Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Sebagai Fans Arsenal, Saya Kecewa dengan European Super League, tapi Memahami Kegaduhan Ini Pernah Terjadi

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
21 April 2021
A A
Sebagai Fans Arsenal, Saya Kecewa dengan European Super League, tapi Memahami Kegaduhan Ini Pernah Terjadi

Sebagai Fans Arsenal, Saya Kecewa dengan European Super League, tapi Memahami Kegaduhan Ini Pernah Terjadi

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Saya kecewa, tapi saya bisa memahami kenapa kegaduhan ini pernah terjadi. Sepak bola dan Arsenal, dan 12 klub pendiri European Super League tak akan lagi sama….

European Super League selesai sudah. Protes dari para pemain, ditambah desakan suporter membuat goyah para peserta Liga Super Eropa. Diawali 6 klub Liga Inggris, disusul AC Milan dari Serie A. Hingga akhirnya, kompetisi imajinatif itu selesai sebelum sepak mula terjadi.

Banyak alasan bertebaran yang bisa kamu pilih untuk kontra lahirnya liga eksklusif ini. Sebagai fans Arsenal, saya akan mendukung alasan apa pun yang kamu pilih. Meskipun faktanya, Arsenal adalah salah satu founding members dari European Super League. Sungguh menyedihkan.

Namun, di tulisan kali ini, saya tidak akan menjelaskan alasan saya menolak lahirnya European Super League. Kamu bisa membacanya di tulisan sepak bola saya sebelumnya. Kali ini, saya ingin menyinggung satu sisi di mana sikap Arsenal untuk lepas dari FA dan UEFA memang masuk akal.

Saya mencoba memahami sikap Arsenal dari sisi manajemen dan fans yang pro kepada lahirnya European Super League. Tentu saja ini bukan soal uang semata, di mana banyak klub Eropa tengah menderita karena dampak pandemi.

Ada banyak alasan yang ternyata masuk akal ketika meneropong sikap manajemen Arsenal. Izinkan saya menyinggung beberapa.

Pertama, soal penerapan aturan Financial Fair Play (FFP) dari UEFA yang tebang pilih. Kamu juga bisa menggunakan istilah “tidak konsisten” atau “pilih kasih” di sini. Semua istilah negatif bisa dipakai karena pada kenyataanya, UEFA, bahkan FIFA adalah koperasi korup yang cuma bikin gemuk antek-anteknya.

Ketika Arsenal membangun stadion Emirates, manajemen melakukan pengetatan neraca keuangan. Yang The Gunners belanjakan, baik untuk gaji maupun membeli pemain, adalah uang yang ada di dalam kas. Bukan suntikan dana dari pemilik yang berpotensi melanggar FFP.

Saya tidak akan masuk ke detail angka. Namun, Intinya, Arsenal berusaha menjadi “anak yang baik” dengan tidak melanggar aturan. Pada titik ini, meski menjadi susah payah di liga dan tertinggal dari rival, saya bangga dengan klub yang saya dukung.

Namun, ketika ada beberapa klub mengakali aturan FFP, kita tahu bahwa UEFA tak pernah netral. Apalagi kepada arus uang haram yang membuat sebuah klub bisa lolos dari hukuman. Kamu pasti tahu klub mana yang saya maksud. Sebuah klub yang ikut membidani lahirnya European Super League.

Artinya, UEFA tak konsisten dengan aturan yang ada. Mereka menulis aturan tersebut, sekaligus mencoretnya menggunakan arang ketika aliran uang haram membanjiri rekening para petinggi. Tahi anjing!

Kedua, soal rasisme. Pernahkah petinggi UEFA dan FIFA melakukan langkah serius ketika masalah rasisme terulang lagi. Mengapa mereka tidak menunjukkan energi sebesar ketika melawan lahirnya European Super League?

Tentu saja mereka “malas-malasan” mengatasi masalah rasisme karena kasus ini tidak mengganggu pundi uang. Berbeda dengan potensi kelahiran European Super League yang bakal mengikis sumber pemasukan mereka. Salah satunya dari hadiah pemenang kompetisi dan sepotong hak siar.

