MOJOK.CO – Seorang fans Naruto mencoba menggugat plot cerita One Piece itu ibarat kecoa menggertak singa, alias nggak tahu diri.
Tiap pagi, redaktur Mojok pasti melakukan satu ibadah: diskusi tema. Para redaktur akan saling melemparkan gagasan untuk dijadikan artikel. Kita harus memaparkan sudut pandang dan argumen kenapa ingin menulis tentang satu hal itu. Kalau bagus dan diterima, maka tugas kita selanjutnya adalah mengeksekusi tulisan tersebut.
Pagi ini, Yamadipati Seno memberi saya link artikel Terminal Mojok yang berjudul Hah, Serial One Piece Lebih Baik? Padahal Ceritanya Aja Bermasalah! untuk saya baca. Mas Seno tahu saya pecinta One Piece garis keras, dia pikir saya harus baca tentang ini. Dan betul saja, meletup kepala saya membacanya.
Selain membaca One Piece tanpa pernah absen selama 12 tahun, saya juga mengikuti Naruto sejak Naruto-nya beli ramen masih digratisin sama pemilik Ichiraku hingga dapet kupon gratis seumur hidup. Jadi setelah membaca artikel itu, muncul gairah dalam diri saya untuk meluruskan beberapa pandangan yang salah. Gini-gini, saya punya gelar Master tentang dunia Shinobi Naruto-verse.
Si penulis artikel memberi beberapa argumen cerita One Piece itu bermasalah, dan akan saya jawab satu per satu. Fans Naruto yang nggak terima, ra urus. Para Nakama, sini merapat!
Satu, bajak laut nggak bisa berenang masalahnya di mana?
Lumrahnya, seorang bajak laut memang harus bisa berenang. Tapi Masnya kadang lupa satu hal, ojo sepaneng karo realita agar bisa menikmati cerita. Serius, kalau sepaneng nanti cepet keriput, lho.
Kita sama-sama tahu, di One Piece, bajak laut yang nggak bisa renang itu karena efek buah setan. Nah, justru itu poin positifnya. Kekuatan yang besar mendatangkan risiko yang besar juga. Bayangkan orang yang nggak bisa renang malah berusaha menaklukkan lautan, dan berhasil, kurang badass apa lagi coba?
Ini malah jauh lebih masuk akal dibandingkan kekuatan para ninja di universe Naruto. Itu Hashirama gimana ceritanya coba punya chakra yang lebih gede dari Naruto? Dia ngitungnya udah sama chakra Kyubi lho. Hess ra mashok!
Dua, bajak laut berantem di daratan masalahnya di mana?
Begini. Di dunia One Piece, kalau udah tarung, yang dilibatkan itu nggak cuma bajak laut A vs bajak laut B. Pihak yang bertarung biasanya nggak cuma 2 pihak.
Banyak pihak ikut melebur dalam pertarungan. Otomatis, jumlah orang yang bertarung bisa naik jadi puluhan. Masak 80 orang bertarung lawan 200 orang di kapal, ya nggak masuk akal. Alasan lainnya, Straw Hat Pirates sering melawan opresor yang menguasai suatu negara, ya pantes mereka tarungnya di darat. Jasa SHP gede, Brou, menghapuskan penjajahan.
Pertarungan, Mas Muhammad Ikhsan Firdaus, tidak mengenal tempat. Selama ada alasan bertarung, yo gas wae. Tapi mungkin njenengan nggak tahu kalau ada pertarungan di laut juga, sih. Mungkin njenengan nonton One Piece terakhir waktu masih disiarin GlobalTV, jadi kurang apdet.
Tiga, mengarungi lautan kok cuma 10 orang?
Begini. Masnya kayaknya nggak apdet atau belum baca One Piece sampai chapter terbaru kalau bilang mengarungi laut kok cuma 10 orang. Ya memang Straw Hat Pirates hanya punya kru 10 orang, tapi 10 orang itu udah punya tugasnya sendiri-sendiri. Lebih ringkas, lebih efektif, nggak pake ceramah panjang lebar kayak Naruto. Mau gelut atau pendalaman iman, je?
Sebenarnya banyak bajak laut yang punya kru ribuan, contoh Orlumbus dan Whitebeard Pirates. Orlumbus punya 4000 anak buah dan Whitebeard punya 1617 anak buah. Situ mungkin nggak tahu, soalnya fokusnya ke tawuran antar-desa doang sih. Naruto itu sebenernya cerita tentang ninja apa sepak bola tarkam sih, kok berantemnya sama desa lain? Ndeso, tenan.
Empat, One Piece kayak sinetron yang mbulet
Yakin? Yakin nih bilang One Piece itu sinetron mbulet? Saran saya, Mas, sering berkontemplasi dan refleksi diri sendiri. Obito literally perang karena masalah cewek, by the way. WQWQWQWQ…receh.
Lima, One Piece kebanyakan misteri
Saya pikir lho, justru ini kenapa OP jadi manga terbaik dan selalu laris. OP selalu menyajikan hal-hal baru yang membuat para fans mencintai cerita ini selama 20 tahun. Masnya belum telat untuk memulai, kalau males dari awal, coba baca dari Marineford Arc saja.
Bukan rahasia lagi, Mas, kalau ending Naruto itu bisa disebut anti-klimaks. Episode terakhir anime Naruto menampilkan pernikahannya dengan Hinata, bukan waktu dia diangkat jadi Hokage. Itu sudah menunjukkan kalau Naruto itu bermasalah. Mana ada impian Naruto nikah sama Hinata? Seingetku dia bacotnya selalu tentang jadi Hokage terus, deh.
Perdebatan bagusan Naruto apa One Piece ini adalah hal sia-sia pada akhirnya. Naruto sudah tamat, meninggalkan kecacatan yang tidak akan bisa diubah. Lebih baik kita menikmati Topi Jerami dan kawan-kawannya mengarungi lautan.
Sekarang yang bisa dilakukan, Mas, adalah ngikutin kata-kata saya. Ayo, saya bimbing untuk bilang: “Naruto itu sampah!”
BACA JUGA Logika Kartu Prakerja: Kalau Bisa Bayar, Kenapa Harus Gratis? dan tulisan menarik lainnya dari Rizky Prasetya.