Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Inter Milan vs AC Milan, yang Bilang Karakter Siapa, yang Kalah Ibrahimovic

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
10 Februari 2020
A A
inter milan internazionale ac milan serie a liga italia MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Toh pada akhirnya, karakter terbaik adalah milik Inter Milan, sementara kekalahan hampir selalu milik Zlatan Ibrahimovic, eh maaf, AC Milan, bukan Internazionale.

Saya rasa, Derby della Madonnina adalah salah satu derby yang hasil akhirnya sulit diprediksi. Misalnya, ketika Inter Milan sedang dalam periode buruk pun, mereka punya cara untuk mengalahkan AC Milan. Kecuali kemenangan Milan dengan skor 6-0 pada musim 2000/2001, skor pertandingan derby ini hampir selalu tipis.

Internazionale kembali bermain sangat buruk di babak pertama derby Milan musim 2019/2020. Mereka tertinggal dengan skor 0-2. Koordinasi lini belakang yang membuat Inter cukup kokoh di Serie A musim ini terlihat lepas dari genggaman. Konsentrasi Internazionale hilang ketika Milan mencetak gol pertama lewat kaki Ante Rebic.

Ketika Zlatan Ibrahimovic membuat gol mudah dan mengubah skor menjadi 0-2, seolah-olah derby sudah selesai. Gaung suara Stefano Pioli menjelang pertandingan seperti terdengar kembali. Pelatih asal Italia itu menegaskan kalau mereka akan menunjukkan karekter terbaik sekaligus mengungkapkan kalau siapa pun punya kelemahan, termasuk Inter Milan.

Ketika memperhatikan jalannya pertandingan pun penonton bisa memaklumi kalau Milan memang layak unggul atas Inter Milan. Sekali lagi, koordinasi Internazionale, mulai dari lini pertahanan hingga lapangan tengah seperti kabur. Pemosisian pemain terlihat begitu salah, membuat AC Milan dengan enak mensirkulasikan bola lewat dua sisi lapangan.

Namun, sekali lagi, Derby della Madonnina memang sulit diprediksi. Inter Milan masuk ke lapangan dengan konsentrasi yang berbeda. Dua sisi lapangan yang memang menjadi salah satu kekuatan Inter lebih hidup. Penempatan posisi dan pengambilan keputusan kapan harus men-delay umpan, kapan harus melepas umpan silang, lebih terasa pas.

Sejak menit pertama di babak kedua, Inter Milan sudah tahu apa yang harus dilakukan. Sesuatu yang sejak awal sebenarnya sudah ditegaskan oleh Conte. Mereka bermain dengan skema 3-5-1-1. Teorinya sederhana: jika ingin unggul di dua sisi lapangan, kamu harus menguasai lapangan tengah, begitu juga sebaliknya. Matias Vecino, Marcelo Brozovic, dan Nicolo Barella, dari sisi teknis, memang lebih unggul dari gelandang AC Milan.

Sejak Inter Milan masuk ke lapangan di babak kedua, Milan melakukan satu kesalahan mendasar bagi semua klub yang sudah unggul. Mereka membiarkan Inter menentukan tempo pertandingan. Sejak awal babak kedua, Internazionale seperti diberi bagian untuk menentukan pertandingan secara cuma-cuma.

Sejak awal babak kedua, justru Internazionale yang mampu menunjukkan karakter. Sebuah penegasan bahwa mereka memang layak menjadi pengganggu Juventus mengejar Scudetto di musim 2019/2020.

Sebetulnya, hanya melihat sosok Conte saja kita tahu kalau Inter Milan tidak akan melepaskan laga ini. Sekali lagi, Internazionale mungkin tengah dalam periode terburuk, tetapi mereka selalu punya cara untuk mengalahkan AC Milan. Sekali Pioli melepaskan kendali laga, AC Milan sudah kalah. Ini pelajaran penting bagi AC Milan yang berusaha mendekati empat besar Serie A. karakter.

