ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Rame List

Gerakan “Indonesia Tanpa” yang Seharusnya Didirikan Selain Indonesia Tanpa Pacaran dan Indonesia Tanpa Feminis

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
14 April 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Menyoal gerakan “Indonesia Tanpa” yang lebih urgen dan penting dimiliki di Indonesia agar lebih namaste.

Setelah ramai-ramai pro dan kontra Indonesia Tanpa Pacaran, kali ini muncul Indonesia Tanpa Feminis di media sosial. Kalau Indonesia Tanpa Pacaran berfokus pada ajakan kesadaran diri masing-masing orang buat mutusin pacarnya lalu membayar biaya pendaftaran dengan jumlah terntentu biar bisa dapat suvenirnya sekalian, Indonesia Tanpa Feminis sedikit lebih ribet karena sekilas ia justru menimbulkan “peperangan” antarperempuan—yang mendukung feminisme dan yang tidak.

Kelompok “Indonesia Tanpa” ini cukup betah wara-wiri di lini masa, walaupun membosankan setengah mati. Maksud saya, memangnya orang-orang ini benar-benar menganggap bahwa pacaran dan feminisme adalah satu-satunya hal yang membahayakan di muka bumi ini, ya??? Apakah mereka-mereka ini tidak menyadari bahwa ada banyak hal yang harusnya kita “tanpa-tanpa”-kan???

1. Indonesia Tanpa Perundungan dan Kekerasan

Ramai-ramai kasus Audrey (yang diikuti pula dengan tagar #AudreyJugaBersalah) menjadi salah satu contoh bahwa budaya perundungan dan kekerasan masih berlaku. Di lain tempat, sebuah berita menuliskan bahwa seorang santri tewas usai dikeroyok 17 kawannya. Gila? YA EMANG GILA, MALIH, HADEEEEEEH INI NGAPAIN DAH PADA TONJOK-TONJOKKAN!!!!1!!!1!!

Ehm. Maaf, saya agak emosi. Tapi, ya, gitu pokoknya: Indonesia Tanpa Perundungan dan Kekerasan ini penting. Titik.

2. Indonesia Tanpa Cebong dan Kampret

Kisruh yang ditimbulkan di lini masa dan grup WhatsApp keluarga belakangan ini penyebabnya cuma satu: kampanye Pilpres 2019. Orang-orang terdekat kita secara ajaib menjelma sebagai cebong, sementara yang lain menjadi kampret.

Mendukung pilihan calon presiden tentu hak masing-masing dari kita. Tapi, bakal menjadi menyebalkan kalau kedua belah pihak tak henti-hentinya saling menyerang satu sama lain. Lah wong Pak Prabowo sama Pak Jokowinya masih ketawa-ketiwi bareng, kok situ yang bela-belain marahan sama teman hanya karena pandangan politiknya beda?

3. Indonesia Tanpa Falling in Love with People We Can’t Have

Jatuh cinta adalah fase hidup paling sialan yang terjadi di dunia ini. Pendidikanmu boleh setinggi langit, tapi kalau sudah menyangkut cinta—mamam tu ijazah, cinta kadang nggak bisa pakai logika!

Seolah jatuh cinta belum cukup complicated, manusia cenderung memiliki pola untuk jatuh cinta pada orang-orang yang tak bisa dimiliki alias falling in love with people we cannot have. Hal ini, FYI aja, adalah hal paling memuakkan dan menyakitkan yang terjadi bersama-sama, sementara yang bisa kita lakukan adalah…

…eh, apa ya? Apa, sih, yang bisa kita lakukan pada keadaan bodoh ini?

Entahlah, tapi mungkin membangun kelompok Indonesia Tanpa Falling in Love with People We Can’t Have bisa membantu. Kamu bisa bertemu orang-orang yang senasib, saling berkisah, curhat, dekat, lalu siapa tahu jatuh cinta, tapi lagi-lagi pada person you can’t have. Mamam!

