Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Idul Adha, Mesut Ozil, dan Berkurban Sesuai Kemampuan

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
11 Agustus 2019
A A
Mesut Ozil dan Idul Adha MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Selamat Idul Adha 1440 H. Mari menumbuhkan “Mesut Ozil” dalam diri masing-masing. Menumbuhkan kepekaan sosial, membantu sesama, siapa saja, tanpa memandang batasan.

Persiapan Arsenal menjelang laga pembuka Liga Inggris musim 2019/2020, yang bertepatan dengan Idul Adha, diganggu oleh begal-begal goblok dari London. Setelah insiden penyerangan kepada Mesut Ozil dan Sead Kolasinac, beberapa hari yang lalu, sebuah ancaman kembali muncul. Satu lagi kabar tak enak yang berpotensi memperpanjang catatan buruk klub ini di laga pembuka.

Seiring ancaman baru yang datang, manajemen Arsenal tak mau kompromi. Mereka mencoret nama Mesut Ozil dan Kolasinac dari daftar pemain yang akan dibawa ke kandang Newcastle United di hari raya Idul Adha. Tentu saja ini sebuah kekecewaan, baik kepada pelatih, bagi Ozil dan Kolasinac, dan tentunya para fans.

Bisa bermain di laga pembuka punya makna penting. Sedikit banyak posisimu di dalam tim diperhitungkan oleh pelatih. Namun memang, soal keamanan itu nomor satu. Sebuah klub profesional tidak akan membiarkan pemain beserta keluarganya terancam. Langkah “mengorbankan” Mesut Ozil dan Kolasinac adalah keputusan bijak.

Idul Adha dan altruisme Mesut Ozil

Ancaman kepada Ozil dan Kolasinac ini terjadi di momen yang bisa dikatakan “terlalu pas”. Pas sedang ada pertandingan, pas di hari raya Idul Adha. Hari raya “berkurban” ini sangat identik dengan sosok Mesut Ozil sebagai seorang pesepak bola profesional.

Ada tiga hal yang membuat benak saya secara otomatis menyandingkan kata Idul Adha dengan Mesut Ozil. Pertama, lebih baik bikin asis ketimbang gol.

Konsep bermain yang memberi gol disebut asis. Pemain yang rajin mencatatkan asis menempati posisi yang mulia di dalam tim. Sering terjadi, ia tidak akan banyak mendapatkan sorotan. Semua sorak dan puji akan diberikan kepada si pencetak gol. Namun, tanpa keberadaan si pemberi ini, para pencetak gol tidak akan bisa bekerja dengan mudah.

Si pemberi asis hidup dalam wawasan sebuah tim, sebuah lingkungan sosial di tengah pertandingan. Ia tidak egois, rela berkurban semampunya. Mirip dengan pengertian berkurban di hari raya Idul Adha. Pemain (atau manusia) yang menghidupi pandangan seperti ini disebut manusia altruisme dan dalam konsep disebut altruistik.

Altruisme, yang dikonsep oleh Auguste Comte, adalah pengertian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Manusia yang hidup dalam konteks altruisme atau altruistik punya kehendan menolong yang besar. Moralitas altruistik tidak sekadar megandung kemurahan hati. Nilai ini diresapi dan dijiwai oleh kesukaan memajukan sesama tanpa pamrih.

Sejak bermain Schalke, Real Madrid, Arsenal, hingga timnas Jerman, nama Mesut Ozil lekat dengan citra pemain bermata tajam. Ia bisa menemukan lubang sempit di antara pertahanan lawan, yang cukup untuk meneroboskan bola ke arah lari kawan. Mesut Ozil juga tak pernah berpikir dua kali untuk memberi umpan di muka gawang. Bahkan ketika sebetulnya dirinya bisa bikin gol. Ia akan mengurbankan kesempatan, demi kesejahteraan rekannya.

Cara berkurban ala Idul Adha dari Mesut Ozil yang kedua adalah bermain tidak di posisi ideal. Sejak bergabung, hingga saat ini, tidak banyak kesempatan yang didapatkan Mesut Ozil untuk bermain di posisi idealnya. Ketika masih dilatih Arsene Wenger, pemain asal Jerman ini banyak bermain di sisi lapangan.