Milan, melihat skuat yang ada, sebetulnya dipenuhi pemain dengan kualitas teknis kelas elite. Namun, mereka seperti memasrahkan kotak penalti hanya kepada Ibrahimovic saja. Pemain asal Swedia itu memang akan memberi hasil berupa gol. Namun, Ibrahimovic saja tidak akan menentukan sebuah laga.

Apalagi, ketika kita melihat sejarah pertemuan Inter Milan vs AC Milan di mana Ibrahimovic ada di dalamnya, klub yang disebut kedua hampir tidak pernah menang. Kemenangan AC Milan atas Inter di mana Ibrahimovic turut bermain hanya terjadi satu kali, yaitu pada 14 November 2010. AC Milan menang dengan skor tipis, 1-0, atas Internazionale. Ibrahimovic mencetak satu-satunya gol lewat titik penalti.

Laga di musim 2010/2011 di mana AC Milan menjadi Scudetto itu menjadi ikonik berkat adu mulut antara Ibrahimovic dan Julio Cesar, kipper Internazionale. Setelah gol terjadi, Ibrahimovic meledek Julio yang sebelumnya memprovokasi dirinya. Kemenangan kedua AC Milan di mana Ibrahimovic ada terjadi pada musim yang sama. Namun, kali ini, Ibrahimovic tak bermain karena cedera.

Milan menang dengan skor 3-0. Dua gol dicetak oleh Alexandre Pato dan satu lagi disumbang Antonio Cassano. Setelah itu, AC Milan tak bisa lagi mengalahkan Inter Milan. Sekali lagi, bahkan ketika Inter berada dalam periode terburuk.

Iklan

Kejadiannya adalah musim 2010/2011. Skor akhirnya identik seperti musim 2019/2020, yaitu Inter Milan menang dengan skor 4-2. Proses kemenangan Internazionale pun mirip. AC Milan unggul lebih dulu lewat dua gol Ibrahimovic, skor di babak pertama adalah 2-1.

Ketika babak kedua dimulai, lagi-lagi Ibrahimovic menjadi satu-satunya protagonista AC Milan, situasi berubah. Skuat Inter Milan saat itu adalah sisa-sisa skuat legendaris yang memenangu treble pada musim 2009/2010. Skuat yang sudah tua dan kesulitan bermain dengan intensitas tinggi. Namun, sekali lagi, karakter Inter justru muncul ketika tertekan.

Milan kembali menjadi pecundang ketika Ibrahimovic menjadi satu-satunya protagonista. Pada musim 2010/2011, Ibrahimovic “dibuat malu” oleh Diego Milito. Striker legendaris asal Argentina itu mencetak trigol. Internazionale menang dramatis.

Pada titik tertentu, Derby della Madonnina adalah perebutan karakter terbaik. Dan yang terjadi, Inter lebih sering keluar sebagai pemenang. Mungkin, sudah saatnya Milan mengikuti saran para filsuf, yaitu silent is gold. Tidak perlu sesumbar akan menunjukkan karakter sekaligus mengumbar janji mereka sudah tahu kelemahan Inter Milan.

Toh pada akhirnya, karakter terbaik adalah milik Internazionale, sementara kekalahan milik Ibrahimovic, eh maaf, AC Milan.

BACA JUGA Inter Milan vs AC Milan, yang Nyata dan yang Abstrak atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 10 Februari 2020 oleh

Tags: AC MilanconteibrahimovicinterInter MilanInternazionaleJuventusliga italiamilanSerie A
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Kegilaan Cinta Sejati di Napoli: Antara Sepak Bola dan Maradona MOJOK.CO
Esai

Menyaksikan Kegilaan Cinta Sejati di Kota Napoli: Antara Copet, Kota Bau Pesing, Sepak Bola, dan Maradona

31 Desember 2024
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Silvio Berlusconi Abadi Bersama Angka 3 di Universe AC Milan MOJOK.CO
Esai

Silvio Berlusconi Abadi Bersama Angka 3 di Universe AC Milan

13 Juni 2023
juventus mojok.co
Kilas

Dugaan Financial Fraud di Balik Mundurnya Para Petinggi Juventus

30 November 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.