MOJOK – Meski suporter bola di Piala Dunia 2018 berbeda-beda, pada akhirnya tetap harus Bhinneka Tunggal Ika jua!
Suporter sepak bola itu bisa dikategorikan menjadi sejumlah tipe, tergantung variabelnya. Kalau berbicara suporter sepak bola Indonesia menggunakan variabel kecerdasan, maka tak akan sulit mendikotomi mana yang mudah terpancing untuk rusuh dan mana yang level tertibnya sudah seperti anak pramuka.
Tapi kalau berbicara Piala Dunia, spesifiknya Piala Dunia 2018, setidaknya ada lima spesies suporter yang bisa ditemui dan diidentifikasi di stadion, tempat-tempat nonton bareng (nobar), maupun di ranah media sosial. Pembagiannya ada di bawah ini, ya!
Suporter yang benar-benar berasal dari negara peserta Piala Dunia.
Jika kalimat khas orang muslim adalah “tiada tuhan selain Allah”, maka kalimat yang agaknya pas untuk menggambarkan kelompok ini adalah “tiada yang paling berbangga selain suporter yang negaranya sendiri berhasil lolos ke Piala Dunia”. Maksa, ya? Ya biarin.
Tapi betapa tidak, Piala Dunia adalah helatan sepak bola paling prestisius. Bermain di turnamen ini adalah adalah mimpi semua pesepakbola. Radja Nainggolan, pemain garang dari Belgia namun berdarah Batak, itu saja tidak bisa menyembunyikan hatinya yang patah setelah mengetahui negara yang dibelanya justru tidak mengikutsertakan namanya dalam skuat akhir Piala Dunia 2018.
Tidak hanya pemain, semua suporter sepak bola pun juga. Suporter Islandia adalah salah satu contoh yang paling anyar. Negara di pojokan Eropa itu merupakan pendatang baru di Piala Dunia 2018 nanti. Sebelumnya, Islandia belum pernah lolos ke Piala Dunia. Masih mending Indonesia, dulu sudah pernah jadi peserta meski masih pakai nama Hindia Belanda.
Tapi untuk tahun ini, Islandia berhasil mencatatkan sejarah baru lolos untuk kali pertama ke Piala Dunia. Penduduk di negara itu senangnya bukan main. Dilansir Deutsche Welle (DW), sebanyak 66 ribu suporter, sekitar seperlima dari keseluruhan penduduk Islandia, telah membeli tiket dan siap mendukung langsung di Rusia 2018. Kalau kamu kebetulan traveling ke Islandia selama bulan Juni dan Juli tahun ini, jangan heran jika di sana ternyata sepi. Wong orang-orangnya sedang di Rusia, kok!
Suporter yang mendukung suatu negara hanya karena ada pemain idolanya.
Tipe suporter ini adalah mereka yang biasanya sedang keranjingan permainan seorang pemain di sebuah klub. Sebut saja Mohamed Salah bersama Liverpool atau Marko Simic Bersama Persija Jakarta. Dari sebelumnya yang tidak pernah tertarik dengan sepak bola Mesir, langsung berubah 180 derajat karena belakangan terpukau dengan ciamiknya aksi Salah.
Dari sebelumnya yang lebih menjagokan negara-negara Eropa Barat, belakangan jadi lebih perhatian dengan negara-negara Balkan, khususnya Kroasia, karena kemonceran Marko Simic. Apalagi kalau orangnya juga suka dengan klub Liverpool dan Persija.
Suporter yang terpaksa mendukung karena kocokan arisan Piala Dunia 2018.
Seapes-apesnya suporter Piala Dunia, adalah mereka yang terpaksa mendukung satu negara medioker, antah berantah, atau dicap sebagai lumbung gol, karena mendapatkan hasil kocokan yang tidak boleh diulang. Dukungan mereka ini juga dibarengi dengan keringat dingin dan jantung yang lebih berdebar-debar setiap tim terkait bertanding.
Iya, kalau lawannya setara, bagaimana kalau ternyata harus tegar melihat Panama diserang tujuh hari tujuh malam oleh Inggris? Suporter ini juga mestilah tegar saat duit yang sudah disetorkan untuk arisan Piala Dunia 2018 terbang ke anggota arisan yang lain.
Sebaliknya, mereka akan tertawa keras saat berhasil mendapatkan kocokan arisan sesuai negara yang mereka dukung. Namanya juga judi arisan Piala Dunia, kegiatan yang berlandaskan hoki-hokian. Jadi, kalau ingin hati tenang, tak perlu ikut arisan Piala Dunia. Mari ibadah berjamaah saja. Lebih berfaedah.
Suporter yang merasa punya kedekatan sejarah dengan peserta Piala Dunia.
Suporter jenis Ini rasanya mudah ditemukan di sekitar kita. Contohnya, hanya karena perwakilan kerajaan Belanda yang bernama VOC itu pernah menjajah beberapa daerah di Nusantara, lantas banyak orang merasa ada persentuhan untuk membela Oranje di ajang internasional seperti Piala Eropa atau Piala Dunia.
Tapi berhubung tahun ini Belanda gagal lolos ke Piala Dunia, suporter tipe ini barangkali bisa mengubah haluan dukungan ke timnas Jepang atau Inggris. Atau, bisa juga mendukung negara-negara Islam karena Indonesia sedang dalam suasana Ramadan.
Fans sepak bola netral, hanya ingin ikut tren Piala Dunia.
Ada orang-orang yang tidak terlalu mengikuti perkembangan klub atau liga tertentu. Namun, suporter jenis ini selalu tertarik dengan kompetisi primer seperti Piala Dunia karena ingin nyaman berada di dalam tren yang ada. Hal yang sama juga terjadi pada momen final Liga Champions, el Clasico, dan semacamnya.
Kelompok ini kerap menyebut diri sebagai penikmat sepak bola, tidak ambil pusing kalau salah satu tim kalah atau menang. Lantaran memandang dari kacamata penikmat, kelompok ini kadang juga lebih fair dari suporter lain. Enak kalau diajak nobar.
Lalu ada di mana suporter glory hunter? Mereka ada di mana-mana, di tengah-tengah kita, di antara keluarga Anda, berkembang biak, dan semakin banyak. Wapadaslah!