MOJOK.CO – Abdul Somad menolak menjadi cawapres Prabowo. Dalam ceramahnya ia mengungkapkan, “Saya sampai mati jadi ustaz”. Lalu ke mana langkah Prabowo akan dilabuhkan?
#SomadEffect yang disuarakan oleh Hanum Rais sepertinya nggak ngefek. Ustaz Abdul Somad menegaskan lagi bahwa ia menolak untuk maju sebagai cawapres di Pilpres 2019. Dalam ceramahnya yang terbaru, ia katakan bahwa dirinya tidak akan terjun ke politik praktis. Ceramah yang dimaksud berlangsung pada 6 Agustus 2018 lalu saat Tabligh Akbar di Masjid Raya Sultan Riau, Penyengat. Yang kemudian diupload juga di akun Youtube ‘UAS Daily Live’.
Dalam ceramahnya yang pada mulanya membahas tentang masjid tersebut, lalu disinggung perihal politik. Khususnya tentang Pemilu 2019 yang sudah semakin dekat. Ia mengungkapkan bahwa di Pemilu 2019, rakyat akan memilih dari anggota DPRD, DPR, DPD hingga capres dan cawapresnya.
Baginya, sangat penting umat Islam untuk peduli terhadap politik agar suara Islam terus disuarakan. Namun, dalam video tersebut pada menit ke 22.14, ia mengungkapkan, karena sering membicarakan tentang politik, ia dikira sedang berkampanye.
“Ooo… terbaca-terbaca, ternyata Ustaz Somad ini ujung-ujungnya kampanye. Saya tak kampanye aja udah dipilih orang”. Ungkapnya yang disambut tawa jemaah.
Kemudian ia melanjutkan, “Saya sampai mati jadi ustaz. Tak usah ragu, tak usah takut. Pegang cakap saya. Manusia yang dipegang cakapnya, binatang yang dipegang talinya. Kalau ada manusia tak bisa dipegang cakapnya, ikat dia pakai tali.”
“Saya sampai mati jadi ustaz, mengajak orang ke jalan Allah SWT, tidak terlibat politik praktis”. Tegasnya lagi yang ingin tetap konsisten di jalan dakwah.
Tentu saja keputusan Abdul Somad yang semakin tegas ini membuat koalisi Prabowo semakin kelimpungan. Walau Prabowo mengungkapkan menghormati keputusan Abdul Somad tersebut, sepertinya Prabowo masih cukup deg-degan.
Pasalnya, nama AHY yang sebelumnya sempat mencuat akan mendampingi Prabowo, tidak disetujui oleh PKS dan PAN. Bahkan PKS mengungkapkan akan membentuk poros ketiga jika AHY dipilih menjadi cawapres Prabowo.
Kebimbangan Prabowo tersebut sempat ditenangkan oleh SBY. Dalam pertemuan SBY yang ketiga dengan Prabowo, ada 7 poin yang dihasilkan. Diantaranya, menyerahkan keputusan cawapresnya kepada Prabowo langsung. Selain itu, dari hasil pertemuan tersebut juga diungkapkan bahwa koalisi yang besar tentu lebih baik. Namun jangan lupakan bahwa yang paling menentukan adalah koalisi bersama rakyat.
Cieee, ini semacam kode kah? Agar Prabowo nggak nurutin keinginan semua koalisinya?
Selain itu, menanggapi pilihan sikap dari Abdul Somad, PAN akan mencari alternatif tokoh baru. Tokoh alternatif tersebut harus bisa diterima oleh seluruh partai koalisi. Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan menuturkan, “Jadi kita kembali memakai konsep meja kosong. Semua berhak menyatakan pendapat, tapi semua bersepakat tidak pasang harga mati dari awal”.
Harapannya dengan mencari tokoh alternatif yang bisa diterima semua pihak, tidak akan ada parpol koalisi yang merasa ditinggalkkan.
Cieee Pak Prabowo, jadinya pilih yang mana nih? Semangat menentukan sosok pendamping dua hari sebelum deadline ya! (A/L)