Jogja Lockdown Totally dan Kebiasaan Penguasa Membenturkan Rakyat Sendiri
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Politik
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Politik
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Beranda Pojokan

Jogja Lockdown Totally dan Kebiasaan Penguasa Membenturkan Rakyat Sendiri

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
19 Juni 2021
0
A A
Jogja Lockdown Totally dan Kebiasaan Penguasa Membenturkan Rakyat Sendiri MOJOK.CO

Jogja Lockdown Totally dan Kebiasaan Penguasa Membenturkan Rakyat Sendiri MOJOK.CO

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Jika Jogja lockdown jadi solusi final, sudah sewajarnya kebutuhan warga dipenuhi oleh pemerintah. Tanpa terkecual, tanpa menyalahkan.

Saya baru saja selesai membaca tulisan Prabu Yudianto di Terminal Mojok. Prabu memberi judul “Pada Akhirnya, Jogja Lockdown Total Jauh Lebih Masuk Akal ketimbang Sayur Lodeh”. Tulisannya bagus sekali. Sangat mengena di hati pembaca apalagi penguasa… seharusnya.

Saya pribadi kaget ketika Pak Sultan bilang bahwa kalau kontrol di RT dan RW gagal, solusinya adalah lockdown. Apalagi Pak Sultan pakai istilah yang keren: lockdown totally. Saya kaget karena belum ada satu tahun yang lalu, orang yang sama menolak kebijakan ini. Katanya, warga Jogja jangan ditakuti-takuti, nanti kalau lapar bagaimana.

Waktu itu saya juga kaget. Kaget karena kalau lockdown, biar penyebaran covid bisa dicegah, ya tanggung jawab pemerintah untuk memenuhi kebutuhan warga. Katanya ada UU-nya, kan. Kenapa Pak Sultan takut warganya lapar?

Apakah sebagai gubernur seumur hidup cum seorang raja, Pak Sultan nggak mampu menjaga kesejahteraan rakyatnya? Saya kaget.

Nah, kaget saya belum selesai. Masih lanjut. Pak Sultan bilang, “Kontrol di RT RW, kalau gagal, arep ngopo meneh, kita belum tentu bisa cari jalan keluar….”

Baca Juga:

PO Haryanto Bikin Perjalanan Cikarang Jogja Jadi Menyenangkan MOJOK.CO

PO Haryanto Sultan Bantul Bikin Perjalanan Cikarang-Jogja Jadi Sangat Menyenangkan

27 Januari 2023
Kepala BPID Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Ivanovich Agusta dan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X di Kepatihan, Kamis (26/01/2023) menyampaikan tidak ada lagi desa tertinggal di DIY MOJOK.CO

Disebut Provinsi Termiskin, DIY Tak Punya Desa Tertinggal

27 Januari 2023

Gimana ya. Ucapan Pak Sultan itu seperti menyingkirkan sebuah fakta. Saya masih ingat ketika banyak dukuh dan kampung yang melakukan isolasi mandiri. Mereka melakukannya secara mandiri, tanpa menunggu gerak bekicot penguasa. Pokok e mlaku sik, gotong royong, lung-tinulung.

Nyatanya, banyak dukuh dan kampung yang “aman”. Namun, ketika pemerintah akhirnya bergerak, banyak dukuh dan kampung membuka pintu, covid datang dengan senang hati. Pariwisata mulai dibuka, wisatawan mulai banjir masuk Jogja. Ya kalau Pak RT dan Pak RW dikasih tahu untuk buka pintu, mereka bisa apa?

Kalimat Pak Sultan yang berbunyi, “… kita belum tentu bisa cari jalan keluar,” ini seperti meremehkan kesadaran orang-orang Jogja. Padahal beliau itu seorang raja. Kalau raja sudah nglokro dan nggak tegas, ya siapa mau dijadikan panutan?

Saya bilang meremehkan karena ketika warga terhimpit, rasa saling menjaga justru menjadi kuat, kok. Lockdown pribadi itu diwarnai dengan menjamurnya pasar cantol. Warga yang lebih mampu mencantolkan bahan pangan ke pagar. Ada juga yang meletakkannya di atas meja. Warga yang membutuhkan tinggal mengambil. Ada juga yang menukarnya dengan bahan makanan lain.

