Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Sepotong Kisah Itok dan Satpol PP yang Pernah Menangkapnya

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
20 April 2019
A A
ngamen
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Saya punya banyak kawan yang lucu. Satu dari sekian banyak itu bernama Itok. Ia kawan saya sejak SD. Saya mengenalnya sebagai sosok yang jenaka genuine. Sosok yang sangat menggemari kuda lumping. Saking sukanya dengan kuda lumping, sampai-sampai pernah suatu saat, ketika ia disuruh menyanyikan lagu wajib oleh Ibu guru, ia maju dan menyanyikan lagu “Slompret Gondorio”, salah satu lagu best seller dalam setiap pertunjukan kuda lumping di beberapa daerah di Jawa Tengah dan jawa Timur.

“Slompret slompret kempul wungkung… Kendang riyel ketipung imbal…”

Kejadian itu masih terus teringat dalam ingatan saya. Lucu sekali. Tiap kali Itok saya ingatkan dengan insiden itu, ia juga ikut tertawa.

Kemarin malam, saat saya pulang, saya kembali bertemu dengannya. Kami ngobrol banyak sampai pagi di ngebuk perempatan kampung bersama beberapa kawan lainnya.

Dan tentu saja, Itok masih tetap lucu. Dan akan selalu lucu.

Dalam obrolan kemarin, ia sempat menceritakan kisahnya saat dikejar-kejar oleh Kuncung, kawan kami yang lain, untuk dibacok. Kuncung mengejar Itok karena memang sedang mabuk.

“Kuncung ngoyak aku nggowo lading,” tuturnya yang langsung membuat saya ngeri membayangkan adegan tersebut.

“Lha kowe mlayu ora?” Tanya saya. Sebuah pertanyaan yang tentu saja terdengar sangat bodoh.

“Yo jelas mlayu tho,” jawab Itok. “Tapi aku ora patio wedi.”

“Weh, kok iso kowe ora wedi?”

“Lha jenenge we Kuncung pas mabuk, jadi yo rodo goblok. Deknen ngoyak aku nggowo lading, tapi mung gagang’e thok!”

Bangsat. Saya dan beberapa kawan yang mendengarnya tentu saja tertawa. Tertawa karena itu kejadian lucu. Dan menjadi lebih lucu karena Itok yang jadi korbannya.

Itok kini bekerja sebagai pengamen di salah satu lampu merah di batas kota. Sudah setahun ini ia menjadi pengamen. Ia tak punya skill musik yang mumpuni. Nggak paham kunci gitar kencrung. Suaranya jelek saya belum. Namun hal tersebut tak membuatnya surut dalam mengamen. Ia berkeyakinan, bahwa mengamen di lampu merah itu tak perlu piawai bermusik, yang penting ada suaranya. Wong ya yang diameni begitu ngasih duit juga langsung nutup kaca mobil lagi.

Itok sudah beberapa kali tertangkap Satpol PP. Entah karena aktivitas mengamennya atau karena sebab lain. Yang jelas, ia bercerita pada saya bahwa dirinya sudah beberapa kali berurusan dengan aparat beberapa kali semenjak ia mulai menjadi pengamen.

Iklan

Saking seringnya ditangkap, Itok bahkan sampai sempat berencana untuk mengaku menjadi orang lain kalau kelak ditangkap lagi oleh Satpol PP.

“Kowe ngaku jenenge sopo?” tanya saya.

“Agus Setiawan,” jawab Itok. “Anake Pak Yudi, alamate Saragan RT 2 RW 1.”

“Asuuuuuu…”

Itok bercerita bahwa beberapa waktu yang lalu, saat tidak sedang mengamen, ia sempat bertemu dengan salah satu anggota Satpol PP yang pernah menangkapnya.

“Satpol PP-ne takon kok dengaren aku ora ngamen.” Itok kemudian mengambil air minum, kemudian meneguknya sedikit. “Lak yo nggatheli, tho, Gus?”

“Nggatheli piye?”

“Lha yo nggatheli, Satpol PP-ne. Lha nek aku ngamen dicekel, tapi nek ra ngamen ditakokke.”

Saya lunglai. Tawa saya pecah.

Terakhir diperbarui pada 20 April 2019 oleh

Tags: itokPengamensatpol pp
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Selalu kena caci maki oleh pengamen bus di Terminal Tidar Magelang MOJOK.CO
Catatan

Tiap Berhenti di Terminal Tidar Magelang Kenyang Dicaci Maki Pengamen Bus: Orang Sepuh Disumpahi Bisu, Orang Tidur Disumpahi “Picek” Gara-gara Recehan

26 Agustus 2025
Iseng jadi pengamen liar di Jogja: sehari bisa Rp300 ribu-Rp500 ribu, bantu bertahan hidup saat puluhan lamaran kerja tidak ada yang tembus MOJOK.CO
Ragam

Iseng Jadi Pengamen Liar di Jogja: Sehari Dapat Cuan Menggiurkan, Tolong Saya saat Luntang-lantung karena Puluhan Kali Gagal Kerja

11 Juli 2025
Saat Wisatawan di Jogja Kewalahan Hadapi Pengemis dan Pengamen yang Mengintimidasi. MOJOK.CO mahasiswa event kampus
Kampus

Mahasiswa Jogja Cari Dana Event Kampus dengan Mengamen: Tanda Kreativitas Mahasiswa Seret atau Dana Kampus yang Mepet Banget?

2 April 2024
Pilu Kondektur Bus Minggat karena Tak Beliin Anak Oleh-Oleh MOJOK.CO
Ragam

Nelangsanya Dicoret dari KK, Tak Boleh Pulang Meski Kangen Ibu hingga Hidup Terlunta-lunta di Ngawi

26 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.