Bacaan Wajib Sebelum Memutuskan Minggat dari Rumah Demi Cinta - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Bacaan Wajib Sebelum Memutuskan Minggat dari Rumah Demi Cinta

Kukuh Purwanto oleh Kukuh Purwanto
19 Juli 2016
0
A A
Bacaan Wajib Sebelum Memutuskan Minggat dari Rumah Demi Cinta

Bacaan Wajib Sebelum Memutuskan Minggat dari Rumah Demi Cinta

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Setelah dua malam tak tidur akibat tumpukan pekerjaan dan, terutama, blusukan dari kuburan satu ke kuburan lain demi mendapatkan Pikachu, hal yang paling saya rindukan adalah bermimpi. Namun, belum lelap tidur saya ketika ibu masuk kamar dan membangunkan saya dengan panik sambil berujar bahwa bude, yang tinggal di seberang jalan, masuk UGD. Kena serangan jantung.

Hilang kantuk saya. Kami ke rumah sakit saat itu juga, dan di jalan ibu bercerita mengenai penyebab kumatnya jantungan bude: anaknya semata wayang minggat.

Sepupu saya yang raib itu bernama Bunga, sebut saja begitu, dan dia gadis yang cantik di usia menjelang kepala dua. Berpacaran dengan cowok desa tetangga sejak dua tahun lalu, dan selama itu pula ditentang oleh keluarga masing-masing. Malam itu, mereka memutuskan untuk kabur bersama.

“Cinta kami terlalu besar untuk dihalangi oleh siapapun,” begitu yang ditulis oleh sepupu saya di surat perpisahannya, “dan menikah adalah jalan satu-satunya menuju kebahagiaan, tanpa restu sekalipun.”

Melihat dampak hebat yang ditimbulkannya, mungkin cukup bijak bila saya menyarankan pada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk memasukkan surat perpisahan sebagai salah satu penyebab penyakit jantung. Tapi itu nanti saja setelah kita merampungkan rasan-rasan kali ini.

Baca Juga:

Psikolog UI Beri Tips Dapat Restu dari Orang Tua Buat yang Mau Nikah

Lebaran 2022: Menanti Ibu Bertanya Kapan Nikah

Cerita dari Aktivis Muhammadiyah yang Menikahi Gadis NU

Bunga berada pada fase transisi antara remaja menuju dewasa, sebuah fase yang membuat kebanyakan otak manusia berada di bagian tubuh manapun selain kepala. Pengalaman pertama melinting ganja, atau mencicipi ciu, atau merasa dirinya lebih kuat ketimbang Captain America sehingga senang menantangi orang, biasanya terjadi di fase ini. Juga seks bebas, tentunya.

Untunglah sepupu saya dan kekasihnya masih dianugerahi sedikit kewarasan: Mereka tak mencari tempat gelap atau hotel murah demi menjalin kasih, melainkan memimpikan biduk rumah tangga yang ideal dan bahagia.

Sedihnya, saat restu tak kunjung turun sementara hormon dan hasrat tak mampu dihentikan produksinya, mereka memutuskan jalan keluar yang berbahaya. Dan itu sama tak senonohnya dengan menggelar tikar di rerimbun semak. Namun, Bunga dan kekasihnya tidak tahu, atau juga tidak mau tahu, bahwa hidup bersama hingga akhir hayat dan selalu bahagia sampai lupa caranya bersedih adalah hal yang amat jarang terjadi.

Anda yang gemar menonton sinetron dan mendapati pernikahan tokoh idola diuji dengan kejam oleh sutradara dengan datangnya pihak ketiga, tentu akan mengamini pendapat saya. Belum lagi bila Anda sudi meluangkan waktu untuk mengamati tetangga Anda—selalu ada pasangan di tiap kampung yang mengisi waktu luangnya dengan saling memaki dan memecahkan apa saja.

Itulah kesalahan awal Bunga dan pacarnya: Tak hobi nonton sinetron dan tak punya waktu bertetangga.

Saya tak ingin Anda meniru perbuatan mereka; saya memikirkan kondisi jantung anggota keluarga Anda. Maka, sebagai seseorang yang telah melewati fase peralihan itu dan telah menikah, ada baiknya Anda menyimak nasihat saya sebelum melangkah ke KUA atau membawa kabur anak orang.

Pertama, yang harus Anda camkan betul, menikah tidak memberi garansi kebahagiaan.

Menikah juga tak memberi garansi kepedihan atau garansi yang lain. Tak ada kepastian yang bisa dijanjikan dari pernikahan, sehingga saya sepenuh hati memberi saran untuk Anda yang kecanduan ikut asuransi agar selibat saja.

Memang selalu ada alasan spesifik di balik keputusan menikah. Menyatukan dua cinta yang kadung tak ingin berpisah, misalnya. Atau sekadar melegalkan seks sebab tak ingin menambah panjang daftar pengalaman digerebek warga dan aparat. Atau ingin memiliki keturunan yang bisa melanjutkan kejayaan keluarga, sekaligus sebagai investasi masa tua. Atau sudah muak diberondong pertanyaan “kapan kawin” di acara-acara keluarga.

Namun, ada begitu banyak hal yang mampu meremukkan ekspektasi Anda akan pernikahan: Cinta yang dulu bersemi indah kini meranggas akibat pasangan lalai merawat tubuhnya sehingga hampir tak terbedakan dari reco penthung; seks yang menjadi tujuan awal Anda melangkah ke KUA kini pupus akibat impoten menahun; anak yang didambakan malah banyak bertingkah sehingga membikin Hitler sekalipun tampak begitu alim; horor baru berupa pertanyaan sarat ancaman “kapan beli elpiji” dan “kapan gajian” dari pasangan. Masihkah pernikahan Anda bermakna bila realita tak sesuai apa yang didamba?

