MOJOK.CO – Melakukan serangkaian tes kesehatan pranikah, biasanya dilakukan sekadar untuk persyaratan KUA. Padahal mah, nggak sesepele itu juga~
Hai kamu-kamu yang super sibuk dengan agenda yang berjibun. Mau ngasih tahu aja, sih. Kalau nggak cuma hape aja yang perlu dicek. Di tengah aktivitas padat kita yang keterlaluan ini, ternyata kita juga perlu untuk mengecek kondisi badan kita. Apalagi, untuk kamu-kamu yang berniat menyelenggarakan pernikahan dalam waktu yang udah dekat.
Begini, Sayang. Meski saya nggak paham-paham amat, tapi bukannya gimana-gimana, ya. Kami cuma pengin ngingetin aja, nih. Dalam mempersiapkan pernikahan, kalau bisa sih, bukan sekadar ngurusin pesta penikahannya aja. Jangan lupa, nih, persiapkan juga segala kebutuhan yang diperlukan dalam menjalani kehidupan setelah menikah.
Jadi, jangan cuma fokus tentang wedding-nya doang, tapi malah mengabaikan tentang marriage-nya. Halah.
Ternyata oh ternyata, mengecek kondisi kesehatan pranikah, itu sungguh penting adanya. Pasalnya, hal ini bisa mendeteksi beragam masalah kesehatan sejak dini—bahkan sejak sebelum muncul gejala-gejalanya. Apa kelebihannya, Sayang? Tentu saja, kita bakal mendapatkan penanganan yang lebih gesit dan cepat. Lantas, kemungkinan keberhasilan penyembuhannya juga semakin tinggi. Kalau kata orang Jawa, soalnya belum kasep.
Nah, tes kesehatan pranikah ini sebaiknya dilakukan oleh kedua pasangan sebelum menikah. Biar apa? Biar tahu aja, bagaimana kondisi kesehatan kita terkini. Khususnya yang berhubungan dengan organ reproduksi atau penyakit keturunan yang selama ini belum disadari. Apalagi, kalau kamu dan pasangan sudah merencanakan tidak pengin menunda kehamilan. Tentu saja, tes kesehatan pranikah ini sungguh penting, supaya nantinya tidak mengancam kondisi si anak.
Terus, rangkaian tes kesehatan pranikah ini ada apa saja, sih? Yuk mari disimak bersama. Eh, sendirian juga nggak apa-apa, ding. Nggak maksa.
Pertama, untuk mendaftarkan diri ke KUA, syarat keterangan kesehatan yang harus dipenuhi adalah melakukan tes kesehatan umum dan kehamilan. Ada pula yang juga dibarengi pemeriksaan gigi dan mulut. Nah, untuk tes kehamilan, bisa diketahui melalui tes urin. Sementara tes kesehatan umum meliputi tes gizi dan kesehatan reproduksi. Tes gizi sendiri, terdiri dari mengecek berat badan, tinggi badan, serta tensi. Sedangkan kesehatan reproduksi, biasanya berkisar pada siklus haid dan kapan terakhir haid.
Kedua, tes urin. Tes ini berguna untuk mengecek ada atau tidaknya infeksi saluran kemih dan bagaimana kondisi ginjal kita. Pasalnya, jika seorang perempuan positif terinfeksi saluran kemih, kata dokter sih, ini sangat berbahaya saat nanti akan mengandung.
Ketiga, hematologi rutin atau pemeriksaan laju endap darah. Jadi tes ini untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada jumlah sel darah pada kedua calon. Tes ini dapat mendeteksi pernyakit-penyakit yang berhubungan sama darah. Misalnya anemia, leukemia, dst, dst.
Keempat, tes golongan darah. Ini sungguh penting biar kita tahu apa golongan darah pasangan. Serta memperkirakan sifat-sifatnya berdasarkan golongan darah. Eh, tapi becanda, ding. Jadi, tes ini sebetulnya untuk mengetahui golongan darah dan rhesus pada kedua calon. Soalnya, beda rhesus darah antara ibu dengan janin, bisa berakibat fatal bagi janin. Jadi, perlu dicek dulu.
Kelima, tes gula darah. Sesuai namanya, tes gula darah ini tentu saja untuk mengecek kondisi hiperglikemia dalam tubuh kita. Hal ini perlu dilakukan, untuk mencegah komplikasi yang disebabkan diabetes saat hamil.
Keenam, tes HBsAG, yaitu sebuah tes untuk mengecek apakah kita memiliki penyakit hepatitis B atau tidak. Pasalnya, hepatitis B ini kalau bertahan lama di tubuh seseorang bakal ganggu fungsi hati. Yang jadi masalah kemudian, virus ini mudah menular melalui hubungan intim bahkan bisa ditularkan pada bayi dalam kandungan.
Ketujuh, mengecek kekebalan calon mempelai perempuan terhadap TORCH, yakni Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simplex. Pasalnya, jika terinfeksi ketika mengandung atau kurang dari 4 bulan sebelum mengandung, bisa membahayakan kehamilan.
Kedelapan, mendeteksi penyakit infeksi menular seksual. Dengan melakukan tes VDRL/RPR dapat mendeksi penyakit sifilis yang menular. Pemeriksaan ini penting supaya segera dapat dilakukan pencegahan jika ada yang terjangkit: biar nggak menular ke pasangan atau ke janin.
Selain kedelapan tes kesehatan tersebut, ada pula tes kesehatan pranikah lain yang juga disarankan. Yakni tes kesehatan mental atau tes psikologi. Tes yang juga disebut dengan konsultasi pranikah ini, harus dilakukan oleh kedua pasangan supaya hasilnya nggak asal-asalan. Fungsinya, untuk memantapkan kedua pasangan sebelum betul-betul menjadi suami istri. Supaya konflik-konflik yang akan terjadi di babak kehidupan yang baru, dapat diminimalisir dari sekarang.
Tes yang disebutkan di atas, sangat disarankan sebaiknya dilakukan 6 bulan sebelum pernikahan. Memang tidak diwajibkan semuanya. Apalagi, harganya juga nggak murah. Namun, nggak ada salahnya juga, kan? Bukankah ini yang seharusnya dipersiapkan untuk kamu, pasangan, dan calon anak-anak di masa depan? Masak buat investasi yang beginian, malas dan eman-eman? (A/L)