PKS, Kenapa Dirimu Tak Berpisah Saja dari Gerindra, Sih? - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Pojokan

PKS, Kenapa Dirimu Tak Berpisah Saja dari Gerindra, Sih?

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
2 November 2018
0
A A
wakil gubernur
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Sebagai orang yang sejak lama menyimpan rasa simpatik pada PKS, saya merasa sedikit banyak lumayan nyesek ketika melihat partai yang lumayan saya idolakan ini —setidaknya dibandingkan dengan partai lain, PKS  di mata saya adalah partai yang paling baik— “dipermainkan” oleh Gerindra.

Kita tentu masih ingat bagaimana PKS begitu all-out berjuang bersama Gerindra. Bahkan rasanya tak berlebihan jika menyebut bahwa di lapangan dan medan tempur yang sebenarnya, PKS lebih dominan dalam kerja-kerja pemenangan.

Tak ada yang bisa membantah bagaimana militansi kader-kader PKS dalam mengawal proses pemilu baik sebagai saksi maupun sebagai agitator di masyarakat. Tak ada yang bisa membantah betapa PKS-lah yang memberikan warna Islam yang dominan pada koalisi PKS dan Gerindra, warna yang kemudian kerap digunakan sebagai senjata utama koalisi untuk menarik suara pendukung.

Ibarat kata, kader Gerindra berkotor-kotor di tanah berlumpur, kader PKS berbasah-basah menyelami lautan.

Militansi kader-kader PKS ini pula yang boleh dibilang berpengaruh besar pada kemenangan Anies-Sandiada di Pilgub DKI Jakarta beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga:

Gerindra Anggap Koalisi dengan PKB Strategis untuk Amankan Lumbung Suara

Hasto Ungkap Alasan PDIP Sulit Kerja Sama dengan PKS dan Demokrat

PKB Nilai Koalisi dengan Gerindra Lebih Realistis

Namun nyatanya, sumbangsih besar PKS ini seakan tak dibayar dengan sepadan oleh Gerindra. PKS justru terkesan di-ontang-anting.

Contoh yang paling jelas tentu saja saat Gerindra memilih Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden pendamping Prabowo di Pilpres 2019. Penunjukkan Sandiaga jelas merupakan pembuka pintu-pintu pertengkaran kecil dalam koalisi.

Bagaimanapun, PKS sebagai karib koalisi utama bagi Gerindra tentu ingin sekali menempatkan kadernya sebagai calon wakil Presiden. Tak tanggung-tanggung, PKS sampai menyiapkan daftar 9 nama yang disodorkan kepada Prabowo untuk dipertimbangkan sebagai pendampingnya.

Kesembilan nama tersebut adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Fungsionaris PKS M. Anis Matta, Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, Anggota DPR Tifatul Sembiring, Anggota DPR Al Muzammil Yusuf MS, dan Anggota DPR Mardani Ali Sera.

Nyatanya, Prabowo blas nggak milih satu dari sembilan nama yang ditawarkan. Prabowo justru memilih Sandiaga yang notabene saat itu berstatus sebagai kader Gerindra.

PKS dengan lapang hati akhirnya menerima Sandiaga sebagai cawapres pendamping Prabowo walau mungkin dengan agak berat. PKS bahkan rela mempermalukan dirinya —dengan menyebut Sandiaga sebagai seorang santri dan bahkan ulama— demi membela Sandiaga yang saat itu banyak diprotes karena bukan seorang santri. Saat itu, banyak pendukung koalisi yang menginginkan wakil Prabowo merupakan tokoh agamis.

Contoh yang paling terbaru, kasusnya nggak jauh-jauh beda dengan kasus pertama. Kali ini soal jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang sudah lowong sekitar dua bulan karena ditinggalkan oleh Sandiaga yang maju nyawapres.

PKS ingin dan yakin bahwa jabatan Wagub DKI Jakarta menjadi milik PKS. PKS bahkan sudah menyiapkan dua nama, yakni mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu dan Sekretaris Umum DPW PKS DKI, Agung Yulianto.

Namun lagi-lagi, Gerindra seakan tidak rela jika PKS dapat jatah. Bos besar Gerindra, Prabowo, melalui pernyataannya, seakan memberi isyarat bahwa dirinya menyerahkan jabatan Wagub kepada Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, M. Taufik.

Hal tersebut tentu saja kembali membuka pintu-pintu pertengkaran yang sebetulnya sudah terbuka namun tidak terlalu lebar.

Sikap Gerindra ini seharusnya bisa menjadi pertimbangan tersendiri bagi PKS untuk tidak takut berpisah dengan Gerindra. Buat apa masih tetap bertahan sebagao koalisi jika di-PHP dan dikerjai melulu.

Lepas dari Gerindra tentu bukanlah langkah yang buruk. Tanpa menggandeng partai lain yang kuat, politik memang tak ubahnya seperti lautan yang keras, namun dengan militansinya yang luar biasa, tentu PKS tetap akan bisa bertahan dalam gelombang yang terus saja menghantamnya.

