Kalau Kamu Buruk Rupa, Separuh Persoalan Hidup Juga Bisa Teratasi - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Cerbung Berbalas Fiksi

Kalau Kamu Buruk Rupa, Separuh Persoalan Hidup Juga Bisa Teratasi

Erin Cipta oleh Erin Cipta
4 Juli 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Baca cerita sebelumnya di sini.

Hati Larasati berkali-kali patah oleh banyak hal. Tak hanya perkara lelaki, semesta seolah berkomplot untuk membuat kemalangan bagi dirinya. Jika konon cinta pertama seorang anak perempuan adalah bapaknya, tidak demikian bagi Larasati. Cinta macam apa yang bisa seorang parasit berikan pada anaknya?

“Punya anak sudah besar, tapi tidak berguna. Bisa kasih apa kamu untuk bapakmu ini?”

Itulah yang berkali-kali Darman ucapkan ketika meminta uang pada Larasati, namun tak diberi. Kalimat itu menorehkan luka sangat dalam di hatinya. Ingin rasanya menghitung-hitung apa yang sudah ia lakukan pada ibu dan adiknya, sedangkan seharusnya itu adalah tugas bapaknya.

“Seandainya wajahmu cantik, kamu bisa cari suami kaya, dan kita bisa menumpang hidup padanya. Lihat dirimu. Buruk begitu!”

Satu lagi kalimat yang mengoyak hati, meruntuhkan rasa percaya diri, dan mengurung benak Larasati dalam sebuah ruang gelap tak berpintu. Larasati seharusnya tumbuh mekar layaknya gadis seusianya. Namun, Darman selalu memupus setiap tunas yang seharusnya tumbuh.

Baca Juga:

kemiskinan di diy mojok.co

Pakar UGM Mempertanyakan Garis Kemiskinan di DIY

1 Februari 2023
DIY provinsi termiskin mojok.co

Tak Masalah Disebut Provinsi Termiskin, Sultan Wacanakan Bantuan Seumur Hidup

26 Januari 2023

***

Ketika selesai sekolah, Larasati bergabung dengan ribuan kawannya yang langsung mencari kerja. Tak ada harapan baginya untuk melanjutkan kuliah. Cukup sudah gerutu orangtuanya ia dengar tiap kali rupa-rupa biaya diminta untuk urusan sekolah.

Bekerja pun Larasati tak punya banyak pilihan. Ia selalu menghindari pekerjaan yang meminta syarat “berpenampilan menarik”. Percaya dirinya sudah tandas habis digerus umpatan bapaknya sendiri.

Ibunya pun tak beda. Meski tak sebrutal bapaknya, ibunya tak pernah sekali pun memuji. Seolah dirinya adalah petaka bagi keluarga itu.

Pekerjaan yang bisa Larasati lakoni selama ini hampir seluruhnya adalah kerja fisik yang tak banyak memerlukan otak untuk berpikir. Mungkin, ia bahkan bisa bekerja sambil terpejam. Kerja robot.

Meski begitu, hatinya masih tetap hidup. Ia masih merasa nyeri saat dimaki, tapi masih bisa bahagia saat seorang sahabat semacam Nurin mau mendengarkan apa saja yang ia ceritakan.

“Kalau kamu cantik, maka separuh persoalan hidupmu akan teratasi,” celoteh Larasati di sela-sela gerakan tangannya yang cekatan mengemas makanan.

“Baca di Instagram siapa, tuh?” sahut Nurin tanpa menoleh padanya, bahkan tanpa menghentikan tangannya yang melakukan pekerjaan serupa dengan Larasati.

Larasati tergelak di balik maskernya. Nurin bukan gadis yang amat cantik, namun jelas ia berpenampilan jauh lebih baik dari Larasati. Setiap kali Nurin curhat tentang apa pun, Larasati akan menanggapinya dengan kutipan-kutipan yang ia ambil dari internet.

Mereka sama-sama gadis yang dikejar kepanikan menghadapi kemiskinan. Mereka bekerja dengan hasil yang tak pernah tersisa untuk memanjakan diri sendiri. Bedanya, keadaan Nurin demikian karena ketiadaan bapak dan kondisi ibu yang sakit-sakitan. Jadi, meskipun uangnya tak pernah tersisa di akhir bulan, Nurin selalu bisa tersenyum karena ibu dan adik-adiknya berterima kasih kepadanya, sedangkan Larasati selalu merasa uangnya habis untuk hal-hal yang seharusnya bukan tanggung jawabnya.