Ketika ada warga yang positif corona, Pak RT langsung mengumumkannya. Warga berganti-gantian mengantar bahan makanan ke depan rumah warga yang positif. Rasa tepa selira dan gotong royong itu ada di dalam hati warga Jogja. Jika penguasa bisa memberi contoh nyata, ha mbok yakin, warga akan bersatu dan saling menjaga, bahkan ketika Jogja lockdown totally.

Sementara itu, Pak Sultan malah seperti menyalahkan rakyatnya. “Kita pemerintah juga sulit kalau masyarakat tidak mengapresiasi diri sendiri untuk bisa disiplin.”

Pripun nggih, Ngarso Dalem. Lha sayane malah sedih je. Pihak yang membuka pintu untuk wisatawan itu ya siapa? Apa ya Pak RT? Pak Dukuh?

Warga sudah pernah disiplin. Mengunci diri di dalam kampung-kampung sendiri. Perut satu warga dipuaskan oleh warga lain. Saling menjaga, tak membutuhkan campur tangan penguasa. Namun, ketika warga Jogja lockdown pribadi, kami menyaksikan gelombang wisatawan tak pernah benar-benar surut.

Malah diberi karpet merah. Diajak masuk. Demi ekonomi. Demi kesejahteraan sebuah provinsi, bukan isi. Ketika terjadi lonjakan corona, lagi-lagi, yang disalahkan adalah rakyat. Kami dianggap sekelompok orang bodoh, bandel, ngeyel, ndugal. Kami nggak pernah diberi contoh. Kami tidak diuwongke, dianggap sebagai manusia yang ada.

Sekarang, yang terjadi adalah benturan-benturan di dunia maya selepas Pak Sultan bilang Jogja lockdown adalah solusi tunggal. Ada yang setuju sekaligus marah kenapa nggak dari dulu. Ada yang ngamuk ke yang setuju karena kalau lockdown, pendapatan mereka berkurang.

Coba saja cek di berbagai kanal media sosial. Benturan itu sudah terjadi. Kembali, saya dibuat kaget sama cara Pak Sultan berkomunikasi.

Maksud saya begini. Kalau memang Jogja lockdown itu solusi final, ya sudah segera dieksekusi. Namun, ketika penguasa bilang lockdown, ya kalimatnya jangan berhenti di situ. Penguasa sudah sewajarnya menularkan ketenangan, bukan kepanikan dan miskin solusi.

Kalau mau bilang lockdown, ya dibarengi dengan penjelasan. Misalnya, Pak Sultan menegaskan bahwa selama lockdown, kebutuhan rakyat Jogja dipenuhi oleh pemerintah. Lumbung-lumbung kraton akan dibuka. Kekayaan kraton akan dihabiskan demi keselamatan warganya.

Itu yang juga seharusnya dikomunikasikan seorang raja. Bukan hanya mentok menyalahkan rakyat sebagai “subjek yang nggak disiplin”. Jangan sampai rakyat bentrok di berbagai platform hanya karena ketidakpastian nasib, hanya karena sebuah wacana tanpa kepastian.

Jika Jogja lockdown, ada banyak rakyat kecil yang kesusahan. Para pedagang pasar, tukang parkir, kuli bangunan, hingga pengayuh becak. Ketika bicara Jogja lockdown, mereka-mereka ini yang harusnya digapai lewat komunikasi yang baik. Bukan hanya menyalahkan dan seperti cuci tangan dari kesalahan.

Ya memang, banya warga yang tidak disiplin. Tidak pakai masker, tidak mencuci tangan, tidak menjaga jarak. Namun, ada banyak juga yang sudah berusaha sekuat tenaga untuk sendika dawuh. Namun, apa lacur, keluarga mereka tetap mati karena covid.

Apakah cuci tangan dari sumber masalah, menyalahkan sekaligus membenturkan rakyat sendiri sudah jadi kebiasaan? Ngono ya ngono, ning ojo ngono.

