MOJOK.CO – Selamat kepada para pemenang Oscar untuk Pilpres 2019. Dari Ratna Sarumpaet, Ma’ruf Amin, Luhut Binsar, hingga duet maut Ferdinand Hutahaean/Habiburokhman.
Konon, penghargaan Oscar 2019 ini berisi kemenangan berseajarah. Kemenangan untuk keberagaman dan keterwakilan manusia. Penghargaan terbesar dalam Oscar diberikan kepada film “Green Book” untuk kategori best picture mengalahkan pesaing terberat semacam “Roma” dan “Black Panther”.
Emosi para penonton malam Oscar 2019 diaduk-aduk ketika Lady Gaga berduet dengan Bradley Cooper menyanyikan nomor andalan dari film “A Star Is Born” berjudul “Shallow”. Bisa jadi, keduanya bakal membangun keluarga yang sakinah mawaddah warahmah setelah sukses dengan film “A Star Is Born”.
Nah, itu panggung drama di Amerika sana. bagaimana dengan panggung drama lainnya, di sebuah negara ber-flowers, dengan manusia-manusia yang so yesterday, lagi cupet. Yes, panggung drama naga-naga Indosiar Indonesia. Tepatnya, panggung Pilpres 2019.
Jangan salah, Pilpres 2019 itu juga drama. Ada yang sampai nangis-nangis baca doa (baca: puisi), ada juga yang ngakunya dihajar orang tapi ternyata lagi bermain peran. Ada yang jago membaca tanda alam (baca: tokai burung), ada yang menakut-nakuti rakyatnya sendiri. “Hayo, kalau nggak mau bobok siang, jodohnya bakul krupuk.” Ya kira-kira begitu.
Nah, setelah melalui seleksi yang nggak ketat-ketat amat, Mojok Institute sudah memutuskan pemenang untuk beberapa kategori. Antara lain, Costume Design, Sound Mixing, Supporting Actor, Supporting Actress, Makeup and Hairstyling, Adapted Screenplay, Directing, dan Best Picture. Kita mulai saja ladies and gents…
Costume Design: Ma’ruf Amin untuk kostum sarung yang konsisten
Kostum terbaik dimenangkan secara mutlak oleh Kiai Ma’ruf Amin. Penilaiannya bukan hanya soal keunikan, kemewahan, atau teknologi yang digunakan. Bagi kami, Ma’ruf Amin menang Oscar 2019 untuk Pilpres 2019 kategori Costume Design karena konsistensinya dalam berpakaian.
Sepertu umumnya kiai, Ma’ruf Amin punya ciri khas berpakaian. Dari bawah, beliau mengenakan slop sebagai alas kaki. Naik ke atas, Ma’ruf Amin biasa mengenakan sarung dengan sebuah sabuk membelit pinggangnya. Tentu supaya sarung tersebut tidak melorot ketika mobile beraktivitas. Lalu, beliau juga suka mengenakan baju koko, jas, dan sorban melilit pundak. Peci tidak lupa tersemat di atas kepalanya.
“Gulungan kain di perut mengisyaratkan supaya kita tetap kuat menjaga silaturahmi bersama. Filosofi sarung yang penuh makna itu bisa kita jadikan kontemplasi akan kehidupan sosial kita yang makin hari makin gersang oleh kepentingan-kepentingan jangka pendek. Dari sebuah kain bahkan kita bisa belajar akan pentingnya menjaga silaturahmi antarsesama dengan sikap fleksibel. Sehingga memupuk persatuan dan kesatuan bangsa,” kutip Beritagar.
Supporting Actor: Sandiaga Uno untuk scene pijat
Ada satu kejadian yang menarik di Debat Capres babak pertama. Meski hanya sekilas kita bisa melihat betapa tulusnya Sandiaga Uno mendukung Prabowo. Terlihat Pak Sandiaga Uno memijit pundak Pak Prabowo. Kejadian tersebut berlangsung dengan cepat. Selain menjadi gambaran bahwa Pak Sandiaga Uno sangat suportif, memijit pundak adalah wujud sayang sebagai sesama.
Pak Sandi khawatir Pak Prabowo lelah karena pertarungan Pilpres 2019 yang panjang dan penuh drama ini. Selain mendukung secara finansial, Pak Sandiaga juga peduli dengan kesehatan Pak Prabowo. Sungguh menjiwai peran supporting actor. Paling cocok untuk menang Oscar 2019 untuk Pilpres 2019 kategori supporting Actor.
Supporting Actress: Neno Warisman untuk jihad harta dan mengancam Tuhan
Totalitas dibutuhkan untuk mendukung seorang calon di Pilpres 2019. Dan tiada yang lain, yang paling cocok memenangi kategori Oscar 2019 untuk Pilpres 2019 selain Neno Warisman untuk kategori Supporting Actress.