Ketiga, saya bisa memahami sikap Arsenal untuk bergabung ke European Super League jika alasannya adalah kinerja FA yang begitu busuk. Terutama soal kinerja wasit Liga Inggris, di mana Arsenal seperti menjadi musuh bersama dan tidak boleh dibiarkan masuk papan atas lagi.

Iklan

Kita tidak pernah membahas soal kebodohan Mike Riley yang sengaja memutus rantai tak terkalahkan Arsenal ketika dijamu Manchester United. Kita singgung musim ini saja, di mana The Gunners menjadi klub yang paling sering dirugikan wasit.

Jika kebodohan wasit tidak ada, saat ini, Arsenal tengah bersaing masuk empat besar Liga Inggris. Silakan sebut saya fans yang cengeng dengan menyalahkan wasit. Namun, saya berani bertaruh, kamu yang menuduh pasti ikut mengaduh ketika menjadi korban kebodohan wasit yang nalarnya lumpuh.

Memang, belum ada jaminan wasit European Super League bakal waras. Namun, setidaknya, membayangkan setiap laga Arsenal dikawal oleh wasit yang betul-betul adil, memberi saya imajinasi akan gambaran potensi skuat Arsenal. Tentunya setelah terjadi perombakan skuat sesuai “selera” Mikel Arteta.

Tiga alasan di atas sudah cukup untuk membuat saya “maklum” dengan sikap Arsenal lepas dari FA dan UEFA. Namun ingat, saya tidak pernah mendukung lahirnya European Super League. Sesuatu yang menjadi sangat eksklusif itu tidak pernah baik. Dikotomi kaya dan miskin akan semakin tebal. Jurang itu tidak akan bisa didekatkan lagi.

Padahal, sepak bola adalah pesta kita bersama. Tidak boleh ada yang mendaku penyelamat sepak bola padahal dirinya berlindung di balik derasnya aliran uang semata. Uang tidak pernah bersalah. Sama seperti teknologi VAR. Adalah manusia laknat yang membuat “benda” itu menjadi berbahaya.

Saya “menemukan diri sendiri” di dalam Arsenal. Atas nama keharmonisan yang diperjuangkan, atas nama integritas dan tradisi, saya menjadi fans Arsenal. Semuanya menjadi identitas diri dari kanak hingga sekarang. Sayang, semuanya hampir luntur ketika tim ini menjadi salah satu founding members European Super League.

Kelak, jika European Super League gagal terwujud dan kembali ke pangkuan asosiasi masing-masing, integritas 12 klub pendiri sudah kadung retak di mata akar rumput. Golongan masyarakat di mana sepak bola itu lahir.

Kepercayaan itu seperti guci mahal. Ketika guci itu jatuh, kamu bisa memperbaikinya dengan selotip atau menambalnya kembali dengan tanah liat. Namun, retaknya tidak akan hilang. Dan jauh di lubuk hati, meskipun kamu bisa memaafkan mereka, rasa kecewa sudah kadung bersemayam.

Saya kecewa, tapi saya bisa memahami kenapa kegaduhan ini harus terjadi. Kini, sepak bola dan Arsenal, dan 12 klub pendiri European Super League tak akan lagi sama….

BACA JUGA European Super League: Persekutuan Jahat para Pencuri Sepak Bola dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 21 April 2021 oleh

Tags: AC MilanArsenalatletico madridBarcelonachelseaESLEuropean Super LeagueInternazionaleJuventusLiverpoolManchester CityManchester UnitedReal MadridSuper LeagueTottenham Hotspur
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
andre onana mojok.co
Olah Raga

Kota Depok Jadi Bagian dari Perjalanan Karier Andre Onana, Calon Kiper Baru MU

12 Juli 2023
Silvio Berlusconi Abadi Bersama Angka 3 di Universe AC Milan MOJOK.CO
Esai

Silvio Berlusconi Abadi Bersama Angka 3 di Universe AC Milan

13 Juni 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.