Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Bu Risma Diledek karena Kita Kekenyangan Gimmick Politik

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
21 Desember 2019
A A
Bu Risma Diledek Karena Kita Kekenyangan Gimmick Politik

Bu Risma Diledek Karena Kita Kekenyangan Gimmick Politik

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Asumsi saya, ledekan kepada kerja Bu Risma berasal dari orang-orang yang terlalu capek dengan gimmick politik. Membuat mereka memukul rata setiap kerja.

Orang Jawa mengenal istilah kewaregen. Sebuah situasi di mana kita makan terlalu banyak sampai kekenyangan. Sampai tidak bisa bergerak. Sampai hilang selera ketika melihat menu yang sama datang lagi. Padahal, sebelumnya, menu itu enak betul. Bikin mulutmu yang bisa berhenti nggiling, mbadog, madyang, sampai sakit perut.

Menu yang datang lagi itu nggak punya salah. Namun, karena kamu terlalu rakus, jadi kehilangan selera dan merasa semua menu yang terhidang nggak ada enaknya blas. Bisa nggak analogi itu dipakai untuk menggambarkan cara pandang rang-orang yang sering meledek Ibu Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Bu Risma itu karena terlalu banyak mbadog gimmick politik?

Ya kalau nggak bisa, dianggap bisa aja, lah. Biar cepet. Anggap saja memang banyak rang-orang kayak kamu yang terlalu rakus menelan semua branding dan janji politik. Rakus, sampai perut sakit dan kepala pusing. Lalu, pada akhirnya, ketika ada politikus yang sekadar ingin mengabdi dengan caranya sendiri kamu anggap pencitraan.

Wali Kota Surabaya itu sering betul jadi viral berkat video marah-marah atau lagi seru sendiri turun ke jalan secara langsung. Kalau yang viral itu video marah-marah, Bu Risma dianggap galak. Dianggap punya temperamen tinggi seperti stigma yang melekat kepada orang Surabaya. Dianggap galak dan tidak mudah didekati.

Kalau yang viral adalah video kerja langsung ke jalan, dianggap pencitraan. Dianggap nggak becus kerja. Kok sampai harus repot turun ke jalan sendiri. Kalau kerjanya bener, Bu Risma nggak perlu sampai perlu kerja rodi di pinggir jalan.

Satu hal yang selalu saya tangkap adalah potongan video dengan durasi pendek itu tidak pernah bisa menceritakan kondisi yang sesungguhnya. Potongan itu tidak akan bisa menceritakan siapa sesungguhnya Bu Risma.

Gini ya. Saya bukan orang Surabaya. Saya orang Jogja. Saya juga bukan pendukung Bu Risma secara politis. Saya cuma merasa perlu menyalurkan kecrohan ini kepada kamu semua yang sudah capek dengan dunia politik. Saya paham, kok. Ledekan kepada Bu Risma itu, sebagian besar, berasal dari orang yang lelah dengan gimmick politik. Atau, asumsi kedua, berasal dari netizen bukan orang Surabaya yang selalu curiga akan segala sesuatu.

Beberapa hari yang lalu, viral sebuah video yang mempertontonkan Bu Risma sedang ikut turun ke jalan mencoba mengurai kemacetan di Jalan Darmo. Menurut penuturan orang Surabaya asli, Jalan Darmo di jam pulang kantor memang macet banget. Pun saya sering terjebak kemacetan di situ secara istri saya bekerja di Surabaya.

Geregetan, @Tri_Rismaharini Atur Macet Pakai Kursi Roda Sampai Kehujanan pic.twitter.com/w0XO8Sa6QB

— KOMPAS TV (@KompasTV) December 17, 2019

Wah, video itu banjir komentar. Terutama mereka yang meledek Bu Risma. Nggak becus kerja. Pencitraan. Suram.

Saya pernah ngobrol dengan seorang kenalan. Katanya, Bu Risma ya memang begitu. Galak? Saya pun penasaran.

“Galak ya galak. Tapi Bu Risma ya gitu,” jawaban yang tidak menjawab pertanyaan.

Dia menjelaskan dengan sebuah perumpamaan. Bu Risma itu jadi Wali Kota Surabaya seperti hubungan ibu dan anak. Anaknya ini bandel minta ampun. Suka main air.

Iklan

Si Ibu memang galak. Dia menyuruh si anak untuk segera mandi biar nggak kotor lagi. Karena si anak memang bandel, Bu Risma turun tangan langsung. Nggak pakai kebanyakan nyangkem. Sat set kayak toko online menjelang Harbolnas. Hari Dobol Nasional.

