Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Video

Ivan Lanin: Saya Wikipediawan, Bukan Kamus Berjalan

Redaksi oleh Redaksi
3 April 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kami berbincang dengan Ivan Lanin, wikipediawan pencinta (ingat, beda ya dari “pecinta”) bahasa Indonesia yang tidak mau dipanggil kamus berjalan.

Saya ingat betul, sore itu saya sedang menemani Kalis berbelanja sayur-mayur di salah satu swalayan di bilangan Jalan kaliurang. Kalis memang baru saja punya kompor dan kulkas di kontrakannya, tak heran jika kemudian ia punya nafsu memasak (yang tentu saja harus diikuti dengan nafsu belanja sayur-sayuran) yang sporadis. Dan sebagai kekasih yang baik, saya harus siap memfasilitasi nafsu memasak dan nafsu belajanya yang memang sedang berada dalam kurva tertinggi. Dan menemaninya saat belanja adalah salah satu implementasinya.

Saat saya duduk di salah satu sudut swalayan untuk menunggu Kalis memilih aneka sayur (yang entah kapan selesainya), pesan WhatsApp itu kemudian masuk.

Saya baca, ternyata dari kompatriot saya di Mojok, Prima “Cik Prim” Sulistya. Pesannya singkat, namun cukup membuat saya bergidik agak ngeri.

“Gus, sore ini bisa nggak syuting Movi, wawancara sama Ivan Lanin di Kafe Basabasi?” tulis Prima.

Saya langsung mak tratap. Bukan karena pesannya yang mendadak, namun karena ada embel-embel nama Ivan Lanin di situ. Di Movi, saya memang sudah biasa menjadi pewawancara. Jam terbang saya lumayan mengesankan. Namun, mewawancarai Ivan Lanin, itu tentu saja hal yang berbeda. Untuk soal satu ini tentu butuh mental, keberanian, dan kecakapan berbahasa yang mumpuni.

Prima menyuruh saya dan Iqbal Aji Daryono sebagai pewawancara.

Saya berusaha menolak, sebab saya merasa kurang kompeten untuk mewawancarai seorang Ivan Lanin. Saya memang sudah saling follow sejak lama dengan dia, tapi untuk ngobrol secara langsung, saya merasa jiper.

Rasanya berat untuk menjadi pewawancara bagi Ivan Lanin. Namun, Prima memohon dengan permohonan yang jauh lebih tulus ketimbang permohonan seorang terpidana mati, sebab menurut Prima, si Iqbal tidak berani mewawancarai Ivan Lanin jika tidak ditemani oleh saya. Trembelane.

Maka, sebagai pria berhati putih yang tiada tega melihat seorang perempuan seperti Prima harus memohon-mohon kepada lelaki seperti saya, akhirnya saya mengiyakan permintaan Prima.

Saya langsung mengabari Kalis soal hal ini. Alhamdulillah, ia adalah tipikal perempuan yang baik dan pengertian. Ia bukan saja mengizinkan saya untuk segera meluncur ke kafe Basabasi, ia bahkan menemani saya ke sana. Sungguh, rasanya ingin sekali saya segera melamar perempuan ini.

Di Kafe Basabasi, saya langsung bergabung bersama Prima, Iqbal, dan Pak Edi, juragan Kafe Basabasi yang sedang getol menggelar acara diskusi di kafenya itu, termasuk diskusi bersama Ivan Lanin yang sedianya terjadi malam di hari kami wawancara.

Kebetulan Ivan Lanin masih berada di hotel dan jadwal syuting Movi-nya masih dua jam lagi. Masih ada waktu untuk mempersiapkan beberapa pertanyaan yang nantinya bisa ditanyakan.

Dari Pak Edi, kami jadi sedikit tahu bagaimana sosok Ivan Lanin, utamanya dalam berkomunikasi.

Iklan

“Dia itu cukup disiplin dalam berbahasa, aku ngomong marketplace, sama dia langsung dikoreksi menjadi lokapasar, aku ngomong outbond, langsung dikoreksi jadi mancakrida,” ujar Pak Edi sembari tertawa.

Kami ikut tertawa, walau jujur, dalam hati, kami semakin gentar.

Tak berapa lama Pak Edi harus pulang karena ada keperluan. “Nanti aku balik lagi,” katanya.

Tak berselang lama setelah Pak Edi pergi, muncullah sosok yang kami tunggu-tunggu. Ivan Lanin. Sosok yang tampangnya memancarkan optimisme bahwa Indonesia tak akan bubar di tahun 2030 nanti.

Sosoknya persis seperti yang terpampang di foto profil akun Twitter-nya: tinggi, putih, gagah, dan tentu saja, tampan.

Baca cerita lengkap pertemuan sore itu di sini: “Gemetar di Hadapan Ivan Lanin, Pencinta Bahasa Indonesia Paling Tampan Sejagat Twitter“.

Terakhir diperbarui pada 10 September 2021 oleh

Tags: bahasa indonesiaivan laninmojok videoprofiltwitterWawancarawikipedia
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

pramoedya ananta toer.MOJOK.CO
Ragam

Ini yang Terjadi Seandainya Pramoedya Ananta Toer Menjadi Guru Sastra Indonesia

3 Februari 2025
Kosakata Bahasa Indonesia Tidak Miskin, Bahasa Inggris Perampok MOJOK.CO
Esai

Bahasa Indonesia Miskin Kosakata Adalah Pandangan yang Terlalu Jauh di Tengah Pemujaan Bahasa Inggris yang “Merampok” Bahasa Lain

7 April 2024
M. Tabrani: Cerita di Balik Pengukuhan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan
Video

M. Tabrani: Cerita di Balik Pengukuhan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan

6 November 2023
Sosok

Gibran Rakabuming Bicara Soal Bisnis, Mata Najwa, Sampai Jonru

18 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.