Kemudian, menikah tak hanya urusan dua insan semata.

Kecuali Anda diciptakan dari debu sisa-sisa Big Bang, ada baiknya Anda memohon restu keluarga. Memang betul, kadang keluarga menjadi penghalang cita-cita, tetapi itu mereka lakukan demi kebaikan Anda pula. Tak usahlah saya beri analogi macam-macam, cukup bayangkan Anda berada di posisi orang tua yang memiliki mantu tak tahu adat. Perih, kan?

Selanjutnya, hayati baik-baik peribahasa yang mengatakan bahwa cinta tak harus memiliki.

Ini peribahasa favorit yang dirapalkan tiga kali sehari oleh mereka yang menjomblo seumur-umur—tidak usah sewot begitu. Malam Minggu yang sama suramnya dengan malam-malam lain, undangan nikah dari teman-teman dan adik kelas yang datang silih berganti, dan kenyataan bahwa jumlah uban dan keriput halus hampir menyamai jumlah bintang di langit, adalah kondisi yang terlampau pelik dilalui tanpa pegangan.

Tentu, menghayati sebuah peribahasa adalah salah satu upaya mencari pegangan terbaik, dan tergampang. Namun, peribahasa ini kurang tepat: Cinta bukannya tak harus memiliki, melainkan memang tak bisa memiliki. Lha wong nyawa sendiri saja masih minjam, kok malah berani-beraninya mengklaim kepemilikan cinta orang lain.

Yah, barangkali Anda menduga bahwa saya sedang menakut-nakuti. Sama sekali tidak. Pernikahan, yang dilakukan dengan cara dan niat yang tepat, selalu menyenangkan untuk dijalani. Akan tetapi, seperti yang ibu saya wejangkan satu malam sebelum akad nikah, pernikahan itu seperti membuat tato di wajah: Niat dan corak yang keliru tetap akan saya arak di sisa umur, dan tak ada cara untuk menghapusnya.

Gimana, sudah terlanjur ngelamar dia dan sekarang agak menyesal karena terburu-buru? Emang enak!

Tags: cintamenikahpernikahan
Kukuh Purwanto

Kukuh Purwanto

Artikel Terkait

restu orang tua mojok.co

Psikolog UI Beri Tips Dapat Restu dari Orang Tua Buat yang Mau Nikah

10 Agustus 2022
Lebaran 2022: Menanti Ibu Bertanya Kapan Nikah MOJOK.CO

Lebaran 2022: Menanti Ibu Bertanya Kapan Nikah

3 Mei 2022
Cerita dari Aktivis Muhammadiyah yang Menikahi Gadis NU

Cerita dari Aktivis Muhammadiyah yang Menikahi Gadis NU

16 Januari 2022
Mencintai diam-diam

Menguak Alasan Mengapa Seseorang Betah Mencintai Diam-diam

18 Desember 2021
Tinggal Bersama Sebelum Menikah, Mau Kumpul Kebo apa Adu Banteng? mojok.co

Tinggal Bersama Sebelum Menikah, Mau Kumpul Kebo apa Adu Banteng?

16 November 2021
Jalan Kaliurang yang Menyimpan Air Mata Seorang Mahasiswa

Jalan Kaliurang yang Menyimpan Tawa dan Air Mata Seorang Mahasiswa

24 Oktober 2021
Pos Selanjutnya
Mengapa Kita Selalu Nyinyir dengan Cina? MOJOK.CO

Mengapa Kita Selalu Nyinyir dengan Cina?

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak

8 Agustus 2022
Bacaan Wajib Sebelum Memutuskan Minggat dari Rumah Demi Cinta

Bacaan Wajib Sebelum Memutuskan Minggat dari Rumah Demi Cinta

19 Juli 2016
Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Perguruan Tinggi Favorit MOJOK.CO

Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Masuk Perguruan Tinggi Favorit

5 Agustus 2022
pola pengasuhan anak mojok.co

Psikolog UGM Jelaskan Tipe Pola Asuh yang Bisa Berdampak pada Hasil Akademik Anak

5 Agustus 2022

Cara Hadapi Henry Subiakto Menurut Mahasiswanya, Itu Lho Staf Kominfo yang Unggah Liputan Narasi TV Tanpa Watermark

3 November 2020
Lampu merah terlama di Jogja. (Ilustrasi Ega Fansuri/Mojok.co)

Menghitung Lampu Merah Terlama di Jogja, Apakah Simpang Empat Pingit Tetap Juara?

9 Agustus 2022
Musimin, petani di lereng Gunung Merapi yang menolak ekspor kopi ke Jepang.

Mengenal Musimin, Petani Lereng Merapi yang Menolak Pesanan Kopi dari Jepang 

5 Agustus 2022

Terbaru

world water forum mojok.co

Persiapan Dua Tahun, Indonesia Dipercaya Gelar Forum Air Dunia 

11 Agustus 2022
Teror Hantu Penghuni Patung Loro Blonyo MOJOK.CO

Teror Hantu Penghuni Patung Loro Blonyo

11 Agustus 2022
Kezaliman Barcelona Terhadap Frenkie De Jong

Kezaliman Barcelona Terhadap Frenkie De Jong

11 Agustus 2022
Ketua LPSK mengatakan perlindangan istri Ferdy Sambo bisa dibatalkan

Kurang Kooperatif, LPSK Sebut Permohonan Perlindungan Istri Ferdy Sambo Bisa Dibatalkan

11 Agustus 2022
mendag zulhas mojok.co

Mendag Zulhas Sebut Harga Kebutuhan Pokok DIY Paling Rendah

11 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In