“Kamu tahu, hal apa lagi yang bisa menyelesaikan separuh persoalan hidupmu?” tanya Nurin.

“Hmm…” Larasati mengedikkan bahu.

“Menikah.”

“Yaaa…”

“Jadi kalau mau cantik, kemudian menikah, maka hidupmu tak akan pernah lagi punya persoalan. Selesai sudah semuanya.”

”Masalahnya, hal pertama saja aku tak punya, lalu hal kedua sangat tergantung pada yang pertama. Jadi, oke, fix. Persoalan dalam hidupku akan abadi.”

“Halooo… di sini juga ada yang bernasib serupa.”

Nurin melambai-lambai seolah Larasati berada jauh darinya. Mereka berdua tergelak menertawakan diri sendiri.

***

Sebenarnya ia malas sekali bangun pagi ini. Semalam ia tidur larut karena menonton film di YouTube. Tak ada alasan baginya untuk buru-buru bangun karena ia libur kerja dan rasanya tak perlu baginya melakukan apa pun di rumah ini. Semua sudah terbiasa mengurus diri sendiri.

Keluaga ini tak terbiasa bercakap dan bercengkerama. Setiap interaksi selalu singkat dan tanpa isi. Panjang sedikit saja akan berubah menjadi pertengkaran dan caci maki yang semakin meruntuhkan ikatan emosi.

Namun, ketukan kasar di pintu depan memaksanya bangun dan beranjak. Ia mendengar suara lebih dari satu orang berseru memanggil nama ibunya sambil terus menggedor. Pintu kayu itu tak cukup kokoh untuk bertahan jika orang-orang itu terus melakukan hal demikian.

Hati-hati, diputarnya anak kunci. Belum sempat ia putar pegangannya, daun pintu sudah mengayun dengan sangat keras, terdorong dari luar.

“Ojo ndelik, Tri! Bayaren utangmu!”

Salah seorang yang datang tadi berteriak tanpa basa-basi. Ia merangsek masuk ke dalam rumah sambil menyibak-nyibak gorden di setiap pintu. Tapi rupanya yang dicarinya memang tak ada di rumah. Orang itu hanya menjumpai tumpukan cucian, serakan benda remeh, dan debu-debu yang meliputinya.

“Ibu tidak di rumah, Pak. Pergi mindring,” ucap Larasati sambil berjalan mengikuti orang itu sampai ke pintu belakang.

“Bilang ibumu supaya bayar utangnya. Sudah tak ada ampun lagi ini!” Keras nian lelaki paruh baya itu menghardik,

Satu orang lainnya yang ikut mendorong pintu tadi diam saja di ruang depan. Ia hanya bersedekap dan berdiri tegak dengan kuda-kuda mantap. Badannya yang sebesar lemari menghalangi pandangan Larasati ke halaman, tapi ia tahu beberapa tetangga melongok ke rumahnya. Sialan!

Para tetangga seperti mendapat tontonan menarik pengganti sinetron. Mereka adalah para tetangga yang biasanya menghindar bertemu Darman dan Gayatri. Pasalnya, bertemu dan bercakap dengan dua orang itu artinya harus siap mengutangi sesuatu.

Larasati gusar sekali menghadapi dua orang yang merepet omelan yang sebenarnya ditujukan pada Gayatri. Gadis itu sampai kesulitan menarik napas saking sesaknya dada menahan emosi.

“Waktu utang saja ibumu mendekatiku, memuji dengan kata-kata hebat sekali. Tidak dicari pun ia akan datang sendiri. Giliran waktunya bayar, hilang laksana ditelan bumi. Bilang ibumu, aku tak sungkan mengambil apa saja di rumah ini jika ia masih menghindar,” hardik lelaki itu.

Larasati mengkerut. Ia cemas melihat motornya—motor kreditan yang menjadi penyambung kakinya tiap hari. Jangan sampai ia mengambil satu-satunya yang dimilikinya.

