Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

RPUL dan Sebuah Traktiran

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
16 Agustus 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Setiap orang mungkin punya pertemuan yang sakral dengan sebuah buku. Pertemuan yang mampu memunculkan gairah keilmuan yang begitu besar dari sebuah buku.

Seorang kawan mengaku menemukan sebuah pencerahan saat membaca buku Catatan Seorang Demonstran-nya Soe Hok Gie, kawan yang lain mengaku mendapatkan pencerahan dan inspirasi maha dahsyat setelah membaca Toto Chan-nya Tetsuko Kuroyanagi.

Seperti halnya kawan-kawan saya, saya juga pernah punya riwayat pertemuan yang sakral dengan sebuah buku. Bukan buku inspirasi, bukan fiksi, melainkan sebuah buku legendaris yang saya yakin banyak anak generasi 90-an pasti mengenalnya.

RPUL. Ya, RPUL. Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap. Sesuai namanya, buku tersebut berisi banyak rangkuman pengetahuan-pengetahuan umum dasar. Tentang geografi, tentang Indonesia, dan tentang dunia.

Sebuah buku legendaris. Wikipedia pada masanya. Buku dengan ketebalan yang nanggung, dengan warna merah menyala. Dengan gambar cover depan yang begitu khas, sangat Depdikbud, dan dengan cover belakang bergambar bendera negara-negara peserta Piala Dunia 98.

Pertemuan saya dengan RPUL adalah sebuah pertemuan yang penuh peluh dan perjuangan.

Saya sebenarnya tidak ingin bercerita soal kemiskinan, namun menceritakan RPUL bagi saya memang tak pernah bisa lepas dari perkara kemiskinan.

Saya mengenal bahwa ada sebuah buku ajaib bernama RPUL saat saya kelas 4 SD. Kelas di mana ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan alam sedang menjadi mega bintang mata pelajaran.

Saya hanya bisa terkagum-kagum dengan RPUL tanpa bisa memilikinya. Sungguh, empat ribu rupiah adalah harga yang begitu mahal untuk bisa saya (dan keluarga saya) tebus demi bisa memiliki RPUL tersebut.

Impian memiliki RPUL itu akhirnya baru bisa terwujud saya saya duduk di kelas lima. Bayangkan, saya harus menunggu satu tahun untuk bisa memiliki buku ajaib yang harganya sepuluh kali jumlah uang saku harian saya.

Saya mampu membelinya setelah melewati perjuangan yang begitu dahsyat. Menabung menyisihkan uang saku selama genap dua minggu. Perjuangan yang bagi seorang anak kelas lima merupakan perjuangan yang sangat heroik dan layak untuk diceritakan kepada anak cucu.

Sehari sebelum saya membeli buku ajaib tersebut, malam harinya saya benar-benar susah tidur. Saya tidak sabar untuk menunggu esok hari, karena ingin cepat-cepat menyerahkan uang empat ribu rupiah yang saya miliki kepada ibu guru dan menukarnya dengan satu eksemplar RPUL.

Pagi harinya, saking tidak sabarnya, saya berangkat sangat pagi. Hal yang sebenarnya sia-sia, sebab sepagi apa pun saya berangkat, ibu guru tetap masuk kelas pukul 7.

Kesabaran itu akhirnya terbayar lunas. RPUL itu kemudian benar-benar saya beli. Ya, benar-benar saya beli.

Iklan

Saya cium lembaran-lembaran kertasnya. Ya ampun, bau ilmu pengetahuan.

Saya buka dengan kehati-hatian yang luar biasa. Saya menjaganya layaknya seorang ibu menjaga bayinya yang masih merah. Saya tak membiarkannya buku itu dipinjam orang lain. Kalaupun harus dipinjamkan, saya akan mengawasinya dengan pengawasan yang paling paripurna. Memastikan si peminjam tidak melipat lembaran kertas sebagai penanda halaman. Memastikan si peminjam memperlakukan RPUL saya layaknya hartanya sendiri yang paling berharga.

Boleh percaya boleh tidak, saya bahkan sampai mengeloni RPUL yang saya beli itu. Benar-benar mengeloninya. Meletakannya tepat di sebelah saya saat saya tidur.

Saya benar-benar merasakan, apa yang dinamakan ketakziman terhadap ilmu pengetahuan.

Waktu berlalu. Dan seperti layaknya benda. Ia akan berkurang nilai spesialnya. Begitu pula RPUL milik saya itu.

Berbulan-bulan berlalu. Saya tak lagi menjaganya sebagai bayi merah. Saya mulai ringan untuk meminjamkannya kepada kawan. Saya juga tak sudi lagi mengeloninya saat tidur.

Rasa cinta saya terhadap ilmu pengetahuan agaknya memang mulai berkurang.

Entah kapan persisnya, RPUL itu akhirnya hilang. Entah dipinjam siapa, atau entah nyelip di mana.

Bertahun-tahun kemudian, saya kemudian dipertemukan dengan seorang pria asing di sebuah bar. Saya tanya ia berasal dari mana.

“Suriname,” jawabnya singkat tak antusias.

“Suriname. Paramaribo, ya?” Tanya saya sembari menyebutkan nama ibukota negara Amerika Selatan itu.

Pria itu kemudian berubah muka menjadi begitu girang. Ia tak menyangka, di luar sana, ada orang yang tahu nama ibukota negaranya yang selama ini dianggap antah berantah.

“Kok kamu tahu Paramaribo?”

“Ya, saya tahu. Suriname negara terkenal, Paramaribo juga terkenal,” jawab saya.

Ingatan saya kemudian terlempar ke masa lalu, saat saya hafal nama-nama ibukota negara-negara di dunia, termasuk ibukota Suriname. Tentu saja hafalan saya akan ibukota-ibukota negara-negara di dunia itu terbentuk karena saya sering membaca RPUL yang saya beli, yang pernah begitu saya sayangi itu.

Si lelaki Suriname tampak girang dengan jawaban saya. Dipanggilnya pelayan bar.

“Mas, tambah bir dua. Tagihan mas ini biar saya yang bayar…” ujarnya sembari menunjuk saya.

Saya tak tahu, berapa uang yang ia habiskan untuk mentraktir saya. Tapi yang jelas, pasti lebih dari empat ribu rupiah.

Terakhir diperbarui pada 13 November 2018 oleh

Tags: Bukupertemuanrpul
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Pesta Literasi Mojok.co
Kilas

Kupas Kreativitas di Era Teknologi, Magdalene.co dan Alitra Gelar Pesta Literasi 5.0

21 November 2025
JILF 2025 Mojok.co
Kilas

JILF 2025 Angkat Isu Sastra dan Kemanusiaan

15 November 2025
Sweeping buku oleh aparat Jawa Barat: mencekal ilmu pengetahuan, masyarakat tak boleh pintar MOJOK.CO
Ragam

Derita Jadi WNI: Dipaksa Anti-Pengetahuan dan Tak Boleh Pintar, Suka Baca Buku Dianggap “Ancaman”

22 September 2025
Mengenal Dodo Hartoko: Penggerak Literasi dan Budaya Lewat Jogja Art + Book Fest
Video

Mengenal Dodo Hartoko: Penggerak Literasi dan Budaya Lewat Jogja Art dan Book Fest

15 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.