Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Arsenal Bukan Klub Bola, tapi Rumah Jagal: Ancaman Pembunuhan Arteta dan Tumbangnya Partey

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
13 Februari 2021
A A
Arsenal Bukan Klub Bola, tapi Rumah Jagal: Ancaman Pembunuhan Arteta dan Tumbangnya Partey MOJOK.CO

Arsenal Bukan Klub Bola, tapi Rumah Jagal: Ancaman Pembunuhan Arteta dan Tumbangnya Partey MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Arteta diancam dibunuh, Partey tumbang oleh cedera. Kacau sekali Arsenal. Tidak lagi terlihat seperti klub, tapi rumah jagal saja.

Selain inkonsistensi yang konsisten, satu hal lain yang lestari di dalam diri Arsenal adalah catatan penanganan cedera. Dua hal inilah yang melahirkan sebuah pemahaman bahwa lawan terberat Arsenal bukan para rival di Liga Inggris, melainkan diri mereka sendiri.

Celakanya, saat ini, dua hal di atas ditambah oleh para fans yang tak lagi cuma bebal. Fans Arsenal semakin beringas, bahkan jahat. Pertumbuhan fans macam ini sangat pesat. Seiring perkembangan media sosial. Ketika media sosial semakin pesat, lingkar otak banyak fans justru mengecil.

Oleh sebab itu, Arsenal ini tidak lagi terlihat seperti klub sepak bola. klub dari London Utara ini seperti “rumah jagal” saja. Di dalam bangunan yang kejam ini para profesional berusaha memberikan yang terbaik. Namun, pada akhirnya “dijagal” sendiri oleh kisah kasih mereka.

Ancaman pembunuhan Arteta dan tumbangnya Partey

Tidak seperti biasanya, Mikel Arteta sangat terbuka di depan wartawan. Satu topik yang mengemuka adalah perihal ancaman pembunuhan yang diterima Arteta dan keluarganya. Semakin miris ketika ancaman pembunuhan itu ternyata sudah terjadi sejak awal musim.

Fans waras mana yang mengancam membunuh pelatih yang tengah bekerja keras memperbaiki sejarah medioker sebuah klub? Tuntutan untuk mundur lewat tagar #ArtetaOut masih bisa dimaklumi. Namun jelas tidak masuk akal ketika Arsenal tengah dalam periode buruk, ada fans yang sampai ingin membunuh Arteta.

Arteta sendiri nampaknya sudah tahu peristiwa menyedihkan seperti ini bisa terjadi. Dia bilang bahwa Arsenal sendiri sudah mulai melakukan usaha untuk mencegah hal-hal semacam ini terjadi. Mungkin proses investigasi sudah dilakukan untuk mencari identitas orang yang sudah meresahkan itu.

Saya khawatir, bahkan prihatin, ketika si pengancam nyawa Arteta tertangkap dan ternyata dia cuma bocah kemarin sore. Yang tidak tahan dengan ledekan karena Arsenal cuma menjadi medioker di Liga Inggris. Ketidakmampuan mengontrol isi kepala dan jari membuat dirinya terjebak dalam masalah. Ironis.

Pada akhirnya, tidak cuma Arteta dan keluarganya yang menderita, tapi juga si pelaku. Semuanya menjadi korban dari sepak bola yang bisa begitu kejam. Menjadi korban dari sebuah usaha untuk mencintai sebuah entitas. Sebuah renungan kita bersama.

Selain ancaman pembunuhan, Arsenal terlihat seperti rumah jagal ketika hampir selalu sukses gagal menjaga kebugaran pemainnya. Terutama kebugaran para pemain yang diharapkan akan menjadi pilar setiap musimnya. Untuk musim ini, Thomas Partey dan Kieran Tierney menjadi korban.

Ketika masih bermain untuk Atletico Madrid, Thomas Partey seperti tembok kokoh yang sulit dihancurkan. Selama lima tahun (2015-2020), Partey hanya absen di enam pertandingan saja. Rinciannya, absen di lima laga di musim 2015/2016 dan cuma satu saja di 2019/2020.

