Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Suguhan Jaburan di Masjid Setelah Jumatan

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
19 Oktober 2018
A A
jaburan
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Assalamualaikum warahmatullah… Assalamualaikum warahmatullah…

Tahiyat akhir salat jumat siang barusan usai sudah, belum ada tiga detik setelah saya menengok dua malaikat pencatat amal di atas pundak sebelah kanan dan kiri saya, bunyi gedebukan langsung terdengar dari arah belakang.

Buk… buk… buk…

Saya menoleh ke belakang, sejatinya saya sudah tahu bunyi apa itu, namun saya tetap saja tertarik untuk melihatnya.

Suara gedebukan itu tak lain tak bukan adalah suara anak-anak berlarian ke arah pintu keluar masjid. Tak ada tujuan lain selain berebut makanan jaburan yang memang disediakan gratis untuk para jamaah jumat setelah selesai salat.

Dengan semangat yang paling spartan, mereka para anak-anak langsung meraih makanan dan minuman yang tersedia. Tangan-tangan mereka lincah, terampil, dan trengginas mengambil apa saja yang bisa mereka ambil. Ada jus jambu, ada susu kedelai, ada arem-arem, ada tahu bakso, ada bakpao, ada gorengan. Semuanya boleh diambil sesuai selera masing-masing.

Wadah makanan yang penuh makanan itu dalam sekejap langsung menjadi bulan-bulanan. Ia tak ubahnya seperti hajar aswat yang dikerumuni oleh orang-orang yang ingin menjamahnya.

Beberapa anak-anak lain yang posisinya di belakang dengan gairah yang tak kalah besar dibandingkan anak-anak di depannya yang sudah lebih dulu meraih makanan cekatan menyibak kerumunan agar mereka memberi tempat untuk dirinya yang belum kebagian mengambil jatah makanan.

“Awas, awas…”

“Minggir… minggir, gantian woooooy…”

“Jangan banyak-banyak…”

“Wooo, nggragas, njupuk susu dele-ne njupuk telu…”

Saya dan beberapa orang dewasa baru kebagian jatah untuk mengambil makanan belakangan. Beberapa karena memang setelah tahiyat mereka berzikir dan berdoa dahulu. Beberapa sisanya memang sengaja menunggu belakangan karena malu kalau harus berebut dengan anak-anak, padahal dalam hati mah, mereka takut kehabisan juga.

Saya tentu saja masuk golongan yang saya sebut belakangan. Hehehe.

Iklan

Pemandangan anak-anak berebut makanan sehabis salat ini selalu saya lihat setiap kali saya salat jumat di masjid dekat kantor Mojok.

Makanan-makanan itu sengaja disiapkan oleh orang-orang yang memang ingin bersedekah dengan cara yang demikian. Konon, cara sedekah yang demikian merupakan cara yang paling ampuh untuk menarik anak-anak agar mau ke masjid. Agar mau menjadikan masjid sebagai tempat yang nyaman. Tempat yang selalu layak untuk disambangi.

Anak-anak memang selalu tertarik dengan makanan gratis. Maka, tak heran jika makanan menjadi daya tarik utama yang kerap dijadikan sebagai senjata pemancing anak-anak untuk meramaikan masjid.

Di kampung saya, setiap ramadan, anak-anak yang ngaji TPA selalu mendapatkan jatah makanan cemilan takjil untuk berbuka puasa. Cemilan tersebut merupakan sumbangan dari warga desa yang memang dijatah bergilir harian tiap RT selama satu bulan penuh.

Dengan makanan gratis, anak-anak mendapatkan gairah yang lebih untuk bisa meramaikan masjid.

Itulah kenapa, saya jadi heran dengan ulah segelintir oknum dan takmir di banyak masjid yang kerap mengusir bahkan melarang anak-anak masuk masjid dengan alasan menganggu kekhusyukan salat karena mereka berlari-larian di dalam masjid dan menimbulkan bunyi yang berisik.

Saya jadi ingat dengan pesan legendaris Mohammad Al-Fatih, sang penakluk Konstantinopel itu, “Jika suatu masa kamu tidak mendengar gelak tawa anak-anak yang riang gembira di antara shaf-shat salat di masjid-masjid, maka waspadalah, sebab saat itulah kalian dalam bahaya.”

Terakhir diperbarui pada 19 Oktober 2018 oleh

Tags: jaburanJumatanMasjidsalat jumat
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Menemukan kedamaian batin dari rebahan karpet masjid MOJOK.CO
Catatan

Rebahan di Karpet Masjid: Sepele tapi Beri Kedamaian Batin dari Dunia yang Penuh Standar, Tuntutan, dan Mengasingkan

12 November 2025
Bukan Cuma Masjid, Jogokariyan Jogja Ternyata Punya ATM Beras & Wakaf Produktif
Video

Bukan Cuma Masjid, Jogokariyan Jogja Ternyata Punya ATM Beras dan Wakaf Produktif

19 April 2025
Menjemput Rezeki Subuh di Masjid Al Aqsha Klaten.MOJOK.CO
Ragam

Menjemput Rezeki Subuh di Masjid Al Aqsha Klaten

23 Desember 2024
Kelakuan Pengurus Masjid yang Bikin Resah dan Harusnya Niru Masjid Sejuta Pemuda MOJOK.CO
Ragam

5 Tabiat Menjengkelkan Masjid di Indonesia, Pengurusnya Harus Introspeksi karena Sangat Merugikan

20 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.