Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Raperda untuk Mengurangi Nama-Nama Anak yang “Ngeropah”

Redaksi oleh Redaksi
1 Januari 2018
A A
Ibu-Gendong-Bayi-MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Semakin banyaknya jumlah anak dengan nama yang kebarat-baratan agaknya mengundang keprihatinan tersendiri bagi para pegiat budaya lokal.

Nama-nama anak yang punya identitas lokal semakin susah ditemukan. Yang ada justru nama-nama yang identik dengan nama-nama khas luar negeri.

Seperti diketahui, jaman sekarang, di Indonesia memang banyak orangtua yang sok-sokan memberi nama kebarat-baratan kepada anaknya. Mereka seakan malu dengan nama khas daerah sendiri dan lebih pede dengan nama yang “ngeropah”.

Keprihatinan inilah yang kemudian menginisiasi DPRD Karanganyar untuk menyusun Raperda pelestarian budaya lokal.

“Kami memandang perlu membahas raperda inisiatif yang salah satunya terkait pelestarian budaya lokal,” kata Ketua DPRD Karanganyar Sumanto.

Nantinya, Raperda pelestarian budaya lokal ini salah satunya akan mengatur perihal pemberian nama anak.

“Fenomena yang ada saat ini, banyak orang tua yang memberikan nama ke anaknya mengandung budaya barat. Padahal, di dalam budaya Jawa itu banyak sekali nama yang layak, seperti di tokoh pewayangan. Jadi tak harus memberikan nama ke anaknya dengan pengaruh budaya barat. Ini bagian melestarikan budaya Jawa,” jelas Sumanto.

Entah ini kabar baik atau kabar buruk bagi setiap orangtua di Karanganyar, tapi yang jelas, jika Raperda ini kelak benar-benar diteken, maka nama-nama “ngeropah” seperti Tasya, Keisya, atau Tamasya tentu akan berkurang dan kembali pada nama Sekar, Tyas, atau Ningrum.

Oleh banyak orang yang peduli dengan budaya lokal, Raperda ini  diharapkan bisa menjadi percontohan bagi banyak daerah lain di Indonesia.

Melalui Raperda ini, nama-nama lokal diharapkan kembali berjaya dan tidak kalah oleh nama-nama luar negeri.

Jangan sampai seperti film One Fine Day, yang film-nya film Indonesia, tapi nama-nama pemerannya blas nggak ngindonesia: Michelle Ziudith, Jefri Nichol, Maxime Bouttier, Amanda Rawles.

Untung nama sutradaranya Asep Kusdinar. Sebab kalau nggak, mungkin orang-orang bakal nggak tahu kalau film ini film Indonesia.

Infografik-Nama-Bayi-Indonesia-MOJOK.CO

Terakhir diperbarui pada 1 Januari 2018 oleh

Tags: anakkaranganyarluar negerinama
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, luncurkan 177 Koperasi Merah Putih di Karanganyar MOJOK.CO
Kilas

177 Koperasi Merah Putih Diluncurkan di Karanganyar: Jadi Jalan Untuk Kamakmuran Masyarakat 

27 Juli 2025
Rosalia Indah First Class, Agra Mas.MOJOK.CO
Otomojok

Rosalia Indah First Class, Bus Double Decker yang Membuat Gembel Seperti Saya Menjadi Sultan Selama 8 Jam

4 Juni 2025
Kecamatan Colomadu Bikin Bingung: Kalau Jelek Dibilangnya Masuk Karanganyar, Kalau Bagus Dianggap Wilayah Solo.MOJOK.CO
Ragam

Kecamatan Colomadu Bikin Bingung: Kalau Jelek Dibilangnya Masuk Karanganyar, Kalau Bagus Dianggap Wilayah Solo

22 Januari 2025
Cerita Orang Jogja yang Kuliah di Ohio: Amerika yang Biasa Saja, Sengsara Tanpa Gojek, dan Ngerinya Hidup di Tengah Pemegang Pistol
Kampus

Cerita Orang Jogja yang Kuliah di Ohio: Amerika yang Biasa Saja, Sengsara Tanpa Gojek, dan Ngerinya Hidup di Tengah Pemegang Pistol

25 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.