Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Balbalan

Meja Perundingan Liverpool Dijilati Kuntilanak dan Diludahi Pocong

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
6 Juli 2019
0
A A
liverpool MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Menarik waktu ke belakang hingga musim panas saat ini, manajemen Liverpool boleh disebut sebagai pemenang di kategori “lomba” jualan pemain.

Situsweb fandom.id punya kalimat yang bagus. Bunyinya begini: “Karena sepak bola tak selesai dalam 90 menit.” Kamu bisa menemukannya di bio Twitter mereka.

Dan memang itu yang terjadi. Sepak bola tak pernah hanya berbicara tentang pertandingan di atas lapangan. Ada banyak unsur yang membangun olahraga paling populer di dunia ini. Yang namanya “pertandingan” sudah terjadi sejak di lapangan latihan, di dalam ruang-ruang kecil tempat pelatih menyusun menu latihan, di antara para fans, dan di atas meja perundingan.

Aksi membeli dan menjual, di atas meja perundingan, bisa sangat menentukan masa depan klub. Terutama mereka yang punya dana untuk berbelanja, dan kemampuan untuk menjual pemain. Liverpool, pada titik tertentu, sudah bekerja dengan baik untuk area ini. Perlu saya tegaskan, tulisan ini hanya membahas Liga Inggris. Jika kita perlebar konteksnya, Borussia Dortmund di Bundesliga juga punya kemampuan yang hampir sama.

Mengapa Liverpool?

Sederhana saja, karena dari klub enam besar Liga Inggris, Liverpool yang paling bisa dan sering melepas pemain dengan harga yang menarik. Terutama para pemain yang tidak berkontribusi, Liverpool bisa melepas mereka dengan harga cukup tinggi.

Sebagai perbandingan, kita pakai aktivitas menjual Manchester City, Chelsea, dan Arsenal. Jika kamu mencermati deretan pemain yang dijual tiga klub di atas, dibandingkan dengan Liverpool, satu perbedaan mencolok langsung terlihat. Perbedaan yang saya maksud adalah kebiasaan Liverpool untuk menjual pemain ke sesama tim Liga Inggris.

Semenjak kesepakatan hak siar menjadi salah satu lumbung uang tim-tim Liga Inggris, harga pemain, terutama lokalan, langsung melonjak. Kemampuan finansial ini membuat tim-tim semenjana, seperti Aston Villa, Crystal Palace, Bournemouth, dan Southampton berani membeli pemain di atas harga rata-rata. Sasaran empuk untuk aktivitas menjual pemain The Reds.

Namun, tentu saja cara ini tidak berhasil tanpa atribut si pemain. Silakan cermati lagi dan kamu akan menemukan kalau pemain-pemain yang dilepas manajemen The Reds pernah bermain di Liga Inggris. Pengalaman akan keberhasilan di masa lalu bisa menjadi daya tawar. Klub peminat pasti paham bahwa jika sudah pernah sukses, pasti bisa diulangi lagi karena si pemain sudah kenal dengan atmosfer liga.

Berikut beberapa contohnya.

Christian Benteke, pernah bermain di Aston Villa, dan menjadi salah satu penyerang berbahaya kala itu. Striker asal Belgia tersebut dibeli Liverpool dengan dana 41 juta paun. Ketika tidak cocok dengan cara bermain tim dan mengalami penurunan performa, Benteke dijual ke Crystal Palace dengan harga 28 juta paun.

Dominic Solanke, striker muda yang gagal memikul ekspektasi, jarang bermain dan mencetak gol, dibeli dari Chelsea U23 secara gratis. Solanke dijual satu musim kemudian. Klub tujuannya adalah Bournemouth. Berapa harga jual Solanke? Lebih dari 19 juta euro. Yakin sudah, Liverpool ini pakai jimat penglaris. Pemain-pemain yang mau dijual dijilatin dulu sama Mbak Kunti dan diludahi pocong.

Danny Ings. Kamu masih ingat dengan Danny Ings? Striker veteran yang saya sudah tidak ingat kapan blio bermain untuk Liverpool. Striker asal Inggris itu dibeli dari Burnley seharga hanya 7 juta paun.

Setelah menjadi anggota tetap bangku cadangan dan sempat pula dipinjamkan, Ings dilego ke klub akademi Liverpool: Southampton, dengan harga 19 juta paun! SEMBILANBELASJUTAfuckingPAUN! Dan masih ditambah bonus senilai 2 juta paun, plus sell-on clause 20 persen untuk The Reds jika Southampton kelak melego Ings.

Jordon Ibe! Ahh, kalau pemain ini kamu pasti masih ingat. Ibe adalah salah satu wonderkid Liverpool beberapa tahun yang lalu. Perkembangannya terhenti dan dijual ke Bournemouth dengan harga 16 juta paun.

