Memahami Anggaran Janggal Pemprov DKI: Pasir, Cat, dan Tiner untuk Siswa Jakarta - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Pojokan

Memahami Anggaran Janggal Pemprov DKI: Pasir, Cat, dan Tiner untuk Siswa Jakarta

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
8 November 2019
0
A A
lomba mural
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Anggaran janggal ini berupa dana pasir, tiner, helm proyek, Tipp-ex, sampai cat tembok untuk alat peraga siswa SMKN Bisnis Manajemen di Jakarta.

Sial benar nasib Pemprov DKI Jakarta. Anggaran yang dibahas DPRD DKI Jakarta periode kali ini ramai lagi, rusuh lagi. Usai geger-geger soal lem Aibon yang dibongkar oleh politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), kali ini anggaran DPRD DKI masih muncul juga banyak kejanggalan.

Adalah Ima Mahdiah, anggota DPRD dari fraksi PDI-P, yang membongkar ke publik soal anggaran janggal DKI Jakarta. Anggaran janggal ini masih ditemukan wabilkhusus di Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Pertama adalah soal anggaran untuk pasir senilai Rp52 miliar.

Secara sekilas, anggaran ini nggak akan janggal-janggal amat jika peruntukannya untuk membiayai renovasi bangunan sekolah. Ya bagus dong, kalau ada sekolah yang nggak layak gitu bangunannya, Dinas Pendidikan DKI Jakarta bisa turun tangan langsung. Bukan cuma nunggu program tipi Bedah Rumah berubah jadi Bedah Sekolah.

Baca Juga:

Kenapa Anggota DPRD DKI Minta Naik Gaji di Masa Pandemi Itu Masuk Akal?

Selama Tutup Akibat Corona, Mall Merugi Sampai 9,8 Triliun

Kritik Untuk Anies Baswedan Dibawa ke Ranah Agama Itu Goblok Banget

Masalahnya, Ima Mahdiah menemukan kalau anggaran pasir ini masuk pada bantuan yang peruntukannya mengarah ke siswa sekolah. Bahkan secara khusus, bantuan ini diperuntukkan untuk siswa SMKN bisnis manajemen di Jakarta.

“Ini pasir, di situ tertulisnya untuk alat peraga sekolah. Totalnya Rp52 miliar buat apa itu? Dia di SMKN (jurusan) bisnis manajemen. Memangnya bisnis manajemen ada pasirnya?” kata dia.

Selain pasir, ada juga anggaran janggal untuk tiner, helm proyek, Tipp-ex, sampai cat tembok. Masing-masing total anggaran untuk tiner sebesar Rp40,1 miliar, helm proyek senilai Rp34,27 miliar, Tipp-ex senilai Rp31,61 miliar, cat tembok Rp18,91 miliar, dan kaca bening senilai Rp18,53 miliar.


“Terus cat tembok buat apa? Kan sudah ada renovasi sekolah sih, aku nggak tahu juga berapa triliun buat renovasi. Itu yang nanti mau kita pertanyakan di pembahasan RAPBD, mungkin di Banggar, juga nanti Komisi sudah selesai,” kata Ima Mahdiah.

Gara-gara temuan polisi muda dari PDI-P ini, tentu saja publik kembali dapat bahan bully untuk Pemprov DKI Jakarta. Belum kelar isu lem Aibon yang juga ramai, eh udah muncul lagi perkara ini. Lagi dan lagi, seperti tiada henti Pemprov diserang.

Puadahal ya, kalau kita mau berpikir positif dan mengedepankan khusnudzon, ada banyak manfaat dari anggaran janggal segeda gaban itu. Seperti, tadi disebut oleh Ima Mahdiah, siswa yang ditargetkan adalah siswa manajemen bisnis. Artinya, bisa jadi memang semua itu mau dipakai sebagai alat peraga beneran.

Lah? Alat peraga apa untuk siswa manajemen dan bisnis? Kan seharusnya hal-hal yang berkaitan dengan jurusan itu dong. Misalnya kalkulator gitu? Ini pasir, cat tembok, tiner, sampai helm proyek buat apaan dong? Kalau untuk alat-alat ini kan seharusnya yang jurusannya arsitektur atau teknik sipil gitu.

Hadeh, beginian aja pada nggak paham. Hayaa tentu saja untuk belajar bisnis dong. Lebih spesifik lagi bisnis…

…toko besi.

Jadi gini. Alat-alat itu digunakan sebagai alat peraga sebagai bahan jualan.

Misalnya, bagaimana cara siswa SMKN bisnis manajemen mampu mengelola alat-alat itu sebagai bahan jualan? Kan bisa aja di tiap sekolah nanti, anak-anak dibikin kelompok kreatif yang mengelola beberapa helm proyek, beberapa kilo pasir, dan beberapa cat tembok. Lalu mereka disuruh bikin toko gitu.

Barangkali Pemprov DKI Jakarta memang lagi ngajari kalau bisnis properti lagi oke-okenya nih di Jakarta. Dan salah satu lahan “basah” yang bisa digarap adalah menjadi wirausahawan toko besi. Keuntungan ini belum dengan menghitung beberapa proyek Pemprov DKI Jakarta untuk membangun infrastruktur kota Jakarta.

