Beberapa tahun yang lalu, sebelum punya anak, saya dan istri punya satu kebiasaan sebagai bentuk self reward. Kami secara berkala makan di restoran All You Can Eat (AYCE) di Jogja. Favorit kamu adalah di Kakkoii, sebuah restoran AYCE beralamat di Jalan Magelang.
Namun, pada dasarnya, kami suka semua variasi bentuk AYCE. Mulai dari yang Korean BBQ di mall besar, shabu-shabu all-you-can-grill di Jalan Magelang, sampai buffet hotel di pinggir kota.
Tujuan kami jelas, yaitu menikmati daging dan seafood berkualitas tanpa harus memikirkan harga per porsi. Tapi, dari semua pengalaman itu, yang paling menarik justru bukan makanannya, melainkan pelanggannya.
Percayalah, kami sudah melihat semua jenis orang, dari yang datang dengan master plan sampai yang cuma modal lapar. Lucu, konyol, kadang bikin geleng-geleng.
Ada semacam pola bodoh yang sering terulang. Ini bukan tentang melanggar aturan, tapi lebih ke cara mereka “menyabotase” pengalaman makan worth-it mereka sendiri.
Ini dia, 7 kebodohan pelanggan AYCE yang kami amati, khususnya di Jogja:
#1 Datang dengan perut kosong melompong (the starvation strategy)
Ini kebodohan paling klasik. Banyak orang berpikir, “Kalau mau makan banyak, perut harus kosong total!”
Mereka sengaja puasa dari siang, berharap kapasitas perutnya bisa menampung “segunung” makanan. Hasilnya? Justru zonk. Begitu suapan pertama masuk, perut langsung shock dan mengirim sinyal kenyang super cepat ke otak.
Beberapa ahli nutrisi justru menyarankan makan camilan ringan 1 sampai 2 jam sebelum AYCE, seperti yogurt atau apel. Ini membantu lambung siap menerima makanan dan mencegah “kaget” yang bikin kamu cepat begah. Jadi, strategi kelaparan ekstrem ini justru membuatmu cepat kenyang dan tidak bisa makan banyak. Rugi, kan?
#2 Masuk AYCE, lalu kalap ambil karbohidrat dan gorengan di awal
Coba deh amati station nasi goreng, tempura, katsu, atau french fries. Siapa yang paling sering mengerubunginya? Ya, mereka yang melakukan kebodohan ini.
Mereka melihat side dish karbohidrat sebagai “pemanasan.” Nasi, mie, atau kentang itu ibaratnya adalah spons. Mereka langsung mengembang di perut, mengisi ruang kosong paling berharga yang seharusnya diisi oleh daging premium, udang segar, atau dessert mahal.
Tujuanmu datang ke AYCE dengan harga Rp150.000 ke atas kan untuk makan wagyu atau seafood. Bukan untuk makan nasi semangkuk penuh. Prioritas yang salah total.
#3 Minum minuman manis atau bersoda terlalu banyak
Ini adalah musuh bebuyutan para food enthusiast sejati di AYCE. Minuman manis atau bersoda itu punya 2 power jahat:
Gula: Membuat tenggorokan dan mulutmu cepat “eneg” atau mual.
Gas: Membuat perutmu kembung dalam hitungan menit.
Saya sering melihat mereka langsung menyeruput satu gelas soft drink atau es teh manis di awal. Setelah 2 potong daging, mereka sudah memegangi perut dan bilang, “Duh, kok rasanya perut langsung penuh.”
Padahal, air putih atau teh tawar panas/dingin adalah sahabat terbaikmu di AYCE. Mereka membantu melancarkan pencernaan, tidak menambah kalori kosong, dan tidak menciptakan rasa begah yang sia-sia.
#4 Masuk AYCE, lalu kalap dan menumpuk makanan di piring seperti gunung
Food waste adalah kebodohan moral, bukan hanya strategi. Saya sering melihat pelanggan yang datang ke buffet dengan mata lapar, mengambil semua jenis makanan dalam porsi besar di satu piring. Daging, sushi, udon, kimchi, buah, dicampur jadi satu.
Hasilnya?
