Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Cara Membahagiakan Orang Tua Bisa Dimulai dengan Meluruskan Informasi Hoaks

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
30 Juli 2021
A A
ilustrasi Cara Membahagiakan Orang Tua Bisa Dimulai dengan Meluruskan Informasi Hoaks hoax vaksin mojok.co

ilustrasi Cara Membahagiakan Orang Tua Bisa Dimulai dengan Meluruskan Informasi Hoaks hoax vaksin mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Anak-anak berbakti selalu bingung gimana cara membahagiakan orang tua. Padahal, meluruskan hoaks adalah koentji.

Banyak tetangga saya yang diberi jatah vaksin, namun menolak begitu saja. Alasannya tentu karena mereka takut. Banyak kasus orang meninggal yang ndilalah kok ya habis vaksin. Sebab sebelum itu mereka sudah dibombardir info hoaks, mereka jadi nggak bisa melogikakan fungsi vaksin dan nggak paham betapa dapat undangan vaksinasi itu adalah sebuah privilese. Mungkin sebagian tetangga saya itu punya anak-anak yang sampai sekarang masih bingung bagaimana cara membahagiakan orang tua.

Begini, bukan maksud mau mendikte, tapi memberitahu kebenaran itu juga salah satu dari ibadah dan bisa kita gunakan sebagai salah satu cara membahagiakan orang tua. Ketika kecil dulu, kita diajarkan membaca, berhitung, dan memaknai sesuatu yang sulit dipahami oleh orang tua. Misalnya, kita tahu bahwa macan membunuh untuk makan daging karena mereka karnivora itu adalah fakta. Orang tua pun memberitahu pelan-pelan bahwa tindakan “membunuh” si macan tidak sama dengan bagaimana kita membunuh sesama manusia. Ada konteks yang memang harus benar-benar diulas alih-alih sekadar menginformasikan fakta. Ada sesuatu yang perlu dicerna lagi. Nah, setelah kita dewasa tentu nggak ada salahnya kita bertukar peran untuk memberi pemahaman yang benar kepada orang tua.

Informasi hoaks bisa banjir kapan saja dan level ngawurnya sudah nggak terprediksi. Sampai sekarang saya juga masih penasaran behind the scene penyusunan pesan berantai grup WhatsApp yang biasanya berlabel “forwarded to many times” itu. Dengan kesimpulan berita yang sungguh mengada-ada, fakta diputarbalikkan layaknya mantan abusif yang nyalahin balik. Di sinilah kita layak kesal sekaligus tegar. Kesal karena semakin banyak orang nirempati yang menyebar informasi ngawur, sekaligus tegar untuk mencegah orang-orang yang minim literasi agar nggak punya pemahaman yang berbelok.

Cara paling mudah dan dekat, tentu dengan mengecek anggota keluarga kita sendiri. Apakah di antara mereka ada yang termakan hoaks? Hal ini sudah saya biasakan. Saya nggak pengin ayah dan ibu saya seharian mantengin grup WhatsApp dan bergosip tentang teori konspirasi, saling menolak vaksin, dan ngomongin akun teluuur. Pelan-pelan saya perlu ngasih pengertian ke ayah sendiri bahwa menyebarkan informasi yang salah jauh lebih berbahaya ketimbang diam dan jadi tukang nyimak. Perlahan ayah saya pun sadar bahwa ada beberapa informasi yang sulit untuk ia cerna dan perlu ia tanyakan ke anaknya. Mungkin awalnya saya lelah dan hampir nyerah ngasih tahu, tapi lagi-lagi, saya ingat bahwa ini termasuk cara membahagiakan orang tua paling sederhana yang bisa saya lakukan. Bagaimana caranya, tentu in nggak bisa dijawab saklek kayak rumus matematika. Bagaimana treatment yang pas dari anak untuk orang tua, kita sendiri yang perlu trial and error. Yang jelas, kuncinya adalah sabar.

Ternyata, tidak hanya saya, beberapa orang juga membagikan pengalaman mereka dalam rangka “membahagiakan orang tua” versi meluruskan hoaks ini. Ketika orang tua punya alasan dan penjelasan yang lebih logis dari hoaks, tentu mereka tidak akan resah dan bakoh dalam menghadapi pengaruh buruk dari grup WhatsApp. Sekalipun di grup WhatsApp banyak yang lebih percaya informasi keliru, kebanyakan orang tua pasti lebih percaya pada anaknya.

Saya akui, tidak mudah melawan hoaks yang menyebar di group2 WAG keluarga. Bapak saya yang mulai aware dg hoaks, sering dibikin ragu dengan berita2 yang masuk.

Ini saya minta bapakku untuk japri, kl ada info yg bikin ragu. Dan saya debunk satu-satu, khusus buat beliau. pic.twitter.com/kCu4zZrmSX

— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) July 30, 2021

Membahagiakan orang tua versi meluruskan hoaks memang nggak secara langsung bikin mereka girang saat itu juga. Usaha ini bakal membuahkan hasil yang tidak langsung. Misalnya ketika orang tua mau divaksin itu artinya kita agak sedikit lega karena mereka lebih kuat jika kelak terpapar virus. Ketika orang tua tidak menyebut-nyebut pandemi sebagai konspirasi elit global, kita juga nggak ikutan pusing dengan segala argumen dan kegilaan yang biasanya justru lebih ngotot itu. Orang tua pun nggak kebanyakan pikiran dan mulai punya literasi media yang bagus. Yang begini ini justru cara membahagiakan orang tua paling tulus dan sederhana. Nggak usah haru menaikkan haji mereka atau membelikan rumah yang bagus. Cukup penuhi kewajiban kita sebagai generasi yang tercerahkan dulu.

Pencapaian terbesar selama pandemi Covid-19 adalah meyakinkan orang tua untuk ikut vaksinasi. Setelah ketakutan karena hoaks tetangga, alhamdulillah ortu sudah vaksin kedua beberapa hari yang lalu.

— Sarjoko Subeja (@sarjokooo) July 18, 2021

BACA JUGA Hidup dengan Pola Asuh Orang Tua Indonesia yang Kadang Out of the Box dan tulisan rubrik POJOKAN lainnya.

Terakhir diperbarui pada 30 Juli 2021 oleh

Tags: anak berbaktiayah ibumembahagiakan orang tuaorang tuaparenting
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Indonesia krisis fatherless. MOJOK.CO
Ragam

Apresiasi untuk Ayah yang Antar Anak ke Sekolah Hanyalah Perayaan Simbolis, Pemerintah Belum Selesaikan Masalah Utama

15 Juli 2025
Hasto Wardoyo batasi penjualan miras di Yogyakarta karena kasus penusukan santri krapyak. MOJOK.CO
Kilas

Gerombolan Pemuda Mabuk Tusuk Santri Krapyak, Hasto Minta Penjualan Miras Dibatasi

26 Oktober 2024
Benarkah Jogja Cocok Ditinggali Oleh Para Pensiunan yang Ingin Menghabiskan Masa Hidupnya?
Video

Benarkah Jogja Cocok Ditinggali Oleh Para Pensiunan yang Ingin Menghabiskan Masa Hidupnya?

17 Juni 2024
Keluh Kesah Menjadi Anak Kesayangan Orang Tua. MOJOK.CO
Kilas

Keluh Kesah Menjadi Anak Kesayangan Orang Tua

21 Mei 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.