamaah yang karena cinta gitu bukannya nggak mungkin, sih. Hanya saja perlu ada perasaan yang kuat sekali untuk mendobrak tembok-tembok penghalang itu. Dan saya belum punya referensi soal cinta sebesar itu di zaman sekarang.

Mungkin kalau Akhi Agus beneran jadi caleg PKS lalu menikah sama Ning Kalis, akan ada banyak umat yang meneladani jejak pernikahan berkah atas nama cinta demi ghirah dakwah dan ukhuwah islamiyah itu. Masyaallah tabarakallah.

Tags: AgamaAhmadiyahaliranHinduIslamKristenMuhammadiyahnikah bedanu
Esty Dyah Imaniar

Esty Dyah Imaniar

Artikel Terkait

Anak muda lintas agama

Perbedaan Keyakinan Jadi Masalah Sensitif, Srawung Pertemukan Orang Muda Lintas Agama

7 Agustus 2022
Novi Basuki: Putcast Terlama! Membongkar Agenda Tiongkok di Indonesia!

Novi Basuki: Putcast Terlama! Membongkar Agenda Tiongkok di Indonesia!

25 Juli 2022
Agoes Salim: Memimpin adalah Menderita

Agoes Salim: Memimpin adalah Menderita

22 Juli 2022
nobel perdamaian mojok.co

Presiden Timor Leste Dukung NU-Muhammadiyah Raih Nobel Perdamaian

20 Juli 2022
Najib Azca: Kenapa PBNU & PKB Berseberangan

Najib Azca: Kenapa PBNU & PKB Berseberangan

11 Juli 2022
Muhaimin Iskandar, Lokomotif Pemilu 2024: Potensi Impresi Ciamik Media Sosial Cak Imin MOJOK.CO

Muhaimin Iskandar, Lokomotif Pemilu 2024: Potensi Impresi Ciamik Media Sosial Cak Imin

1 Juli 2022
Pos Selanjutnya

Permainan Catur yang Diharamkan Ustaz Abdul Somad Itu Juga Olahraga

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak

8 Agustus 2022

Jangankan Nikah Beda Agama, Nikah Beda Aliran Saja Sulit

24 Maret 2018
pola pengasuhan anak mojok.co

Psikolog UGM Jelaskan Tipe Pola Asuh yang Bisa Berdampak pada Hasil Akademik Anak

5 Agustus 2022
Asrama mahasiswa Sumatra Selatan, Pondok Mesudji dalam sengketa di pengadilan. Mahasiswa menilai ada campur tangan mafia tanah.

Mahasiswa Sumsel di Asrama Pondok Mesudji Jogja Terancam Pergi karena Mafia Tanah

11 Agustus 2022
Lampu merah terlama di Jogja. (Ilustrasi Ega Fansuri/Mojok.co)

Menghitung Lampu Merah Terlama di Jogja, Apakah Simpang Empat Pingit Tetap Juara?

9 Agustus 2022
Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Perguruan Tinggi Favorit MOJOK.CO

Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Masuk Perguruan Tinggi Favorit

5 Agustus 2022
Sri Sultan Mampu Redam Konflik Pemaksaan Jilbab Secara Taktis, Bukti Jogja (Mungkin) Masih Istimewa MOJOK.CO

Sri Sultan Mampu Redam Konflik Pemaksaan Jilbab Secara Taktis, Bukti Jogja (Mungkin) Masih Istimewa

9 Agustus 2022

Terbaru

Ibu Ruswo: Pembakar Api Revolusi Dari Dapur Umum

7 Fakta Ibu Ruswo, Kurir Rahasia yang Memasok Rokok untuk Para Pejuang

14 Agustus 2022
sim c mojok.co

Susahnya Ujian Sim C: Ini Tipsnya Biar Lulus Menurut Polisi, Ahli, dan Orang yang Gagal Berkali-kali

14 Agustus 2022
Sukarni: Soekarno-Hatta, Rengasdengklok, & Lahirnya Sebuah Republik

Sukarni: Soekarno-Hatta, Rengasdengklok, & Lahirnya Sebuah Republik

14 Agustus 2022
pangkat polisi mojok.co

Memahami Kasus Brigadir J, Ini Golongan Pangkat Polisi yang Perlu Diketahui

14 Agustus 2022
Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In