Totalitas Ibu Neno Warisman terlihat ketika ia mengajak relawan ganti presiden untuk “jihad harta”.
“Sampai kau keluarkan hartamu, sampai kau mengeluarkan hartamu, makanya kita semua apa yang kita punya keluarkan, karena di situlah jihad itu. Bukan hanya memberikan nyawa kita, tenaga pikiran kita, tapi harta kita. Keluarkan!” Ajak Neno Warisman.
Keluarkan, saudara-saudara! Keluarkan! Keluarkan! Cara persuasi yang sungguh agamis itu wujud kecintaan Neno Warisman kepada pasangan Prabowo dan Sandiaga Uno. Sudah jihad nyawa, tambah jihad harta. Kurang Supporting Actress apa coba?
Nggal cuma jihad nyawa dan harta, Neno Warisman bahkan mengancam Tuhan lewat puisinya. Ini totalitas yang sungguh total. Demi junjungannya, bahkan Tuhan pun diancam. Wah, kami sungguh salut. Ini sungguh orisinal.
Makeup and Hairstyling: Ratna Sarumpaet
Well, tiada perlu penjelasan untuk pemenang Oscar 2019 untuk Pilpres 2019 kategori Makeup and Hairstyling. Untuk sebuah film, makeup dan hairstyling itu sangat penting. Gaya makeup dan gaya rambut sangat mendukung penokohan yang coba dibangun oleh sang aktor atau aktris.
Untuk kategori ini, Ratna Sarumpaet menang secara telak. Kalau bikin polling di Twitter, pasti Ratna Sarumpaet menang dengan persentasi menyentuh 99 persen. Sisa satu persen diambil oleh kolom “Pikir-Pikir”.
Gaya makeup dan gaya rambut Ratna Sarumpaet memang bikin pangling. Sampai bisa mengecoh teman dan lawan. Ini kalau di sepak bola sudah level GOAT Lionel Messi. Bisa mengecoh lawan, kawan, wasit, penonton, sampai Kang Parkir stadion. Canggih betul.
Adapted Screenplay: Prabowo untuk Indonesia bubar 2030
“Ghost Fleet ini novel, tapi ditulis 2 ahli strategi dari Amerika, menggambarkan sebuah skenario perang antara China dan Amerika tahun 2030. Yang menarik dari sini bagi kita hanya 1. Mereka ramalkan tahun 2030, Republik Indonesia sudah tidak ada lagi,” kata Prabowo.
Wah ini dahsyat betul. Jelas mengalahkan “A Star is Born”, “BLACKkKLANSMAN”, atau film legendaris “12 Years a Slave” yang menang Oscar untuk pada tahun 2013. Ghost Fleet merupakan novel yang menceritakan tentang perang dunia selanjutnya. Penulisnya adalah PW Singer dan August Cole serta diterbitkan pada 2015.
Saking dahsyatnya, belum diproduksi saja sudah menang kategori Adapted Screenplay untuk Oscar Pilpres 2019. Bisa kamu bayangkan kalau kelak diangkat ke layar lebar. Prabowo bakal mandi kesuksesan dan filmya diputar di festival film Cannes.
Directing: Luhut Binsar Pandjaitan
Ya pokoknya Pak Luhut Binsar paling layak menang di kategori Directing untuk Oscar 2019 untuk Pilpres 2019. Sudah, pokoknya begitu. Saya takut melanjutkan.
Best Picture: Ferdinand Hutahaean/Habiburokhman dengan tema tanda-tanda alam Prabowo bakal menang Pilpres 2019
Drama ini layak menang karena menghadirkan plot yang sangat kompleks. Tidak tertebak maksud dan klimaksnya. Tanda-tanda alam Prabowo bakal menang Pilpres 2019 ini berisi pesan moral yang sangat dalam. Mengajarkan manusia untuk menghormati mother nature yang menyimpan banyak petunjuk dan rahasia.
Tai burung di mobil Ferdinand Hutahean dan awan yang berbentuk Prabowo sedang pakai topi koboi. Ini sangat exceptional dan outstanding, menunjukkan kita kualitas sinematografi, dibungkus dengan cerita yang detail dan bikin cringe. Selamat Pak Ferdinand Hutahean dan Habiburokhman.
Itulah daftar pemenang Oscar 2019 untuk kontestasi Pilpres 2019. Selamat kepada para pemenang: Kiai Ma’ruf Amin, Sandiaga Uno, Neno Warisman, Ratna Sarumpaet, Prabowo, Luhut Binsar Pandjaitan, dan duet maut Ferdinand Hutahaean/Habiburokhman.
Jangan lelah berkarya ya…