4. Indonesia Tanpa Ketidakpastian

Kapan dosen pembimbing bakal membalas pesan WhatsApp? Kapan gebetan bakal nembak dan berhenti tarik-ulur menyebalkan? Kapan sinetron Tersanjung bakal di-remake? Kapan ini? Kapan itu?

Begitu banyak pertanyaan yang ada di kepala kita gara-gara ketidakpastian. Pada momen kita merasa berada dalam situasi ini, rasanya pasti menyebalkan: maju salah, mundur apalagi. Sesuatu yang kita inginkan begitu besar di dunia ini justru memberi jawaban paling nggak menyenangkan: lihat nanti gimana.

Hadeeeh, ini sungguh bahaya yang paling mengancam dibandingkan apa pun!!!!!1!!1!!!

5. Indonesia Tanpa Indonesia Tanpa

Ya, benar, usulan terakhir adalah: Indonesia Tanpa Gerakan Indonesia Tanpa. Daripada repot-repot harus membenci banyak hal dan mengajak orang-orang untuk turut membencinya agar dihapuskan dari Indonesia, kenapa tidak duduk manis saja dan menyadari kenyataan keras, yaitu…

…bahwa dunia ini memang tercipta dari hitam dan putih, baik dan buruk, kebaikan dan kejahatan?

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: grup WhatsApp keluargaindonesia tanpa feminisindonesia tanpa pacaranketidakpastianperundungan
Iklan
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Kisah Kelam Korban Bullying yang Balas Dendam Jadi Orang Baik. MOJOK.Co
Geliat Warga

Kisah Kelam Korban Bullying yang Balas Dendam Jadi Orang Baik

25 April 2023
Hukum

Polisi Periksa 15 Orang Terkait Perundungan Anak Berujung Maut di Tasikmalaya 

22 Juli 2022
Menantang Jelangkung, Terbakar Penyesalan Masa Lalu yang Tidak Bisa Diusir MOJOK.CO
Malam Jumat

Menantang Jelangkung, Terbakar Penyesalan Masa Lalu yang Tidak Bisa Diusir

23 September 2021
ilustrasi Surat Terbuka untuk Ketua KPI, Agung Suprio: Jangan Malas Beres-beres KPI, Pack! mojok.co
Pojokan

Surat Terbuka untuk Ketua KPI, Agung Suprio: Jangan Malas Beres-beres KPI, Pack!

10 September 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Untuk Diri Sendiri di Masa Lalu: Terima Kasih Sudah Hidup Tapi Tolong Jangan Goblok

Untuk Diri Sendiri di Masa Lalu: Terima Kasih Sudah Hidup Tapi Tolong Jangan Goblok

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Stasiun Lempuyangan Jogja. MOJOK.CO

Stasiun Lempuyangan, Tempat Pertama yang Bikin Perantau Jakarta “Kasihan” dengan Orang Jogja

8 Mei 2025
Nelangsa orang dengan KTP Malang, susah payah perbaiki citra malah rusak oleh suporter Arema FC: Aremania MOJOK.CO

Tak Mudah Jadi Orang dengan KTP Malang, Susah Payah Berbuat Baik tapi Sia-sia karena Cap Aremania

13 Mei 2025
Sandal upanat produksi perajin Borobudur di Magelang. MOJOK.CO

Mereka yang Mendapat Berkah dari Produksi Upanat, Sandal Khusus untuk Naik ke Candi Borobudur

13 Mei 2025
Dua Ekonom Kritik Rencana Merger Grab-GoTo: Pemerintah Diminta Segera Bertindak MOJOK.CO

Dua Ekonom Kritik Rencana Merger Grab-GoTo: Pemerintah Diminta Segera Bertindak

8 Mei 2025
Calon Orang Sukses Jogja Sekolahya di Sekolah Favorit MOJOK.CO

Calon Orang Sukses di Jogja Biasanya Pernah Belajar di Sekolah Favorit

10 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.