Rasa campur aduk. Semua rasa jadi blended, kamu tidak bisa menikmati cita rasa asli setiap hidangan. Bisa juga meningkatkan risiko denda. Hampir semua restoran AYCE populer di Jogja (seperti Shaburi & Kintan, atau Kakkoii) menerapkan denda untuk sisa makanan. Beberapa bahkan mengenakan denda mulai dari Rp50.000 per 100 gram sisa. Kebodohan ini bisa membuatmu bayar dobel!
Ambil sedikit-sedikit saja. Nikmati, dan kembali lagi untuk mengambil porsi baru. Itu namanya strategi, bukan keserakahan.
#5 Lupa dengan “waktu berharga” ala AYCE
Rata-rata restoran AYCE di Jogja yang saya tahu, memberikan waktu 90 sampai 120 menit. Waktu itu bukan untuk selfie berlebihan atau sibuk live update di media sosial. Meskipun itu hak Anda, sih.
Saya sering melihat meja yang isinya malah sibuk dengan ponsel atau asyik ngobrol tanpa henti, membiarkan panggangan mereka kosong atau sup mereka dingin. Mereka baru kalang kabut ketika waiter memberi tahu, “Waktunya sisa 15 menit, Bapak/Ibu.”
Waktu adalah uang di AYCE. Gunakan seefisien mungkin. Saya dan istri punya strategi kayak gini:
10 menit pertama: Survei dan ambil side dish pembuka (sedikit saja!).
60 menit inti: Fokus pada proses grilling/shabu dan konsumsi protein utama.
20 menit akhir: Ambil dessert dan minuman penutup.
Jangan biarkan waktu terbuang percuma, seolah kamu sedang makan di warteg.
#6 Melewatkan makanan paling mahal (the premium skip)
Ini adalah ironi. Mereka sudah bayar mahal untuk paket yang mencakup Wagyu Cube atau US Premium Beef. Tapi di AYCE, yang diambil cuma daging ayam marinasi teriyaki atau daging sapi paling standar. Kebodohan ini terjadi karena tiga hal, yaitu terburu-buru, tidak tahu, atau takut mencoba.
Jika kamu sudah bayar paket premium, utamakan menu premium itu. Cek menunya, tanyakan kepada staf, dan penuhi piring pertamamu dengan item paling berharga yang ditawarkan. Ayam, bakso, atau side dish murah bisa kamu makan di mana saja, kapan saja.
Anggaplah harga AYCE adalah investasi. Dan kamu harus mendapatkan return maksimal.
#7 Mengabaikan fungsi sayuran dan serat
Anehnya, banyak pelanggan AYCE di Jogja menghindari sayuran, kecuali yang sudah tersembunyi di dalam kimchi atau salad. Mereka berpikir, “Sayur itu cepat kenyang dan murah.”
Padahal, sayuran seperti selada, sawi putih, jamur, atau enoki punya peran krusial. Misalnya, bagus untuk pencernaan. Serat membantu mendorong makanan yang menumpuk di perut. Tanpa serat, perutmu akan terasa penuh dan “berat” lebih cepat.
Pikirkan faktor keseimbangan. Makan protein dan lemak terus-menerus tanpa penyeimbang di AYCE akan membuatmu cepat eneg. Sayuran memberikan tekstur crunchy dan rasa segar yang menetralisir rasa gurih/berminyak.
Orang-orang yang makannya stabil dan bisa menghabiskan lebih banyak porsi dalam waktu 90 menit justru adalah mereka yang selalu menyertakan sayuran. Ini bukan soal rugi atau untung, tapi soal strategi makan yang berkelanjutan dan nikmat di AYCE.
Setelah 5 tahun mengamati, saya sadar. Pengalaman AYCE yang maksimal itu bukan soal seberapa banyak makanan yang kamu gondol ke meja, tapi seberapa cerdas kamu mengelola waktu, perut, dan prioritas menu.
Jika kamu datang ke AYCE dan masih melakukan 7 kebodohan di atas, yakin deh, kamu sedang merampas kesenangan dan value terbaik dari harga yang sudah kamu bayarkan. Jadi, lain kali kamu datang ke meatlovers atau shabu di Jogja, buang jauh-jauh 7 kebodohan ini. Happy Grilling!
Penulis: Yamadipati Seno
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Pertama Kali Makan All You Can Eat (AYCE) Berakhir Kapok: Habis Rp250 Ribu, tapi Pulang dalam Keadaan Malu dan “Tetap Lapar” dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN.












