Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Rame Moknyus

#2019GantiPresiden Dihadang, Gerindra Sesalkan Polri Tak Netral, Mardani Sebut Negara Kalah oleh Preman

Redaksi oleh Redaksi
26 Agustus 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Penolakan Gerakan #2019GantiPresiden di berbagai daerah di Indonesia disebut oleh Mardani Ali Sera, Politisi PKS, sebagai kekalahan negara oleh preman.

Kericuhan yang terjadi di Surabaya soal kericuhan antara massa #2019GantiPresiden dengan massa yang menolak disesalkan oleh Partai Gerindra. Menurut Andre Rosiade, Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, kericuhan ini mengindikasikan bahwa Kepolisian Republik Indonesia sudah tidak netral.

“Indikasi ketidaknetralan Polri semakin terlihat hari ini di Surabaya. Aksi #2019GantiPresiden yang memberikan pemberitahuan ke Polri hari ini dibubarkan di Tugu Pahlawan, tapi aksi tandingannya di depan Hotel Majapahit Surabaya dibiarkan,” kata Andre.

Seperti yang diketahui sebelumnya, gerakan #2019GantiPresiden memang tidak mendapatkan izin dari keamanan di beberapa kota di Indonesia. Meski begitu kejadian kericuhan terjadi begitu keras di Surabaya.

“Bahkan massa ini dibiarkan berjalan menuju Tugu Pahlawan sehinga bertemu dengan massa aksi #2019GantiPresiden. Maksudnya apa? Apa begini caranya Polri menangani dua aksi massa yang berbeda pendapat ini?” kata Andre.

Beberapa pihak yang menolak menganggap gerakan ini merupakan kampanye terselubung karena secara otomatis mengampanyekan salah satu calon presiden dan calon wakil presiden dari kubu yang berseberangan dengan Presiden Jokowi, meski gerakan ini tidak menyebut salah satu dari pasangan capres-cawapres dalam orasinya. Sedangkan menurut pendukung gerakan #2019GantiPresiden, gerakan ini bukanlah gerakan kampanye.

Senada dengan sikap Partai Gerindra, inisiator gerakan #2019GantiPresiden, Mardani Ali Sera yang merupakan Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengelukan para penolak gerakan itu. “Kita menyaksikan, negara kalah oleh preman,” kata Mardani melalui akun Twitternya.

Bahkan Mardani memandang bagaimana lemahnya aparat keamanan di Indonesia karena menganggap demo dan persekusi dibiarkan oleh aparat.

Aparat kita gagah2, namun kemarin membuat suasana aman dan tertib di Bandara melawan 20 an preman, tidak kuasa ☺

Negara harusnya kuat, berpijak pada konstitusi & UU. Penghadangan & persekusi terhadap WNI jgn dibiarkan.

Negara tak boleh tunduk oleh preman.#2019GantiPresiden

— Mardani Ali Sera (@MardaniAliSera) 26 Agustus 2018

Bahkan Mardani juga menyebut bahwa zaman sebelum Presiden Jokowi sangat mengedepankan prinsip kebebasan berpendapat, sedangkan peristiwa ini dianggapnya sebagai sebuah preseden buruk bagi kepemimpinan Jokowi.

“Jadi kangen demokrasi sebelum ini, kritik, diskusi, dan aspirasi terbuka luas. Aparat netral berdiri amankan konstitusi. Setelah rezim berganti, semua lemah dan panik. Lalu ikut bermain. Tahun depan kita perbaiki,” kata Mardani.

Mardani pun menegaskan dengan sebuah video yang pernah diunggahnya pada 7 Mei 2018 bahwa gerakan #2019GantiPresiden bukan merupakan gerakan kampanye terselubung, melainkan hanya merupakan bagian dari kebebasan berpendapat.

Gerakan #2019GantiPresiden adalah Legal, Sah dan Konstitusional. Berikut saya sampaikan payung hukum yang menguatkannya. Ayo terus bergerak. ✊ pic.twitter.com/oD57FqLEwx

— Mardani Ali Sera (@MardaniAliSera) 7 Mei 2018

Nah, kalau menurutmu bagaimana? Siapa yang salah dan siapa yang benar dari kericuhan yang terjadi tersebut? (K/A)

Terakhir diperbarui pada 26 Agustus 2018 oleh

Tags: #GerakanGantiPresidenahmad dhaniaspirasigerindrajokowimardani ali seraPKSPolisipolriSurabaya
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO
Sosok

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO
Esai

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Job fair untuk penyandang disabilitas di Surabaya buka ratusan lowongan kerja, dikawal sampai tanda tangan kontrak MOJOK.CO
Aktual

Menutup Bayangan Nganggur bagi Disabilitas Surabaya: Diberi Pelatihan, Dikawal hingga Tanda Tangan Kontrak Kerja

26 November 2025
rkuhap, kuhap, polisi.Mojok.co
Mendalam

Catatan Kritis KUHAP (Baru) yang Melahirkan Polisi Tanpa Rem Hukum, Mengapa Berbahaya bagi Sipil?

19 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Wali Kota Semarang uji coba teknologi bola GPS untuk mitigasi banjir Semarang MOJOK.CO

Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang

13 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025

Video Terbaru

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.