Ia bermain seperti wide-midfielder, bukan seorang #10 tradisional. Untungnya, Mesut Ozil bisa menyesuaikan diri. Ketika masih bersama Real Madrid, ketika bermain di belakang striker, pemain berusia 30 tahun ini cukup sering bermain melebar. Situasi di atas lapangan sering tidak berjalan sesuai imajinasi. Mesut Ozil sudah memahami sejak dulu.

Ia berkembang, dari sekadar pemain di belakang striker, menjadi pemain yang lebih komplet. Orang yang sudah survive dengan caranya sendiri, diakui dunia, namanya menjadi sangat besar, biasanya menjadi sosok dengan ego tinggi. Untungnya, Mesut Ozil memegang budaya Idul Adha lekat-lekat. Dengan berkurban, ia bisa menjaga sikap untuk tetap rendah hati.

Di bawah asuhan Unai Emery, saya merasakan perubahan tingkat lanjut dalam diri Mesut Ozil. Laga uji tanding melawan Barcelona menjadi contoh.

Iklan

Ia bermain sebagai #10 klasik. Namun, seiring laga, ia banyak turun mendekati dua pivot yang diisi Joe Willock dan Granit Xhaka. Membentuk segitiga, Ozil menjadi seperti advance #8. Ia mengakali kemampuan bertahan yang tidak istimewa dengan penempatan posisi yang tepat. Ia kalah adu fisik, tapi unggul adu otak. Sepak bola memang bukan hanya soal adu lari atau adu otot. Sepak bola adalah olahraga yang membuat si cerdas akan selalu unggul.

Setelah beradaptasi sebagai wide-midfielder, ia berkembang lagi menjadi advance #8. Ia mengorbankan kemampuan spesialnya ketika bermain #10 klasik, demi perkembangan tim itu sendiri. Sekali lagi, Idul Adha dari sosok Mesut Ozil.

Corak Idul Adha dalam diri Ozil yang ketiga adalah memegang teguh ajaran agama dan budaya. Kamu bisa menemukannya di insiden pelemparan roti oleh suporter Atletico Madrid ke arah Ozil.

Masih ingat dengan insiden itu? Salah satu suporter Atletico melempat roti ke dalam lapangan yang secara tidak terduga dipungut oleh Ozil. Ia memungut roti itu, menciumnya, menyentuhkan ke kening, lalu meletakkan di sisi lapangan dengan penuh hormat.

Hampir semua penonton melihat insiden itu. Kenapa ia melakukannya? Salah satu fans Arsenal memberikan penjelasan. “Membuang roti bertentangan dengan ajaran agamanya. Ozil mencium roti dan menyentuhkan ke kening sebagai ekspresi rasa terima kasih kepada Tuhan.”

Sebuah kalimat di Alquran bab 6 ayat 141 berbunyi, “…jangan suka boros (membuang-buang, menyia-nyiakan sesuatu). Allah tidak suka dengan orang yang suka boros.”

Bukan hanya sebagai muslim yang taat, Ozil juga memegang betul akar kehidupannya. Meski berpaspor Jerman, di dalam dirinya mengalir deras darah Turki. Adalah sebuah larangan di dalam tradisinya untuk membuang makanan. Roti adalah sumber kehidupan, sebuah berkah dari Tuhan untuk disyukuri, bukan dibuang.

Idul Adha bukan sekadar berkurban. Hari raya ini mengingatkan kamu untuk berbagi dan memegang teguh budaya dalam agama dan kehidupan sosial. Ozil, sebagai pesepak bola, merayakan Idul Adha, setiap kali ia berlari di atas lapangan.

Selamat Idul Adha 1440 H. Mari menumbuhkan “Mesut Ozil” dalam diri masing-masing. Menumbuhkan kepekaan sosial, membantu sesama, siapa saja, tanpa memandang batasan.

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2019 oleh

Tags: ArsenalIdul Adhaliga inggrisMesut Ozil
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Sisi gelap kurban (Idul Adha) di desa. Orang miskin nelangsa, tapi orang kaya pesta daging MOJOK.CO
Ragam

Ironi Kurban di Desa: Saling Jegal demi Raup Keuntungan, Orang Miskin Tak Kebagian Daging sementara Orang Mampu Berpesta

6 Juni 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025
bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.