MOJOK.CO – Urutan skincare adalah sesuatu yang rumit dan meresahkan. Masih untung mau pakai skincare, kok ini pakai harus urut segala?
Beberapa waktu belakangan, saat lagi belajar-belajar seputar skincare, saya menemukan hal yang benar-benar meresahkan: urutan pakai skincare. Jadi ternyata dari sekian banyak produk yang ada di pasaran, mereka dibedakan lagi jadi bermacam-macam bentuk. Ada yang namanya toner, serum, essence, ampoule, cream, moisturizer, dan beberapa sebutan njelimet lainnya.
Sebagai orang yang tidak layak menyandang sebutan beauty enthusiast tentu saja saya bingung setengah mampus. Konon, kebiasaan orang Korea pakai produk kecantikan adalah asa muasal “keharusan” urutan skincare. Meskipun ternyata ada aliran-aliran lain yang justru memberikan urutan yang berbeda. Haduh, udah kayak mau beribadah aja nih ada mazhabnya segala.
Begini, kalau kamu pengin tahu jalan kebenaran soal urutan pakai skincare, kamu bisa baca artikel di Terminal Mojok ini. Di sana sudah dijelaskan urutan yang benar apa saja. Masalahnya… kenapa pakai skincare harus urut sih? Padahal nggak ada kewajiban harus “tertib” kayak di tuntunan berwudhu kan? Lagian pakai skincare aja nggak wajib. Hash!
Urutan skincare tentu saja disusun agar kita mendapat manfaat maksimal dari apa yang kita pakai. Setiap produk juga punya fungsi masing-masing yang kalau pakainya diacak, bisa kacau. Logika sederhananya begini, skincare itu terbuat dari berbagai macam bahan. Ada yang bahan dasarnya air (water base) dan ada yang bahan dasarnya minyak (oil base).
Produk dengan bahan dasar air lebih mudah terserap sedangkan bahan dasar minyak cenderung lebih lama masuk ke dalam pori-pori. Makanya, beberapa ahli merekomendasikan untuk pakai yang berbahan dasar air lebih dahulu. Sebab apa? Yak, sebab air dan minyak kayak aku dan kamu yang sulit bersatu.
Selain logika dasar ini, ada beberapa ahli yang merekomendasikan urutan skincare dari pH yang paling mendekati pH 5 dulu sebab pada dasarnya kulit kita memang berada di tingkat keasaman itu. Biasanya sih ini berguna untuk orang-orang yang pakai lebih dari satu serum. Pakai pH 4 serum dulu, lalu pH 3 serum. Biar nggak tiba-tiba anjlok langsung ke pH 3, takutnya kulitmu kaget.
Tapi, yang bikin saya sendiri heran. Ada juga beberapa ahli yang bodo amat dengan hal ini. Kalau boleh saya bilang, ini adalah ahli urutan skincare garis radikal. Mereka nggak merasa mengurutkan pengaplikasian skincare itu wajib. Sebetulnya, semua produk bakal terserap di kulit entah itu berbahan dasar air hujan, minyak penggorengan, atau bahan lain. Nggak peduli pH-nya mendekati pH kulit atau tingkat keasamannya rendah banget, pokoknya mah pakai aja. Asal habis pakai skincare nggak lantas cuci muka pakai facial wash aja sih. Kan percuma, Bung.
Sayangnya aliran radikal ini tidak berani mengklaim bahwa mengacak urutan skincare akan memberikanmu pengalaman yang lebih baik ketimbang mengurutkannya dengan benar. Bagaimanapun, beli skincare mahal-mahal penginnya ya dapat hasil yang efektif to ya?
Inilah yang bikin saya menemukan jawaban kenapa urutan skincare itu sakral banget, padahal pakai skincare-nya aja nggak wajib. Begini, kenyataannya orang yang udah beli skincare tentu lebih “rugi” karena udah menghabiskan lebih banyak uang. Dan, mereka harus bertanggung jawab mensubstitusi kerugian itu. Nah, biar kerugian itu diputarbalikkan jadi keuntungan mendapat kulit glowing, maka urutan skincare jadi begitu penting.
Ngomong-ngomong, logika ini juga berlaku buat para pria ya. Glowing juga hak segala bangsa kok, nggak peduli warna kulit dan jenis kelaminmu. Kamu memang nggak wajib beli skincare nananina, tapi kalau sudah nyemplung ya harus sekalian berenang. Nggak bisa setengah-setengah.
Beli produk perawatan wajah itu risetnya perlu benar. Kondisi kulitmu kayak apa, beli produk yang kayak gimana, bahannya apa, fungsinya apa, dan dipakai di waktu kapan saja. Asal mahal belum tentu membuatmu makin cakep, yang ada malah bikin breakout dan kulitmu makin kacau kalau salah beli. Berat memang, tapi tak berarti sulit dijalani. Kayak saya yang punya kulit berminyak, tapi beli serum dengan kandungan hyaluronic acid superbanyak. Hasilnya jerawat bruntusan muncul tanpa diundang dan menyembuhkannya bisa memakan waktu berbulan-bulan. Ah, suram.
Mungkin inilah kenapa banyak orang yang skeptis dan jadi malas pakai skincare. Soalnya banyak juga yang pakai skincare malah tambah nggak care. Sering-sering baca komposisi produk perawatan wajahmu, baca juga urutan skincare yang benar, baca fungsi dan efek sampingnya sekalian. Di mana-mana peraturannya memang cuma satu: rajin membaca pangkal keberhasilan. Malas baca jadi… ya itulah.
BACA JUGA Cewek Ribet Perawatan Mahal, Skincare Pria Kadang Cuma Air Sabun tapi Bisa Mulus. Kok Bisa? dan tulisan menarik lainnya di rubrik POJOKAN.