Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kebiasaan-kebiasaan Ganjil demi Mengetes Anosmia

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
2 Oktober 2020
A A
anosmia
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Anosmia menjadi gejala yang paling khas dari kasus positif corona. 

Saya adalah tipikal orang yang agak benci untuk menyebut istilah-istilah medis. Bahwa ini hanya sebatas sugesti saja, bisa jadi sangat mungkin. Namun dengan tidak menyebut istilah-istilah medis, saya jadi merasa optimis bahwa saya bakal senantiasa dijauhkan dari gangguan-apa pun yang ada hubungannya dengan dunia medis.

Saya sering mengalami gangguan tidur, saya tak bisa menyangkal hal itu. Kendati demikian, saya kerap tak mau menggunakan istilah insomnia, istilah yang kerap sekali digunakan oleh kawan-kawan saya untuk menyebut ganggaun tidur. Penggunaan istilah insomnia bagi saya memang membuat gangguan tidur saya jadi terasa lebih gawat.

Ini sama simpelnya seperti penyakit gondongan yang terdengar jauh lebih gawat dan menakutkan ketika disebut sebagai radang kelenjar parotis.

Sial betul, di masa pandemi ini, saya mau tak mau harus menyebut istilah medis yang memang belakangan sering sekali diucapkan oleh orang: anosmia. Ia menjadi istilah yang sekarang sering sekali saya dengar setelah psikosomatis yang sudah ngetren duluan beberapa bulan sebelumnya.

Anosmia adalah istilah untuk menyebut hilangnya kemampuan seseorang untuk mengenali bau dan juga rasa. Singkatnya, melemahnya indera perasa dan penciuman. Anosmia ini kini sering dikaitkan dengan corona sebab ia disebut sebagai salah satu gejala khas seseorang yang terinfeksi virus corona.

Sudah banyak sekali cerita tentang kasus positif corona yang bermula dari gejala anosmia ini.

Di salah satu pondok pesantren tak jauh dari tempat tinggal saya, terjadi ledakan positif positif. Berdasarkan pernyataan resmi yang sudah beredar di media, jumlah santri yang dinyatakan positif corona jumlahnya sekitar 40 orang. Pengetesan besar-besaran di pesantren tersebut dilakukan setelah salah seorang santri dinyatakan positif setelah sebelumnya ia merasa tidak bisa merasakan makanan yang ia makan.

Di banyak tempat, kasus-kasus ledakan klaster baru juga kerap dimulai dengan gejala tidak bisa merasakan rasa makanan atau membaui aroma.

Gara-gara itu, kawan-kawan saya sekarang jadi sangat peduli dengan rasa dan bau-bauan. Kawan saya Iqbal Aji Daryono itu pernah mengaku bahwa salah satu yang paling ia nantikan di pagi hari adalah momen-momen sarapan. Tujuan utamanya bukan untuk memastikan perutnya kenyang, tapi untuk sekadar mengetes apakah lidahnya masih bisa bekerja dengan benar atau tidak.

Kawan saya yang lain, Ahmad Khadafi, menceritakan hal yang hampir sama dengan redaksi yang berbeda. Gara-gara berita tentang anosmia itu, sekarang istrinya jadi sering membikin sambal yang sangat pedas untuk memastikan lidah anggota keluarganya masih bisa merasakan pedas.

Kebiasaan-kebiasaan ganjil berkaitan dengan anosmia ini juga mulai bermunculan. Banyak orang yang sekarang begitu antusias saat masuk ke kamar mandi demi bisa mencium bau tahinya sendiri. Semakin bau, semakin lega dia. Banyak orang yang girang kalau ada bau busuk dan dia bisa menciumnya. Semakin busuk, semakin girang dia.

Saya tak menyangka, bahwa kelak, istri saya ternyata juga terserang kebiasaan ganjil ini.

Pagi hari, beberapa hari yang lewat, tepat di samping saya di atas kasur, ia tersenyum. Saya tahu bahwa ia pasti bahagia menjadi istri saya, namun saya tak menyangka ia sampai menunjukkannya dengan tersenyum di samping saya tepat saat saya bangun dari tidur.

Iklan

“Kamu bahagia sekali ya bisa jadi istriku sampai senyum-senyum sendiri begitu?” tanya saya.

“Idih, ge-er amat.”

“Lah, trus ngapain kamu senyum begitu.”

“Aku senyum karena aku seneng, ternyata aku masih bisa merasakan bau iler Mas yang kecut itu. Itu artinya, aku masih normal, nggak kena anosmia.”

Mendengar jawabannya itu, saya ikut tersenyum. Tapi tentu saja dengan jenis senyum yang berbeda.

“Keparat!” batin saya.

BACA JUGA Kelihatannya Memang Bukan Lagi Corona yang Saya Takuti Saat Ini dan artikel Agus Mulyadi lainnya. 

Terakhir diperbarui pada 2 Oktober 2020 oleh

Tags: anosmiacorona
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Ivermectin Beneran Obat COVID-19? Jangan Mudah Percaya Pesan WhatsApp dengan Status ‘Forwarded Many Times’
Esai

Ivermectin Beneran Obat COVID-19? Jangan Mudah Percaya Pesan WhatsApp dengan Status ‘Forwarded Many Times’

11 Juni 2021
Kepala Suku

Belajar dari Masjid Aljihad

3 Mei 2021
Bukan karena Hidayah Anak Saya Lupa Rasanya ke Gereja
Esai

Bukan karena Hidayah Anak Saya Lupa Rasanya ke Gereja

4 Maret 2021
Prediksi Corona Berakhir 3 Juni Memang Lebih Mirip Ramalan Zodiak mojok.co
Kilas

Mereka yang Masih Jadi Langganan “Olok-Olokan” Setelah Satu Tahun Corona Masuk Indonesia

3 Maret 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.