Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Rame Moknyus

Ruhut: Kemungkinan Kecil JK Rela Disandingkan dengan AHY

Redaksi oleh Redaksi
3 Juli 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Wacana dipasangkannya JK dengan AHY menuai banyak tanggapan. Ruhut Sitompol, mantan politisi Partai Demokrat, menganggap hanya ada sedikit kemungkinan JK rela jika disandingkan dengan AHY.

Partai Demokrat menginginkan Jusuf Kalla (JK) bersedia disandingkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon presiden dalam laga Pilpres 2019 mendatang. Wacana ini awalnya sempat dianggap berbahaya untuk petahana Jokowi. Pasalnya, jika ini terwujud, kekuatan sumber daya yang dimiliki Jokowi dapat berkurang. Apalagi ada yang menyebut, mereka bisa menjadi pasangan yang saling melengkapi. Tua-muda, luar Jawa-Jawa, sipil-militer.

Namun, ketakutan yang muncul di awal tersebut justru saat ini berbalik. Banyak pihak yang merasa tidak yakin duet tersebut dapat terwujud.

Partai Nasdem mengungkapkan wacana poros ketiga sulit untuk terbentuk. Selain itu, hal ini juga terganjal dengan syarat ambang batas capres sebesar 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara di Pilpres 2004. Hal ini dikarenakan, sejauh ini duet tersebut hanya didukung oleh Partai Demokrat saja.

Selain itu, politikus Partai Golkar, Maman Abdurahman, menganggap sebaiknya AHY tidak dipaksakan untuk ikut berlaga dalam Pilpres karena masih sangat prematur. Ia berharap SBY akan bersikap bijak untuk hal ini.

Mantan politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, justru menganggap JK tidak akan mau jika disandingkan dengan AHY sebagai calon presiden pada Pilpres 2019 mendatang. Ada tiga hal yang diperkirakan akan menyebabkan JK enggan dengan duet tersebut.

Pertama, karena rasa sakit hatinya kepada SBY sejak Pilpres 2009 lalu tidak dapat hilang begitu saja. Saat itu, JK masih ingin mendampingi SBY sebagai Wakil Presiden. Namun, ternyata itu hanyalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. SBY justru memutuskan untuk membentuk tim 8 yang bertujuan mencari pengganti JK.

Oke fix, ini jelas-jelas ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, terus didatengin lagi hanya karena ada maunya doang. Males nggak, sih?

Kedua, dalam perhitungan elektabilitas, angka AHY masih cukup rendah. Menurut data survei Indobarometer yang dilakukan pada 15-22 April 2018, di 34 provinsi dengan 1.200 responden, elektabilitasnya masih mencapai 2,0 persen saja. Hal ini sangat jauh dibandingkan Jokowi sebesar 40 persen dan Prabowo 19,7 persen.

Menurut Ruhut, hal ini dikarenakan karier politik putra sulung SBY ini masih terlalu dini. Ia juga merupakan politikus pendatang baru bagi perpolitikan Indonesia.

Elektabilitas AHY bisa menjadi lebih tinggi jika sebelum memulai laga Pilgub DKI 2016 ia telah menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Modal politiknya masih dianggap kurang mumpuni dibandingkan Romahurmuzy yang menjabat sebagai Ketua Umum PPP atau Muhaimin Iskandar yang menjadi Ketua Umum PKB. Apalagi, karier terakhirnya di militer masih berpangkat mayor. Menurut Ruhut, pangkat ini masih sekelas kecamatan saja, sama seperti Kapolsek atau Koramil.

Dengan elektabilitas sekecil itu, sangat kecil kemungkinan JK bersedia untuk  dipasangkan.

Ketiga, selain modal politik yang masih kurang mumpuni, modal kekayaannya pun masih belum bisa dikatakan besar. Kekayaan AHY dianggap tidak terlepas dari peran SBY. Ketika mengajukan diri sebagai Gubernur DKI 2016 kemarin, kekayaan yang dilaporkan nilainya cukup fantastis, yakni mencapai Rp21 miliar. Tentu saja hal ini membuat publik sulit percaya. Sebab, Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2015 Tentang Peraturan Gaji anggota TNI menyebutkan gaji seorang mayor hanya mencapai Rp 2,9 juta.

Kalau kebanyakan masyarakat tidak percaya dengan kekayaan seorang tokoh karena dianggap hartanya lebih besar daripada yang dilaporkan, AHY justru mendapat stigma sebaliknya. Sungguh, AHY memang beda! (A/L)

Terakhir diperbarui pada 3 Juli 2018 oleh

Tags: demokratGolkarJK-AHYjokowiPemilu 2019pilpres
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi.MOJOK.CO
Aktual

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi

7 Maret 2025
3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini MOJOK.CO
Esai

3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini

26 Februari 2025
Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG
Video

Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG

18 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.