Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Jarang Bilang Sayang ke Orang Tua Gara-Gara Malu? Bukan, Ini Semua Gara-Gara Orang Tua Itu Sendiri

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
20 Juli 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sebagai anak, kita sering dianggap malu bilang sayang ke orang tua. Tapi, bener nggak, sih? Jangan-jangan ini semua karena sama-sama gengsi.

Saya pernah jadi bucin alias budak cinta. Tapi, sepanjang ingatan saya, ke-bucin-an ini selalu berpusat pada laki-laki yang menjabat sebagai pacar saya. Kalau pacar suka A, saya bakal coba mengerti tentang A. Kalau pacar ngambek, saya bakal kepikiran dan berusaha menghiburnya. Belum lagi waktu malam tiba, chat “selamat tidur” pun tak luput dari ucapan mesra nan sakral: “I love you”.

Hal yang sama tak pernah terjadi di suatu hari waktu saya sedang bertengkar dengan Bapak. Alih-alih langsung minta maaf, saya malah terlibat diam-diaman beberapa saat, sampai akhirnya saya kembali ke perantauan—meninggalkan Bapak di rumah.

Pada akhirnya, saya baru berani meminta maaf lewat WhatsApp, lalu berakhir dengan mengirimkan emoji love sebagai wujud rasa sayang yang, harus diakui, menempuh jalan panjang dan berbeda untuk ditunjukkan; tidak seperti ekspresi sayang saya pada pacar.

Sampai usia saya yang sekarang, saya masih merasa rikuh mendatangi Bapak dan Ibu hanya untuk berkata, “Aku sayang Bapak sama Ibu!” karena itu terasa sangat… cheesy.

Itu baru satu contoh. Saya rasa, kita semua bakal sama-sama tertunduk malu kalau mengingat “ketidakadilan” yang secara nggak langsung kita lakukan pada orang tua.

Maksud saya, kamu pernah, kan, telepon sampai satu jam sama pacar, tapi waktu ditelepon ibu 10 menit aja rasanya udah cukup lama? Kamu repot-repot bertanya apakah pacarmu udah makan dan kegirangan waktu ditanya balik, tapi kesal dan menjawab singkat waktu ibu bertanya hal yang sama. Kamu tak pernah lupa mengabari pacar soal keberadaanmu, tapi kamu bahkan lupa untuk mengirim pesan “Aku udah di kos” waktu baru kembali dari mudik ke orang tuamu.

Pertanyaannya: kenapa? Kenapa kalau bilang sayang sama pacar rasanya mudah, nggak kayak bilang sayang ke orang tua?

Penjelasan Psikolog tentang Kenapa Kita Malu Bilang Sayang ke Orang Tua

Dikutip dari Roslina Verauli MPSi, psikolog anak dan keluarga seperti yang tercantum di Kompas.com, hal ini terjadi—tidak lain dan tidak bukan—karena Indonesia, sebagaimana layaknya negara Asia lainnya, memiliki kecenderungan kesulitan untuk mengungkapkan rasa cinta secara verbal. Pernyataan ini rasanya cukup make sense kalau mengingat pengalaman saya yang lebih memilih meminta maaf dan menyatakan sayang pada bapak saya melalui pesan singkat.

Tapi, bukankah menyatakan perasaan sayang pada pacar secara verbal juga sering dilakukan??? Dan saat kita bilang, “Aku sayang kamu, Mas,” kita kan masih di Indonesia??? Pernyataan di atas jadi nggak mashoook dong???

Masih dijelaskan oleh Vera, faktor lain yang mendorong rasa malu bilang sayang pada orang tua adalah adanya jarak yang disebut power distance. Keadaan berjarak ini menggambarkan hubungan kita dengan seseorang yang derajat dan posisinya dianggap sangat tinggi, atau dalam hal ini adalah orang tua.

Dalam power distance, orang tua berada di atas anak sehingga perasaan sayang itu jadi agak kaku diungkapkan. Tapi, saya nggak tahu sih apakah budaya ini bakal berlanjut di tahun milenial, mengingat para orang tua muda zaman sekarang mulai membiasakan anak bayi mereka untuk bilang, “I love you, Buna. I love you, Baba.”

Alasan Sebenarnya Bilang Sayang ke Orang Tua Terasa Susah

Kalau dari segi psikologi ada penjelasan khusus kenapa kita sampai harus malu bilang sayang ke orang tua sendiri, rasanya agak nggak fair kalau tidak memperhitungkan banyak hal. Minimnya penyampaian rasa sayang ini kan sebenarnya bukan cuma karena kita yang malu, tapi…

…orang tua juga malu dan suka panik sendiri!!!

Iklan

Masih ingat betapa banyak orang mengkritik ucapan-ucapan (mendadak) romantis saat Hari Ibu di 22 Desember atau Hari Ayah di 12 November tiba? Beberapa orang merasa bahwa perasaan sayang harusnya diungkapkan setiap hari, bukan hanya Hari Ibu atau Hari Ayah semata. Kayaknya, orang-orang ini belum ketemu bapak saya, deh.

Ha gimana lagi? Waktu Hari Ayah tiba, saya sudah mempersiapkan mental dan membuang gengsi untuk datang dan berkata, “Selamat Hari Ayah, Pak. Sayang deh sama Bapak!”, eh malah dibalas, “Hari Ayah apaan? Ngaco kamu, di dunia ini nggak ada Hari Ayah. Dah sana tidur aja.”

[!!!!!!!1!!!!!!1!!!!!]

Kalau mengungkapkan sayang di hari khusus aja kadang hasilnya memalukan, apalagi kalau setiap hari, ya kan??? Bayangin aja kamu bangun tidur, lalu masuk ke kamar ibumu dan berkata, “Bu, aku sayang Ibu.”

Bisa-bisa—kalau ibumu kebanyakan nonton sinetron—ibumu malah bakal panik dan nyerocos, “Astagfirullah, kamu kenapa, Nak? Kenapa? Ada masalah apa? Ayo jujur sama Ibu, jujur aja nggak apa-apa. Kamu ada rahasia, ya? Masalah hidup? Kenapa, Nak??? Jawab Ibu, Nak!!!”

Hadeh, Bu.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: bilang sayang ke orang tuaHari Ayahhari ibumalu
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

susah bab, kloset duduk, kloset jongkok mojok.co Kenapa Kita Malu Sekali Ketahuan Sedang Berak sampai Harus Menyamarkan Suaranya?
Pojokan

Kenapa Kita Malu Sekali Ketahuan Sedang Berak sampai Harus Menyamarkan Suaranya?

31 Juli 2021
selamat hari ibu hari perempuan 22 desember sejarah asal-usul ucapan selamat hari ibu mojok.co
Pojokan

Selamat Hari Ibu untuk Sembilan Perempuan

22 Desember 2019
malu dan malu-maluin MOJOK.CO
Pojokan

Misteri Abad Ini: Yang Bersikap Malu-maluin Orang Lain, yang Malu Malah Kita

21 Agustus 2019
Perasaan Tuhan Saat Ini MOJOK.CO
Komik

Perasaan Tuhan Saat Ini

4 Juli 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.