Lelaki yang matanya masih berapi itu menatap tajam ke arah Larasati, dari kepala ke kaki. Larasati kikuk dan sangat risih. Ia hanya mengenakan pakaian tidur tipis. Perutnya mual mendadak.

“Anaknya buruk rupa begini. Coba kalau cantik, tak bakal rugi aku mengutangi perempuan itu berapa pun!”

Dua orang tamu itu beranjak pergi. Larasati membanting pintu kuat-kuat, lalu melesat ke kamar mandi. Ia muntah-muntah tak keruan. Kepalanya berputar, perutnya teraduk. Ia teringat percakapannya dengan Nurin tempo hari tentang apa yang bisa menyelesaikan separuh persoalan hidupnya.

Larasati muntah lagi.

Ia sendiri yang bilang pada Nurin bahwa kecantikan bisa menyelesaikan separuh persoalan hidupnya. Lalu separuhnya lagi, Nurin yang menyambung, akan selesai dengan menikah. Tapi pagi ini ia menemui hal yang berbeda. Justru karena ia buruk rupa, ia bisa terhindar dari masalah yang sangat mungkin timbul akibat utang-utang orang tuanya.

Karena buruk rupa, ia tak perlu melibatkan diri dalam keruwetan hidup Gayatri dan Darman.

Baca cerita berikutnya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 Juli 2019 oleh

Tags: berbalas fiksiburuk rupacantikcerpenkemiskinanseparuh persoalan hidup teratasi
Erin Cipta

Erin Cipta

Ibu dua anak yang menggembirakan diri dengan membaca, menulis, dan mengelus-elus kucing. Menulis novel berjudul CARLOS (Divapress 2017).

Artikel Terkait

kemiskinan di diy mojok.co
Ekonomi

Pakar UGM Mempertanyakan Garis Kemiskinan di DIY

1 Februari 2023
DIY provinsi termiskin mojok.co
Kilas

Tak Masalah Disebut Provinsi Termiskin, Sultan Wacanakan Bantuan Seumur Hidup

26 Januari 2023
Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana menyampaikan angka kemiskinan di DIY. (Yvesta Ayu:Mojok.co)
Kilas

Jadi Provinsi Termiskin di Jawa, Pemda DIY Didesak Fokus Tangani Dua Kabupaten

19 Januari 2023
penduduk miskin mojok.co
Ekonomi

26 Juta Orang Indonesia Tergolong Miskin, Siapa Saja yang Masuk Kriteria Ini?

18 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Untuk Muslimah yang Salaman dengan Paus Fransiskus dari Saya yang Katolik

Untuk Muslimah yang Salaman dengan Paus Fransiskus dari Saya yang Katolik

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Melihat Bahasa Prokem yang Bokis hingga Kata “Sekut” yang Fenomenal

Kalau Kamu Buruk Rupa, Separuh Persoalan Hidup Juga Bisa Teratasi

4 Juli 2019
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

Duduk perkara penutupan patung Bunda Maria di Kulon Progo. MOJOK.CO

Duduk Perkara Penutupan Patung Bunda Maria di Kulon Progo

24 Maret 2023
alan Sunyi Kiai Bonokeling di Banyumas yang Sengaja Dibuat Menjadi Misteri Abadi. MOJOK.CO

Jalan Sunyi Wangsa Bonokeling di Banyumas yang Sengaja Menjadikan Leluhur Sebagai Misteri Abadi

24 Maret 2023
sekolah kedinasan kemenhub mojok.co

5 Sekolah Kedinasan di Bawah Kemenhub yang Paling Favorit

24 Maret 2023
bola timnas israel mojok.co

Bola Pembawa Malapetaka

24 Maret 2023
mimpi basah mojok.co

Apakah Mimpi Basah di Siang Hari Membuat Puasa Batal?

24 Maret 2023
5.000 Mahasiswa UMY Berburu Takjil Gratis, Dianggarkan Rp125 Juta Setiap Hari. MOJOK.CO

5.000 Mahasiswa UMY Berburu Takjil Gratis, Dianggarkan Rp125 Juta Setiap Hari

24 Maret 2023
kritik feminis muslimah tentang perempuan sumber dosa utama

Muhasabah Muslimah Feminis: Kok Bisa, Perempuan Jadi Sumber Dosa Utama Laki-Laki?

24 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In