Antara Ings, Solanke, dan Ibe, jika dikombinasikan, ketiganya berkontribusi HANYA 5 gol dari 76 penampilan. Dari ketiganya, kas klub menggelembung 66 juta paun. Jangan-jangan meja perundingan The Reds ini juga sudah dipipisin sama tuyul. Manjur betul. Ditambah Benteke, mereka bisa mengumpulkan 100 juta paun lebih dari pemain buangan itu.

Contoh di atas adalah para pemain yang sudah berpengalaman di Liga Inggris. Nah, Liverpool pun tak menemui kendala ketika menjual pemain yang dibeli dari luar Liga Inggris. Misalnya adalah Mamadou Sakho, dibeli dari Paris Saint-Germain seharga 25 juta. Setelah beberapa penampilan konyol dan konflik di dalam skuat, Sakho dilepas ke Crystal Palace seharga 26 juta paun! Liverpool masih untung 1 juta paun dari penjualan pemain komikal itu.

Sementara itu, penjualan tertinggi Manchester City ke sesama klub Inggris adalah Kalechi Iheanacho (27 juta paun) ke Leicester City. Sementara itu, Chelsea sedikit lebih baik ketimbang City. Mereka melego Romelu Lukaku ke Everton dengan harga 35 juta paun dan Nemanja Matic ke sebuah klub yang tak perlu disebutkan namanya seharga 44 juta paun.

Melihat beberapa contoh di atas, kamu pasti menemukan bahwa beberapa klub semenjana di Liga Inggris (mungkin) lebih kaya ketimbang “beberapa” tim papan atas Serie A. Itulah hasil kekuatan pembagian hak siar yang porsinya sangat besar, dan keberhasilan marketing Liga Inggris.

Beberapa alasan

Menjual pemain dengan harga tinggi itu sulit, apabila memenuhi tiga syarat ini. Pertama, kontrak pemain tinggal 12 bulan. Ketika masuk sisa 6 bulan, si pemain sudah bisa melakukan negosiasi dengan klub lain dan pergi secara gratis di akhir musim. Oleh sebab itu, sangat jarang ada pemain dengan sisa kontrak 12 bulan akan terjual di atas 30 juta paun.

Kedua, gaji si pemain sudah kadung tinggi. Misalnya Arsenal, yang payah betul urusan kontrak pemain. Saat itu, pemain-pemain seperti Theo Walcott hingga Jack Wilshere sudah mendapatkan gaji layak, untuk tidak menyebutnya tinggi, di Arsenal. Supaya bisa dijual, Arsenal harus bisa membujuk mereka untuk menurunkan gaji. Kemungkinan terburuk adalah klub harus menanggung sejumlah persen gaji. Pemain sudah pergi, tapi masih jadi beban.

Ketiga: sisa kontrak pemain tinggal 12 bulan, jarang main bagus, dan bergaji tinggi. Liverpool selalu bisa menghindarkan “investasi” mereka dari situasi tersebut. Tambahan satu alasan: kebanyakan pemain The Reds yang dijual berstatus home grown. Status ini membuat harga pemain sedikit terdongkrak. Memiliki sejumlah home grown adalah syarat berlaga di Liga Inggris.

So, Liverpool, silakan berbagi, di mana bisa menyewa servis dukun jualan yang bagus?

Terakhir diperbarui pada 6 Juli 2019 oleh

Tags: Arsenalliga inggrisLiverpool
Iklan
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
NGGAK MASUK AKAL! MU KALAH 7-0 DAN ALASAN KENAPA SEKOLAH HARUS JAM 5 PAGI!
Movi

Nggak Masuk Akal! MU Kalah 7-0 dan Alasan Kenapa Sekolah Harus Jam 5 Pagi

8 Maret 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman temani pacar jadi driver Shopee Food, hadapi beragam watak manusia MOJOK.CO

Pengalaman Temani Pacar Jadi Driver Shopee Food Jadi Tahu Ragam Watak Manusia: Batin Campur Aduk antara Haru, Riang, dan Nelangsa

8 Juli 2025
Resah anggota perguruan pencak silat SH Winongo (PSHW), selalu kena imbas ketika PSHT berulah MOJOK.CO

Repotnya Anggota SH Winongo (PSHW): Berupaya Ajarkan Pencak Silat Damai tapi Kena Imbas Ulah PSHT, Gara-gara Sesama “SH”

7 Juli 2025
5 Dosa Pedagang Merusak Kuah Bakso demi Cuan, Penuh Bahaya (Unsplash)

5 Dosa Pedagang Bakso Merusak Kuah Bakso demi Mendapatkan Cuan Besar Hingga Punya Banyak Cabang

9 Juli 2025
Pakuwon Mall Surabaya tarif parkir mahal bagi orang Jakarta. MOJOK.CO

Syok Saat Pertama Kali ke Pakuwon Mall Surabaya, Tarif Parkirnya Lebih Mahal daripada di Jakarta padahal Cuman Ingin Nongki

3 Juli 2025
jurusan pariwisata. mojok.co

Kuliah di Jurusan Pariwisata Tak Semenyenangkan Kelihatannya, Niat Santai Malah Terbantai

3 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.