PKS sudah lama membuktikan bahwa dirinya bukan partai yang mudah dikalahkan.

Kita tentu masih ingat bagaimana dahsyatnya PKS di gelaran Pilkada DKI Jakarta 2017. Saat itu, PKS mengusung pasangan Adang Daradjatun dan Dani Anwar. Dan mereka bertarung melawan Fauzi Bowo dan Prijanto yang diusung oleh 20 partai. Ya, 20 partai.

Pasangan yang diusung oleh PKS pada akhirnya memang kalah, namun suara yang berhasil mereka dapatkan sungguh bikin kita bergidik ngeri: 42,13 persen.

Bayangkan, 1 partai melawan 20, dan berhasil mendapatkan hampir setengah suara.

Hasil seperti itu tentu hanya bisa didapatkan oleh partai yang memang punya ketangguhan luar biasa. Dan PKS adalah contoh yang senyata-nyatanya.

Jadi, kapan nih PKS mau pisah dari Gerindra? Nggak usah takut. Masih ada banyak partai yang lain yang siap menggandeng tangan kok.

Atau barangkali mau Gabung dengan PDIP saja? Ingat, dulu di Pilwakot Surakarta 2010, duet apik PDIP dan PKS berhasil memenangkan Jokowi 90 persen lebih lho.

Hehehe…

Hehehe…

Terakhir diperbarui pada 2 November 2018 oleh

Tags: gerindraPKS
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

koalisi gerindra mojok.co

Gerindra Anggap Koalisi dengan PKB Strategis untuk Amankan Lumbung Suara

27 Juni 2022
hasto mojok.co

Hasto Ungkap Alasan PDIP Sulit Kerja Sama dengan PKS dan Demokrat

23 Juni 2022
koalisi pkb mojok.co

PKB Nilai Koalisi dengan Gerindra Lebih Realistis

20 Juni 2022
Pelajaran Political Correctness untuk Edy Mulyadi dari Suku Dayak

Pelajaran Political Correctness untuk Edy Mulyadi dari Suku Dayak

24 Januari 2022
Menjadi Radikal Bisa Diawali dari Kebiasaan Membatasi Teman

Harus Diakui, Potensi Jadi Radikal Ada di Setiap Orang

16 Januari 2022
Memahami PKS yang Tolak Permendikbud soal Kekerasan Seksual lewat Ushul Fiqh

Memahami PKS yang Tolak Permendikbud soal Kekerasan Seksual lewat Ushul Fiqh

12 November 2021
Pos Selanjutnya
Apakah Sperma Bisa Habis Jika Dikeluarkan Terus-Menerus?

Apakah Sperma Bisa Habis Jika Dikeluarkan Terus-Menerus?

Komentar post

Terpopuler Sepekan

wakil gubernur

PKS, Kenapa Dirimu Tak Berpisah Saja dari Gerindra, Sih?

2 November 2018
Lokasi 18 SPBU di Jogja untuk uji coba MyPertamina

Lokasi 18 SPBU di Jogja yang Jadi Tempat Uji Coba MyPertamina untuk Roda Empat

30 Juni 2022
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
kecurangan SBMPTN

Polisi Amankan 15 Pelaku Kecurangan SBMPTN di UPN Veteran Yogyakarta

28 Juni 2022
Pertamina dan aplikasi MyPertamina yang bikin ribet rakyat kecil! MOJOK.CO

MyPertamina dan Logika Aneh Pertamina: Nggak Peka Kehidupan Rakyat Kecil!

29 Juni 2022
PPDB SMA/SMK DIY dan sekolah pinggiran kekurangan murid

PPDB SMA/SMK Ditutup, Sekolah Pinggiran di DIY Kekurangan Murid

30 Juni 2022
Teror Spirit di Puncak Bogor Hingga Makassar MOJOK.CO

Teror Spirit di Puncak Bogor Hingga Makassar: Antara Keriaan dan Kemarahan yang Tak terjawab

30 Juni 2022

Terbaru

Deputi II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Imdadun Rahmat. (Dok. Baznas.go.id)

Deputi Baznas Sebut Global Zakat Milik ACT Tak Punya Izin

4 Juli 2022
Sepeda motor dibakar dalam bentrok di Babarsari, Senin (04/07/2022)

Bentrok Antarkelompok di Babarsari, Sri Sultan Minta Polisi Tindak Keras Pelaku 

4 Juli 2022
sri sultan hb x mojok.co

Masa Jabatan Sri Sultan HB X Habis, DPRD DIY Geber Pembentukan Pansus

4 Juli 2022
Dwi Pertiwi: Legalkan Ganja untuk Medis Segera!

Dwi Pertiwi: Legalkan Ganja untuk Medis Segera!

4 Juli 2022
hotel di jogja mojok.co

Liburan Sekolah, Tingkat Okupansi Hotel di Jogja Meroket

4 Juli 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In