Embel-Embel IPK dan Jebolan Kampus Ternama, Tak Ada Gunanya Tanpa Fleksibilitas Kognitif - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

Embel-Embel IPK dan Jebolan Kampus Ternama, Tak Ada Gunanya Tanpa Fleksibilitas Kognitif

Audian Laili oleh Audian Laili
20 Maret 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Menjadi lulusan kampus ternama dengan IPK nyaris sempurna sering membuat kita jumawa. Lantas saat memasuki dunia kerja, jadi kaget, karena nggak punya fleksibilitas kognitif.

Baik disadari maupun tidak, kita terlarut dalam rutinitas menuntut ilmu yang cenderung kaku. Mayoritas lembaga pendidikan kita telah membuat aturan yang mengikat peserta didiknya. Punishment pun bisa muncul di banyak kesempatan. Kalau tidak mengerjakan PR, maka harus begini. Kalau datang terlambat, maka harus begitu. Jika aturan-aturan semacam ini terus membelenggu selama belasan tahun—setidaknya dari SD sampai SMA—tidak mengherankan jika kemudian menjadikan pikiran kita terkungkung.

Yang terjadi kemudian, kita tidak berani melakukan hal yang aneh-aneh. Otak kita mengajak untuk lebih baik mengerjakan sesuatu sesuai dengan aturan yang berlaku saja. Supaya aman. Supaya nggak dimarahi atau dapat hukuman. Supaya nggak disebut sebagai anak nakal—kalau nggak nurut.

Rutinitas yang mengungkung semacam itu, pelan-pelan akhirnya membentuk kepribadian kita menjadi kurang fleksibel. Apalagi kalau kehidupan di lingkungan rumah, tidak jauh beda tingkat keketatannya. Kita pun menjadi kurang berani dan banyak ragu-ragunya dalam memutuskan banyak hal. Seperti saya, yang suka main aman karena saat SD pernah berambisi ingin jadi teladan. Wqwq.

Di pikiran saya, menjadi teladan artinya, harus betul-betul sempurna. Baik dalam kelakuan maupun kecerdasan. Semua itu hanya bisa dilalui dengan satu jalan: mematuhi hal-hal yang telah diatur. Otak saya yang nggak fleksibel ini—karena memang jarang dilatih—jadi nggak tahu, kalau ada banyak jalan yang bisa saya lalui untuk menjadi teladan. Tanpa harus melulu taat aturan. Kalau fleksibilitas tubuh sih, dilatihnya sambil yoga.

Sayangnya, saya justru menyalahkan kondisi luar, yang menjadi penyebab kemampuan fleksibel atau fleksibilitas kognitif saya kurang mumpuni. Saya menyalahkan sistem pendidikan kita yang nggak well. Saya menganggap bahwa rutinitas itulah yang membelenggu saya. Semua aturan itulah yang menyulitkan saya untuk merasa tidak ada masalah mengambil keputusan dengan jalan yang dianggap tidak seharusnya. Padahal nyatanya, malah saya sendirilah yang membatasi diri: karena terlalu nyaman dengan yang aman-aman.

Baca Juga:

Predikat Cum Laude Jadi Penting karena Manusia Terobsesi dengan Kecepatan

Predikat Cum Laude Jadi Penting karena Manusia Terobsesi dengan Kecepatan

26 Maret 2021
Semua Orang Bisa dapat IPk 4.00, Begini Caranya cara dapat ipk 4 tips dapat ip 4

Semua Orang Bisa Kok Dapat IPK 4, Begini Caranya

20 Januari 2020

Tentu saja, jarang melatih fleksibilitas kognitif kita, tidak baik adanya. Pasalnya, kita tidak akan pernah mendapatkan kehidupan yang betul-betul dalam kondisi aman dan nyaman. Yang terjadi kemudian, kita jadi sulit—atau bahkan gagal—untuk beradaptasi. Nah, kalau sudah kesulitan beradaptasi dalam berbagai kondisi, bagaimana caranya kita bisa bertahan?

Masalah fleksibilitas kognitif jugalah, yang saya kira jadi salah satu aspek penyebab begitu banyaknya generasi kita yang berpendidikan, nggak punya pekerjaan alias pengangguran. Oleh karenanya, nggak perlulah lapangan kerja yang sedikit, terus-terusan dijadikan alasan.

Para sarjana kita, seperti banyak yang gagal menyiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja. Dengan gelar yang telah disandang, IPK yang nyaris sempurna, plus eksklusivitas jebolan kampus ternama—yang masuknya aja sulitnya naudzubillah. Lantas membentuk diri jadi sombong dan terlalu pilah-pilih pekerjaan. Ya, sebetulnya wajar-wajar aja, sih. Toh, pilihan hidup dia juga.

Dengan nilai jual yang tinggi tersebut, tentu dia nggak pengin kerja di tempat yang asal-asalan. Belum lagi mikirin harus bisa segera balik modal. Lagian, masak sih, lulus dari kampus ternama, malah kerja di tempat atau pekerjaan yang sulit untuk disombongkan di Instagram. Apa kata teman-teman waktu nanti reunian? Malu, Malihhhh! Maluuu~

Tapi ya, mohon maaf, nih, nggak perlulah sombong-sombong amat dengan ijazah yang sudah dalam genggaman itu. Fyi aja, sih, ijazah itu kayak karung gede yang masih kosong. Jadi, kalau memutuskan masuk ke dunia kerja, si kantong ini masih perlu diisi dengan berbagai hal. Nah, di sinilah fleksibilitas kognitif sangat diperlukan. Biar kita-kita nggak jadi generasi yang gampang nggumunan serta siap dalam berbagai kondisi.

