MOJOK.CO – Terima kasih Xiaomi Redmi 5A. Hape murah dan awet, yang mampu menjadi penampung mahalnya rasa kangen seorang ibu.
Pertengahan 2018, Xiaomi punya event yang sukses bikin produk mereka jadi barang gaib. Hape murah itu dibanderol Rp999.000. Konon, pihak Xiaomi nggak ngambil untung dari penjualan barang gaib ini. Hape yang saya maksud adalah Xiaomi Redmi 5A.
Sebenarnya, hape ini sudah diluncurkan sejak 20 Desember 2017 di Indonesia. Nah, untuk kalangan entry level, Xiaomi Redmi 5A dapat dikatakan sebagai yang terbaik di kelasnya.
Bentang layar Xiaomi Redmi 5A punya luas 5 inci dan resolusi HD. Hape pintar ini mengusung chipset besutan Qualcomm, yakni Snapdragon 425 sehingga membuat kinerja multitasking jadi lancar.
Xiaomi Redmi 5A dibekali CPU bertipe Quad-Core dengan tenaga 1.4 Ghz Cortex A-53 dan GPU Adreno 308. Dari segi kapasitas penyimpanan memori, Xiaomi Redmi 5A memiliki kapasitas RAM/ROM 2/16 GB.
Yah, intinya, hape murah ini sangat direkomendasikan untuk dibeli. Nggak nyampai sejuta, kamu udah dapat hape yang udah oke untuk entry level. Kalau buat saya, ini hape yang pas banget untuk orang tua, khususnya ibu saya, yang kebutuhan komunikasinya sangat sederhana. Kalau udah bisa buat WhatsApp, ibu sudah cukup.
Ini bukan saya yang bilang, tapi ibu saya sendiri. Mendengar perkataan orang tua seperti itu, saya makin yakin membelikan Xiaomi Redmi 5A. Pertengahan 2018, ibu saya punya hape baru. Hingga detik ini, ketika hape yang sempat gaib itu sudah “bulukan”, ibu masih enggan membahas hape baru.
Beberapa kali saya bilang kalau Xiaomi Redmi 5A lawas itu sudah “ketinggalan zaman”. Kalau menurut saya, sudah saatnya membelikan hape baru untuk ibu. Bukan untuk gaya saja. Saya mikirnya begini: kalau hape yang dipakai ibu rusak secara tiba-tiba, situasi bakal sangat merepotkan.
Pertama, ibu dan bapak saya gagap teknologi. Lha wong hapenya tiba-tiba jadi mode silent saja sudah bingung. Apa yang terjadi kalau tiba-tiba hang, sementara saya tidak lagi tinggal di rumah. Jarak antara saya dan orang tua itu bikin resah kalau hapenya hang.
Kedua, hape lawas seperti Xiaomi Redmi 5A bakal lebih susah penanganan kalau rusak. Yah, setidaknya ini yang ada di dalam kepala saya. Celakanya, Xiaomi Redmi 5A yang dipakai ibu saya kok ya awet sampai sekarang. Belum pernah hang. Saya nggak heran, sih. Saya sendiri pernah pakai Xiaomi Redmi Note 4 selama empat tahun dan cuma sekali hang ketika dipakai main Mobile Legends selama beberapa jam.
Ketika saya tawarkan ganti hape baru, ibu saya menggelengkan kepala. Beliau malah menyuruh saya menyimpan uangnya. Bisa dipakai untuk tabungan menjelang kelahiran anak pertama saya. Ketika saya desak, ibu menjawab:
“Hape nggak perlu yang mahal. Masih bisa dipakai SMS (yang dimaksud itu WhatsApp) sama telepon ya sudah cukup. Oya, sama buat kangen-kangenan.”
Sebetulnya nggak ada yang istimewa dari jawaban ibu saya. Saya yakin banyak orang tua yang punya pandangan seperti itu. Namun, entah kenapa, sore itu, saya jadi tercenung. Yang dimaksud ibu saya sama “kangen-kangenan” adalah komunikasi intens dengan dua cucunya (dua anak kakak saya).
Kedua keponakan saya memang aktif di grup WhatsApp keluarga. Terutama keponakan nomor dua yang masih kelas lima SD. Komunikasi antara nenek dan cucu itu luar biasa. Pada titik tertentu, bisa menjadi penjaga imun ibu saya. Ketimbang ngobrol sama anak-anaknya, ibu saya lebih seru kalau ngobrol sama cucunya.
Kebiasaan itu yang bikin daily life ibu saya jadi lebih diwarnai semangat. Kangen yang difasilitasi oleh Xiaomi Redmi 5A, oleh hape murah, berdampak ke kesehatan dan keceriaan beliau. Dan kalau ibu saya sehat dan ceria, niscaya, masakan-masakan lezat akan tersedia di rumah. Ngomelnya juga lebih jarang hehehe….
Sampai titik ini saya jadi berpikir tentang hidup saya sendiri. Saat ini, saya sedang pakai Poco X3 NFC, hape sejuta umat selain Xiaomi Redmi 5A. Banyak hape baru dengan harga terjangkau bermunculan. Hape bagus dan bikin saya kepingin ganti hape.
Namun, kalimat sambil lalu yang diucapkan ibu saya kembali terngiang. Tentang kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang tidak harus difasilitasi kemewahan. Tentang rasa kangen yang kadang mahal sekali harganya. Bagi Saya sekarang, kemewahan itu ada di istri dan calon anak saya yang lahir di Februari 2022.
Saya jadi ingin berterima kasih kepada Xiaomi Redmi 5A. Hape gaib, sejuta umat, dengan mesin murah, tapi mampu menampung rasa kangen yang mahal harganya dari seorang ibu.
Kebahagiaan itu kita sendiri yang menciptakan. Bukan berdasarkan standar orang lain.
BACA JUGA Poco X3 NFC, Hape Kelas Menengah Paling Recommended di Desember 2020, Kualitasnya Nggak Jauh dari Hape Flagship dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.