Si anak bandel ditarik tangannya. Bukan tarikan yang bikin sakit. Tapi tarikan yang mengajak. Bu Risma lalu memandikan si anak. Mengeringkan badannya dengan handuk yang masih bersih. Setelah itu, badan si anak ditaburi bedak. Lalu, dioleskan minyak kayu putih di dada dan leher supaya si anak tidak masuk angin.

Setelah bersih dan wangi, si anak disuapi. Setelah kenyang, Bu Risma menemani si anak tidur siang. Melepas lelah setelah sekolah dan bermain air.

Bu Risma melakukan rentetan kegiatan merepotkan khas ibu-ibu yang terkadang sulit dipahami beberapa bapak-bapak itu. Ia melakukannya sendiri. Dia tidak ingin si anak justru dekat dengan asisten rumah tangga atau pengasuh anak.

Bu Risma yang saya kenal bukan orang yang berbasa-basi. Tidak boros membuang napas untuk berjanji.

Misalnya mau jalan kaki dari Jakarta ke Jogja tapi nggak jadi. Atau ada orang yang dulu bilang pengawas KPK nggak bakal dari penegak hukum aktif. Ehh, yang diangkat ternyata hakim aktif. Orang itu mengelak dengan bilang wartawan yang salah dengar. Dipikirnya zaman sekarang nggak ada alat rekam dan jejak digital.

Saya tidak pandai menjelaskan gimmick politik. Jadi, saya hanya bisa berasumsi kamu cuma kekenyangan menelan gimmick itu. Bu Risma bukan pejabat yang sempurna. Kekurangan jelas ada. Bikin tidak puas, saya rasa sering. Sama saja seperti pejabat publik lainnya.

Namun, sebaiknya kita memang perlu berhati-hati dengan gimmick politik. Orang kuat menekan yang lemah tidak hanya menggunakan popor senjata. Mereka juga menekan kita dengan alas sepatu bertuliskan janji manis politik. Tinggal pilih saja kita mau secara iklas diinjak menggunakan sepatu jenis apa.

Soal Bu Risma, saya memasrahkan penjelasan lebih lanjut kepada kesaksian orang Jawa Timur langsung. Silakan:

Intinya: ya begitu itu risma. Ada kelemahannya juga tentu saja. Namanya saja manusia. Salah satunya sifatnya yg mudah baper termasuk dgn wartawan. Tp secara umum bagi saya dia fine2 saja. Apa yg dia lakukan spt postingmu di atas iku genuine bukan artifisial

— oryza ardyansyah wirawan (@oryza_wirawan) December 20, 2019

Tambahan:

Kesaksian dari orang yang kerja di Pemkot:

Beliau sdh berusaha betul, masang box culvert,bus sby,pelebaran jalan, tp yo yok opo maneh, kendaraan sby tiap taon tambah uakehh,.. fyi jg sbenere seng gateli iku mburi2ne buwali,.. “pembisik” e iku,ajur poll

— Hyarara (@hyambon) December 20, 2019

Kok ya banyak benernya:

Bu risma mmg sejak dl bgt. Wktu msh jd kuli tinta pos pemkot, klo marah ya marah. Pernah warga diamuk gr2 nginjek2 tanaman. Turun sndri. Waktu banjir jg gt. Dia org yg berani sih menrtq. Tp sah2 sj org luar sby menilai spt itu. Wong mmg gk thu. Kan gk ada hukumnya org gk thu :-p

— Rizqillah Zaen (@zaen_rizqillah) December 20, 2019

BACA JUGA Nggak Percuma Kita Takut Bu Risma Marah, Kedisipilinannya Soal Taman Diganjar Honoris Causa atau tulisan Yamadipati Seno lainnya.

Terakhir diperbarui pada 21 Desember 2019 oleh

Tags: Bu RismaSurabayaTri RismahariniWali Kota Surabaya
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO
Sosok

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO
Esai

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Job fair untuk penyandang disabilitas di Surabaya buka ratusan lowongan kerja, dikawal sampai tanda tangan kontrak MOJOK.CO
Aktual

Menutup Bayangan Nganggur bagi Disabilitas Surabaya: Diberi Pelatihan, Dikawal hingga Tanda Tangan Kontrak Kerja

26 November 2025
Belikan ibu elektronik termahal di Hartono Surabaya dengan tabungan gaji Jakarta. MOJOK.CO
Liputan

Pertama Kali Dapat Gaji dari Perusahaan di Jakarta, Langsung Belikan Ibu Elektronik Termahal di Hartono agar Warung Kopinya Laris

11 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal. MOJOK.CO

Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

26 Desember 2025
Hari ibu adalah perayaan untuk seluruh perempuan. MOJOK.CO

Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya

24 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Nonton Olahraga Panahan. MOJOK.CO

Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

25 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.