Arsenal terlihat semakin menyedihkan ketika setiap musimnya di Atletico, Partey melahap rata-rata 46 pertandingan. Bersama Arsenal, Partey sudah absen di 10 pertandingan. Dia bakal mencatatkan absen nomor 11 ketika Arsenal melawan Leeds United.

Sebuah pernyataan menarik diutarakan Arteta terkait catatan cedera Partey. Menurut Arteta, Partey punya kemauan keras untuk membantu Arsenal dan membuktikan diri di lingkungan baru. Bahkan, beberapa kali, Arteta sudah mengingatkan pemain asal Ghana itu untuk “slow down” dan tidak memaksakan diri.

Lucunya, Partey pernah “dipaksa” main oleh Arteta ketika Arsenal dijamu Tottenham Hotspur. Hasilnya? Belum 90 menit, otot pemain berbanderol 45 juta paun itu sudah tumbang. Di sisi ini, pemaksaan Arteta berkontribusi kepada cederanya Partey. Di sisi lain, Arsenal kekurangan gelandang sentral di pertandingan penting.

Iklan

Terjebak dilema itu memang menyebalkan….

“Dia datang dari liga yang berbeda dan (di sini) secara fisik lebih menuntut ketimbang Liga Spanyol. Ketika cedera, dia ingin segera kembali ke lapangan. Ketika pulih, dia cedera lagi. Jadi, ritmenya kacau. Dia juga tidak melewati masa pra-musim dan tidak mendapatkan waktu persiapan untuk perubahan ini,” tambah Arteta.

Catatan ini sungguh mengkhawatirkan. Sejak zaman Jack Wilshere, Santi Cazorla, hingga Calum Chambers, Arsenal seperti tak pernah punya formula untuk menangani kondisi kebugaran pemain. Kini, selain Partey, nasib Tierney juga terbilang menyedihkan.

Ketika masih bermain untuk Celtic, catatan cedera Tierney sudah cukup banyak. Bahkan dia bergabung dengan membawa cedera. Total, Tierney sudah absen di 57 laga sejak menjadi pemain Arsenal. Hitungan ini masih belum mencantumkan catatan cedera musim 2020/2021.

Untuk musim ini, sumber cedera Tierney mirip seperti Partey. Dia ingin membantu Arsenal. Selalu total di lapangan latihan dan ketika pertandingan. Klub sudah mengingatkan pemain untuk bisa mengatur ritme dan “slow down”, tetapi pemain tidak mau.

Pada satu sisi, sikap ini sungguh mulia. Terlihat heroik. Namun, di sisi lain, menggambarkan ketidakmampuan klub “mengontrol” pemainnya. Bukankah klub punya kuasa untuk mengatur jadwal dan menu latihan?

Kegamangan Arsenal juga membuat Tierney seperti tak tergantikan. Ketika Sead Kolasinac dilepas, klub gagal mendatangkan bek kiri. Ketika memaksakan Cedric bermain di kiri, klub melepas Ainsley Maitland-Niles. Sosok pemain yang bisa menjadi cover bek kiri dan kanan.

Over-trained, lalu over-played. Kombinasi jahat yang sudah bersemayam di dalam diri Arsenal sejak lama. Sumber masalah selalu terang benderang, tetapi klub seperti berjalan dalam kegelapan. Arteta diancam dibunuh dan para pemain tumbang. Sudah mirip rumah jagal saja.

BACA JUGA Arsenal dan Fetish Mikel Arteta untuk Menyakiti Diri Sendiri dan racauan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 13 Februari 2021 oleh

Tags: Arsenalartetaliga inggrisparteytierney
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
UNY Bikin Liar, Ketulusan Dosen UAD Bikin Saya Jadi Tertib MOJOK.CO

Pengalaman Saya Kuliah di 2 Kampus Terbaik Jogja: Menjadi Liar di UNY, Menikmati Kasih Sayang Dosen dan Menjadi Mahasiswa Tertib di UAD

8 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.