Coba lihat, betapa bersinerginya anggaran ini untuk masa depan siswa-siswa SMKN di Jakarta? Harapannya tentu saja, siswa-siswa ini bisa diberdayakan ke depan, sehingga mereka jadi punya toko besi semua nantinya.

Wah, kan keren banget itu. Sudahlah diajari bisnis yang cerah, dikasih modal lagi sama Pemprov DKI Jakarta. Coba, kurang keren apa mereka? Kurang peduli apa mereka sama peserta didik di Jakarta?

Hal yang mengherankan adalah, masih saja ada pihak-pihak yang menganggap ini anggaran janggal. Bahkan dianggap nggak masuk akal. Ya kalau sedari orok mikirnya udah fadlizon suudzon, ya susah sih kalau berpikir positif. Bawaannya negatif mulu.


Kalau kemudian ada pertanyaan lanjutan: oke, deh, kalau soal helm, pasir, dan tinder, eh, tiner itu masih nyambung kalau mau bikin wirausaha toko besi, lah kalau anggaran Tipp-ex senilai Rp31,61 miliar? Itu buat apaan coba?

Hadeh, haya jelas untuk menghapus poin-poin laporan keuangan siswa-siwa ini kalau ternyata ada yang nggak beres ketika “alat peraga” ini dimanfaatkan nantinya.

Ya kan siapa tahu, siswa-siswa ini mencontoh pemimpin-pemimpin mereka. Jadi biar mereka bisa lebih baik, maka disediakan Tipp-ex. Jadi kalau ada laporan janggal, ya tinggal di-Tipp-ex. Kan kalau tidak bisa mencontoh hal-hal baik, paling nggak mereka bisa mencontoh hal-hal agar kelihatan baik. Eh.

BACA JUGA Memahami Logika Atap JPO yang Dicopot Anies Baswedan atau tulisan AHMAD KHADAFI lainnya.

Tags: anggaran janggaldki jakarta
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Kenapa Anggota DPRD DKI Minta Naik Gaji di Masa Pandemi Itu Masuk Akal?

Kenapa Anggota DPRD DKI Minta Naik Gaji di Masa Pandemi Itu Masuk Akal?

4 Desember 2020
mall

Selama Tutup Akibat Corona, Mall Merugi Sampai 9,8 Triliun

28 Mei 2020
anies baswedan faizal assegaf kritik DKI Jakarta MOJOK.CO

Kritik Untuk Anies Baswedan Dibawa ke Ranah Agama Itu Goblok Banget

19 Februari 2020
sandiaga uno

Jika Kalah Pilpres, Akankah Sandiaga Uno Kembali Menjabat Sebagai Wakil Gubernur Jakarta?

23 April 2019
anies baswedan

Setahun Anies Baswedan Menjabat Gubernur DKI: Antara Kontroversi dan Pelunasan Janji

17 Oktober 2018
pks

PKS Siapkan Dua Nama Sebagai Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta

19 September 2018
Pos Selanjutnya
kecelakaan parungpanjang truk pasir demo siswa guru sman 1 parungpanjang

Di Jalur Parungpanjang, Kecelakaan Jadi Fenomena Sehari-hari

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak

8 Agustus 2022
lomba mural

Memahami Anggaran Janggal Pemprov DKI: Pasir, Cat, dan Tiner untuk Siswa Jakarta

8 November 2019
Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Perguruan Tinggi Favorit MOJOK.CO

Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Masuk Perguruan Tinggi Favorit

5 Agustus 2022
pola pengasuhan anak mojok.co

Psikolog UGM Jelaskan Tipe Pola Asuh yang Bisa Berdampak pada Hasil Akademik Anak

5 Agustus 2022
Lampu merah terlama di Jogja. (Ilustrasi Ega Fansuri/Mojok.co)

Menghitung Lampu Merah Terlama di Jogja, Apakah Simpang Empat Pingit Tetap Juara?

9 Agustus 2022
Asrama mahasiswa Sumatra Selatan, Pondok Mesudji dalam sengketa di pengadilan. Mahasiswa menilai ada campur tangan mafia tanah.

Mahasiswa Sumsel di Asrama Pondok Mesudji Jogja Terancam Pergi karena Mafia Tanah

11 Agustus 2022
Musimin, petani di lereng Gunung Merapi yang menolak ekspor kopi ke Jepang.

Mengenal Musimin, Petani Lereng Merapi yang Menolak Pesanan Kopi dari Jepang 

5 Agustus 2022

Terbaru

Timnas U-16 Indonesia mengalahkan Vietnam di Piala AFF U-16

Gol Semata Wayang Kafiatur Rizky Bawa Timnas Indonesia U-16 Juara Piala AFF

12 Agustus 2022
tarif ojol mojok.co

Ekonom Indef: Kenaikan Tarif Ojol Bisa Picu Inflasi, Pemerintah Perlu Pertimbangkan Lagi

12 Agustus 2022
Ibu Ruswo: Pembakar Api Revolusi Dari Dapur Umum

Ibu Ruswo: Pembakar Api Revolusi dari Dapur Umum

12 Agustus 2022
meterai elektronik mojok.co

Beredar Meterai Elektronik Palsu, Waspadai Modusnya

12 Agustus 2022
kip kuliah ugm mojok.co

UGM Buka Pendaftaran Beasiswa KIP Kuliah Bagi 1.850 Mahasiswa Baru, Ini Syaratnya

12 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In