Pasalnya, pintar dan punya banyak prestasi hingga tingkat langit internasional pun, itu nggak cukup. Diperlukan juga kemampuan untuk bersedia menerima pandangan-pandangan yang berbeda. Bahwa nyatanya, tidak semua orang akan hidup dengan standar yang kita buat.

Banyak orang yang akhirnya memilih bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), tapi tidak dibarengi dengan semangat untuk mengabdi pada masyarakat. Padahal kan, kita tahu, sebutan lainnya PNS itu abdi negara. Keputusan untuk jadi PNS, sebatas menginginkan keamanan finansial hingga hari tua. Iya, sih, jadi PNS memang kemungkinan kecil bakal di-PHK. Kecuali kalau negaranya yang bangkrut. Bagaimana? Keadaan ini betul-betul aman, bukan?

Ya, tentu saja betul-betul aman. Apalagi kalau otak kita sudah terbiasa ketakutan dalam menghadapi kemungkinan yang nggak enak. Semacam diliputi pertanyaan what if yang buruk dan nggak ada ujungnya. Namun justru jadi penghalang kita untuk melangkah yang paling ampuh.

Padahal, kalau kita mau menghilangkan pikiran what if—yang buruk itu—bukankah bakal membuat setiap langkah jadi lebih efektif? Lantaran, energinya nggak habis karena capek mikiin sesuatu yang belum tentu kejadian. Eh, malah jadi penghambat.

Ya, tidak ada yang betul-betul bisa menjamin kehidupan kita. Termasuk menikah dengan seorang kaya raya plus ahli ibadah. Yang berjanji nggak akan poligami dan bakal menjamin kehidupan kita. Jadi, kemampuan fleksibilitas kognitif kita kudu sering-sering dilatih. Supaya kita nggak terkaget-kaget, kalau ujug-ujug muncul masalah.

Sayang, yang bisa menjamin kebahagiaan kita, hanyalah diri kita dan amal ibadahnya.

Terakhir diperbarui pada 20 Maret 2019 oleh

Tags: fleksibilitas kognitifIPKkampus ternamaketerbukaan pikiran
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

Predikat Cum Laude Jadi Penting karena Manusia Terobsesi dengan Kecepatan
Esai

Predikat Cum Laude Jadi Penting karena Manusia Terobsesi dengan Kecepatan

26 Maret 2021
Semua Orang Bisa dapat IPk 4.00, Begini Caranya cara dapat ipk 4 tips dapat ip 4
Pojokan

Semua Orang Bisa Kok Dapat IPK 4, Begini Caranya

20 Januari 2020
kepo ipk
Pojokan

5 Alasan Kenapa Orang Suka Kepo IPK Kamu Berapa

1 Februari 2019
Lima Jenis Mahasiswa Saat Mengerjakan Tugas Kelompok dan Cara Menyikapinya
Pojokan

Lima Jenis Mahasiswa Saat Mengerjakan Tugas Kelompok dan Cara Menyikapinya

14 Agustus 2018
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Belajar Tentang Penguasaan Ruang

Bukan Cuma Jadi Syarat di KUA, Tes Kesehatan Pranikah Memang Sepenting Itu

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Suara Hati Anak Rantau Untuk Orang Tua Mereka

Embel-Embel IPK dan Jebolan Kampus Ternama, Tak Ada Gunanya Tanpa Fleksibilitas Kognitif

20 Maret 2019
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
universitas brawijaya mojok.co

15 Jurusan yang Sepi Peminat di Universitas Brawijaya, Tingkat Ketetatannya Rendah!

23 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

kip mojok.co

Kecewa dengan Mahasiswa Penerima KIP

26 Maret 2023
utang pinjol mojok.co

Teman Terlilit Pinjol: Dia yang Utang, Saya yang Dikejar-kejar

26 Maret 2023
Tak Berhitung Untung Rugi, Mbah Sri 60 Tahun Jualan Cenil dan Sate . MOJOK.CO

Mbah Sri, 60 Tahun Jualan Sate dan Cenil Keliling di Seputaran UB, Nggak Berhitung Soal Untung Rugi

26 Maret 2023
film korea bertemakan politik

Mau Pemilu, Ayo Lemesin Dulu dengan Nonton 7 Film Korea Bertema Politik Berikut Ini

26 Maret 2023
survei pemimpin ideal menurut anak muda

Pemilih Muda: Daripada Pemimpin Sederhana dan Merakyat, Lebih Suka yang Jujur dan Anti-Korupsi

26 Maret 2023
mengantre mojok.co

Uneg-uneg: Apa sih Susahnya Mengantre? 

26 Maret 2023
perempuan kuliah mojok.co

Uneg-uneg: Dinyinyiri karena Aku Perempuan dan Memutuskan untuk Kuliah

26 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In