MOJOK.CO – Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, sempat menjuluki Anies Baswedan bukan hanya sebagai Gubernur DKI, namun juga ‘Gubernur Indonesia’.
Dalam acara pengukuhan struktur kepengurusan Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, menyebut beban kerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan paling berat sebagai ‘Gubernur Indonesia’.
Anies yang baru saja diberi amanat sebagai Ketua II, Bidang Ekonomi dan Kesra APPSI tersebut, dianggap memiliki pekerjaan yang paling berat. Hal ini dikarenakan Anies tidak dapat menghalangi penduduk dari berbagai daerah di Indonesia untuk mencari pekerjaan di Jakarta.
Tjahjo pun membandingkan Anies dengan gubernur sebelumnya yang seringkali memberikan pernyataan melarang warga dari daerah untuk datang membawa anggota keluarga atau teman ke Jakarta setelah mudik lebaran.
Padahal bagi Tjahjo, pelarangan tersebut tidak dapat dilakukan, mengingat semua penduduk Indonesia memiliki hak yang sama untuk bekerja di Jakarta asalkan sesuai dengan persyaratan. Sementara itu, Anies dianggap mampu menampung seluruh masyarakat yang berasal dari berbagai daerah untuk datang ke Jakarta serta menjadikan Jakarta milik seluruh warga Indonesia.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan alasan, Mendagri menyebut Anies Baswedan sebagai Gubernur Indonesia.
Pertama, ini menandakan bahwa Anies akan menjadi gubernurnya para gubernur. Artinya, Anies akan siap membantu daerah-daerah lain—tidak hanya DKI Jakarta saja—yang membutuhkan waktu dan tenaganya. Bagaimanapun juga, karena ia didaulat sebagai ‘Gubernur Indonesia’, maka ia harus mengayomi seluruh daerah di Indonesia, kan?
Kedua, menyebut Anies sebagai ‘Gubernur Indonesia’ sebenarnya merupakan hal yang biasa-biasa saja. Pasalnya, letak DKI Jakarta kan, memang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi setiap penyebutan jabatan daerah apapun, tidak menjadi masalah jika diikuti dengan kata ‘Indonesia’. Misalnya, Bupati Kulon Progo, disebut sebagai Bupati Indonesia, dan sebagainya.
Ketiga, mungkin ada maksud tersembunyi, Tjahjo Kumolo menyebut demikan. Mungkinkah ini kode-kode menjelang tahun-tahun politik 2019 mendatang? Ya, siapa tahu. Kalau memang enggak, yaudah, nggak apa-apa.
Sementara itu, Anies sendiri mengaku kaget ketika dirinya disebut demikian. Ia mengamini pernyataan Tjahjo tentang beban di DKI Jakarta memang besar.
Ia menambahkan, “Memang tanggung jawab di DKI ini besar, tapi belum tentu berat. Besar-kecil ada ukurannya. Berat-ringan urusan perasaan.”
Oke fix. Sejak saat ini, Dilan kalah romantis. Tidak ada apa-apanya dibadingkan Anies.