MOJOK.CO – Hasil survei elektabilitas Prabowo Subianto memang masih kalah dari Jokowi. Selisihnya tidak terlalu jauh, tapi pelan-pelan terus meningkat pesat. Kalau PDIP dan koalisinya berleha-leha tagar #2019GantiPresiden bisa saja terealisasi.
Setelah mengeluarkan hasil survei calon wakil presiden (cawapres) untuk Joko Widodo dan Prabowo Subianto, Lembaga Survei Politik Alvara Research Center merilis juga hasil survei untuk calon presiden (capres). Kandidat yang disurvei tidak hanya berkutat pada nama Jokowi dan Prabowo saja, melainkan juga nama-nama lain seperti Jusuf Kalla, Agus Harimurti Yudhoyono, Gatot Nurmanto, bahkan sampai Hary Tanoesoedibjo.
Seperti yang diberitakan detik.com, eletabilitas Jokowi dan Prabowo diklaim sama-sama meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Elektabilitas Jokowi sebelumnya berada di angka 46,8 persen pada bulan Februari dan Mei 2018, sedangkan pada Juli 2018, elektabilitasnya hanya meningkat tipis di angka 48%.
Hal ini tidak terjadi dengan elektabilitas Prabowo yang ternyata meningkat cukup pesat antara bulan Februari sampai dengan Juli 2018. Prabowo sebelumnya hanya berada pada angka 27,2 persen, dan bulan lalu tiba-tiba sudah melonjak jadi 32,2 persen.
Meskipun secara perhitungan persentase elektabilitas Prabowo masih di bawah Jokowi, hanya saja mengingat dalam tempo singkat Ketua Umum Gerindra ini bisa menaikkan eletabilitasnya maka sudah sepatutnya pihak PDIP tidak merasa jemewa akan mampu memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dengan mudah.
Sebagai pengingat, situasi ini pernah terjadi pada Juni 2018 ketika pelaksanaan Pilkada Serentak 2018. Di Jawa Tengah, Pemilihan Gubernur (Pilgub) sebelumnya diyakini akan dimenangkan dengan mudah oleh Ganjar Pranowo yang merupakan kader dari PDIP. Apalagi mengingat Jawa Tengah selama ini dikenal sebagai “kandang banteng” atau lahan suara bagi PDIP bahkan sampai tingkat nasional.
Diprediksi oleh berbagai lembaga survei akan menang dengan perolehan suara melebihi 70 persen, ternyata Ganjar “hanya” memperoleh suara 58,8 persen. Meskipun lawannya yang diusung dari Gerindra, Sudirman Said memang kalah, tapi perolehan suaranya cukup meningkat drastis dari data survei awal yang hanya 1,2 persen, meningkat jadi 41,2 persen hanya dalam jangka satu tahun.
Indikasi peningkatan suara yang naik begitu drastis diduga berasal dari adanya swing voters dari suara undecided voters, yaitu pemilih yang ketika disurvei belum menentukan pilihan lalu pada saat pencoblosan memilih pihak yang disurvei sebelumnya kelihatan akan kalah.
Berangkat dari hal itu, hasil survei yang menyebutkan peningkatan elektabilitas Prabowo tidak bisa dipandang remeh. Kalau sampai berleha-leha menganggap Jokowi akan menang mudah pada Pilpres tahun depan, ya jangan terkejut kalau tagar #2019GantiPresiden bisa benar-benar terealisasi. (K/A)