Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Makanan Dibungkus Tak Seenak Makan di Tempat Ada Penjelasannya, Jangan Langsung Nuduh Pesugihan

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
20 Februari 2020
A A
buang makanan sisa makan dibungkus makan dibawa pulang makan di tempat makanan nggak enak makanan enak mojok.co

buang makanan sisa makan dibungkus makan dibawa pulang makan di tempat makanan nggak enak makanan enak mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Mitosnya, makanan dibungkus tidak seenak makanan yang dimakan di tempat karena warungnya pake pesugihan. Jadi efek pesugihannya cuma berlaku selama di warung, gitu. Sungguh teori yang seru, tapi bolong sana-sini.

Orang Wonogiri tidak bisa dipisahkan dari mi ayam. Kami bisa berdebat enakan mana ayam goreng Bu Paryanti vs Mbak Ning, atau nila bakar Pak Glinding vs Moro Seneng, tapi soal mi ayam, kami sudah mengamalkan sila ketiga Pancasila: semua mi ayam di Wonogiri enak.

Nyatanya tetap saja kami kadang masih berdebat tentang warung mi ayam. Bukan soal rasa, melainkan perkara mistis. Kami bahkan punya penilaian tersendiri untuk warung mi ayam yang larisnya nggak masuk akal: pasti pakai pesugihan. Indikatornya? Kalau mi ayamnya dibungkus dan dibawa pulang, rasanya jadi nggak enak.

Dulu saya percaya-percaya saja. Bukannya menghindari, saya memilih selalu makan di tempat. Pegangan saya, daripada kalah sama ketakutan, tapi kehilangan pengalaman religius ketika makan mi ayam, mending saya makan di tempat. Lagian, ngapain juga makan mi ayam dibungkus?

Saya kira pandangan itu hanya ada di kampung saya, tapi begitu saya merantau untuk berpura-pura kuliah di Jogja, saya menemukan orang yang punya pendapat sama. Mereka berpendapat kalau makanan yang dibungkus tidak enak semata terjadi karena penjualnya melakukan praktik pesugihan. Tapi makin lama saya hidup, saya menemukan bahwa makanan yang jadi tak enak ketika itu…

sebenarnya…

hanya berlaku untuk makanan yang enaknya memang dimakan ketika masih panas/hangat.

Saya sih yakin pesugihan cuma mitos. Dan setelah riset kecil-kecilan, saya mendapat penjelasan bahwa perubahan suhu dapat mengubah rasa. Jadi ini bukan soal dijilat atau tidak dijilat pocong ya, gaes.

Jadi begini. Makanan menjadi tidak enak karena suhu makanannya berubah dalam bungkus. Suhu itu ngaruh banget. Perubahan suhu yang drastis bisa merusak rasa. Ayam goreng yang anget kinyis-kinyis akan membawamu ke surga. Sedangkan ayam goreng anyep membawamu ke penyesalan.

Ketika makanan dibungkus untuk dibawa pulang, ada hal-hal yang harus dikorbankan. Yang pertama, tekstur, dan yang kedua adalah pengurangan (((fitur))). Kita ambil contoh mi ayam. Mi ayam ketika dibungkus, bahan pembungkusnya biasanya plastik. Tekstur mie yang berubah karena perubahan suhu menyebabkan mi terasa aneh ketika dimakan. Kuah atau mie akan dikurangi untuk menghindari plastik pecah, maka porsinya terasa lebih sedikit dan taste-nya jadi beda.

Kecuali nasi padang. Memang nggak ada lawan ini makanan.

Perubahan suhu, tekstur, dan ukuran porsi membuat makanan terasa berbeda ketimbang yang kita santap di warungnya langsung. Rasa yang berbeda itu kemudian kita terjemahkan menjadi “tidak enak”.

Beda dengan lotek atau gado-gado, anget opo ora podo wae. Rasanya tetap sama ketika makan di tempat atau dibungkus karena makanan itu tidak mengharuskan kita makan dalam keadaan panas/hangat. Tapi makanan itu hanya harus dimakan secepat mungkin setelah disajikan. Kamu beli lotek jam 12 siang buat dimakan jam 9 malem ya tetep nggak enak, Bro. Kenyang engga, mencret iya.

Jadi sekarang kita bisa berbaik sangka bahwa tempat makanan langganan nggak ada lah itu pakai pesugihan-pesugihan segala. Meskipun makanan yang dibungkus tidak enak, kita udah tahu penyebabnya dari kacamata (((sains))). Tapi setelah ini terjawab tolong jangan tanya, “Mas, kenapa kalau makan sendirian itu nggak enak, enaknya sama pasangan?” Angel meneh iki.

Iklan

BACA JUGA Konten adalah Kunci, Tapi Nggak Ngambil Foto Orang Meninggal Juga Kali dan artikel menarik lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 20 Februari 2020 oleh

Tags: makan di tempatmakanan dibungkusMakanan Enakmakanan tidak enakmitospesugihan
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

Toko Buah Horor di Sudut Kota Jogja MOJOK.CO
Malam Jumat

Toko Buah Horor di Sudut Kota Jogja: Tentang Sosok Hantu Perempuan yang Muncul dari Tempat yang Tidak Terduga

22 Mei 2025
Film Qodrat 2: Ketika Perempuan Buruh Pabrik Dieksploitasi Kapital sekaligus Jadi Tumbal.MOJOK.CO
Seni

Film Qodrat 2: Ketika Perempuan Buruh Pabrik Dieksploitasi Kapital sekaligus Jadi Tumbal

23 Maret 2025
tuyul tak bisa curi atm dan m-banking.MOJOK.CO
Ragam

Menjawab Alasan Tuyul Tak Bisa Curi Uang Mesin ATM dan Kuras Saldo m-Banking dari Tinjauan Klenik dan Ilmiah

25 Mei 2024
Nasib Orang Wedi Kerja di Luar Negeri: Orang Tua di Klaten Malah Dianggap Punya Tuyul MOJOK.CO
Ragam

Nasib Orang Wedi Kerja di Luar Negeri: Orang Tua di Klaten Malah Dianggap Punya Tuyul

16 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Omong Kosong Pemuja Hujan Musuh Honda Beat dan Vario MOJOK.CO

Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

27 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal. MOJOK.CO

Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

26 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.