BACA JUGA Kondisi Terkini Jogja buat yang Kangen dengan Kota Penuh Kerinduan Ini dan tulisan Yamadipati Seno lainnya.

Terakhir diperbarui pada 19 Juni 2021 oleh

Tags: gubernur jogjaJogjajogja lockdownjogja terbuat darisri sultan
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

PO Haryanto Bikin Perjalanan Cikarang Jogja Jadi Menyenangkan MOJOK.CO
Otomojok

PO Haryanto Sultan Bantul Bikin Perjalanan Cikarang-Jogja Jadi Sangat Menyenangkan

27 Januari 2023
Kepala BPID Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Ivanovich Agusta dan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X di Kepatihan, Kamis (26/01/2023) menyampaikan tidak ada lagi desa tertinggal di DIY MOJOK.CO
Kilas

Disebut Provinsi Termiskin, DIY Tak Punya Desa Tertinggal

27 Januari 2023
Persentase Kemiskinan DIY Tertinggi Sudah Tahunan, Ekonom Curiga Dipolitisasi
Ekonomi

Persentase Kemiskinan DIY Tertinggi Sudah Tahunan, Ekonom Curiga Dipolitisasi

24 Januari 2023
Jogja Adalah Kota Paling Sakit di Dunia MOJOK.CO
Esai

Jogja Adalah Kota Paling Sakit di Dunia

22 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Prancis Menguji Kepantasan Menduplikasi Langkah Skuat Legendaris 1998 dan 2000 MOJOK.CO

Prancis Menguji Kepantasan Menduplikasi Langkah Skuat Legendaris 1998 dan 2000

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak yang Dihujat Warganet - MOJOK.CO

Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak Surabaya yang Dihujat Warganet

24 Januari 2023
PO Haryanto Bikin Perjalanan Cikarang Jogja Jadi Menyenangkan MOJOK.CO

PO Haryanto Sultan Bantul Bikin Perjalanan Cikarang-Jogja Jadi Sangat Menyenangkan

27 Januari 2023
Jogja Lockdown Totally dan Kebiasaan Penguasa Membenturkan Rakyat Sendiri MOJOK.CO

Jogja Lockdown Totally dan Kebiasaan Penguasa Membenturkan Rakyat Sendiri

19 Juni 2021
Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU / satu abad yang Gini-gini Aja MOJOK.CO

Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU yang Gini-gini Aja

28 Januari 2023
Suara Hati Petani di Gunungkidul Karena Monyet yang Marah Kena JJLS

Suara Hati Petani di Gunungkidul karena Monyet yang Marah Kena JJLS

26 Januari 2023
warung madura mojok.co

Tiga Barang Paling Laris di Warung Madura Menurut Penjualnya

27 Januari 2023
kecamatan di sleman mojok.co

5 Kecamatan Paling Sepi di Sleman yang Cocok untuk Pensiun

27 Januari 2023

Terbaru

jumat curhat mojok.co

Polda dan Polres Gelar ‘Jumat Curhat’ untuk Wadah Uneg-uneg Warga

1 Februari 2023
remaja ktd sumedang

Siswi di Sumedang yang Mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan Boleh Kembali Sekolah

1 Februari 2023
500 Triliun Anggaran Kemiskinan Cuma Dipakai Rapat dan Studi Banding Doang?

500 Triliun Anggaran Kemiskinan Cuma Dipakai Rapat dan Studi Banding Doang?

1 Februari 2023
kemiskinan di diy mojok.co

Pakar UGM Mempertanyakan Garis Kemiskinan di DIY

1 Februari 2023
wali kota semarang

Wali Kota Perempuan Pertama Kota Semarang Langsung Dapat PR dari Megawati

1 Februari 2023
awal bulan puasa mojok.co

Muhammadiyah Tetapkan Awal Bulan Puasa 23 Maret, Bagaimana Cara Penentuannya?

1 Februari 2023
bacaleg pks

PKS Terima Bacaleg Non-Kader, Banyak Juga yang Non-Muslim

1 Februari 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In