Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Alasan Mengapa Saya Tidak Suka Main ke IKEA

Prima Sulistya oleh Prima Sulistya
6 Agustus 2019
A A
ikea indonesia

ikea indonesia

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Saya pikir perasaan yang timbul ini tidak spesifik berlaku pada diri saya sendiri. Sedikit banyak saya jadi bersyukur toko furnitur asal Swedia ini cuma buka satu cabang di Indonesia.

Tahun lalu saya ke Jakarta menemui seorang teman yang tinggal di Tangerang atau dekat-dekat situlah (maklum, orang daerah macam saya suka bingung sama nama daerah dan arah-arah di Jakarta). Setelah haha hihi di rumahnya, tuan rumah mengajak saya jalan-jalan ke tempat pelesir yang tak pernah saya duga: toko furnitur bernama IKEA.

Saya tahu nama IKEA di masa kuliah karena pernah disebut di diktat kuliah saya (saya kuliah jurusan Pendidikan Bahasa Prancis), diktat yang kata teman jurusan Sastra Inggris mirip buku pelajaran anak SD karena full colour. Kayaknya di materi belajar tata bahasa, ada role play dialog yang sebut-sebut IKEA (selain IKEA, nama asing yang saya kenal dari diktat itu adalah piña colada, koktail kesukaan sobat mabuk).

Rupanya IKEA telah menjadi destinasi wisata baru di Jabodetabek. Juga jadi surganya orang Tangerang. Ambience-nya sebagai tempat wisata makin terasa kalau kamu ke sana dari Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Depok, Bekasi, atau malah dari Bogor sekalian. Butuh niat dan tekat yang besar untuk meyakinkan diri datang ke Alam Sutera.

Ambience lain yang menunjukkan ini adalah tempat wisata adalah kesukaan orang-orang untuk berfoto di gudangnya yang industrial look banget. Stephanie Poetri bahkan sampai masukkan video dia main-main di IKEA dalam video klip lagu “I love You 3000”.

Kehadiran IKEA menjadi referensi baru tempat pelesir selain mal yang memang sudah populer banget di Jakarta. Entahlah apa habis ini kursi goyang dan boneka 100 ribuan di IKEA juga akan menjadi alternatif baru oleh-oleh khas Jakarta, menemani duit yang sudah lebih dahulu didaulat sebagai suvenir asli Ibu Kota.

Singkat kata saya nebeng mobil teman menuju ke IKEA. Besar sekali dan show room-nya jelas juara. Seketika, pengalaman hidup saya di Jogja yang baru akhir-akhir ini berkenalan dengan ACE maupun Informa langsung kebanting. Menyenangkan memang jalan-jalan di sini. Rute labirin yang lumayan jauh tidak membuat kaki capek karena pemandangan kamar modern, dapur kinclong, ruang tamu skandinavian, dan seterusnya bikin saya berangan-angan.

Angan-angan ini kemudian menjadi perasaan yang sangat tidak nyaman.

Karena show room IKEA bikin saya jadi kepengin punya rumah sendiri.

Sudah sebelas tahun saya tinggal ngekos. Dulu saat kuliah, ada lah bayangan ingin lulus, kerja, dan segara punya rumah sendiri biar kemerdekaan sebagai lajang bisa terfasilitasi dengan baik (ini buat yang ngerti aja, hehe). Tapi kenyataan di lapangan penghidupan membuat saya tiba-tiba tertarik dengan ide revolusioner teman saya: Kita, generasi muda, jangan punya rumah! Kita ngontrak saja! Hasrat punya rumah membuat industri perumahan mengalami bubble! Kenapa kita menyiksa diri dengan cicilan puluhan tahun kalau mengontrak atau ngekos sudah bikin kita bahagia!

Kehidupan ngekos sudah cukup bikin saya bahagia. Toh kebutuhan saya setelah pulang kerja cuma rebahan di kasur sambil main hape dan laptop atau baca buku. Kasur, colokan, sambungan internet, dan kamar mandi dalam sudah memenuhi standar hidup layak seorang lajang.

Ngekos akan merepotkan kalau seorang lajang doyan belanja. Pindahan adalah siksaan, sampai-sampai saya kapok karena pernah harus menyewa satu mobil pikap guna mengangkut buku-buku saya dari Yogya ke rumah orang tua di Purwokerto menjelang saya akan pindah ke Jakarta.

Tapi coba lihat secara berkebalikan. Ngekos atau ngontrak, ruangan yang sempit dan bayangan kerepotan ketika pindahan, membikin hasrat belanja bisa diredam kadang-kadang. Pas ketemu lemari bagus, duit atau kartu kredit sih ada, tapi ruangannya yang nggak ada. Ya udah nggak jadi beli. Bagus sekali kan kondisi seperti itu untuk kesehatan tabungan kita?

Berkunjung ke IKEA membuat ide-ide tadi terguncang. Saya mulai prihatin sama diri sendiri, sampai kapan mau hidup di tempat sewaan. Desain kamar anak beserta boks bayi yang lucu di IKEA seakan mengiangkan kembali pertanyaan tante, om, ibu, ayah, tetangga, teman, bos, soal kapan saya akan menikah padahal usia sudah jalan 29.

Iklan

Lalu rentetan beban pikiran itu muncul kembali di kepala, di tengah ingar bingar toko furnitur terang, bersih, dan dingin itu: ada serangkaian PR untuk beli rumah agar bisa menikah, punya bayi yang dapat dipamerkan di Instagram, memelihara kucing, anjing, dan tanaman, dan seterusnya. Lalu sederetan bilangan angka tercetak di kepala saya. Ratusan juta sampai miliaran rupiah.

Perut saya langsung mulas. Sialan, batin saya, tahu gini tadi nggak usah ikut. Mendingan balik ke kos dan melakukan hal-hal yang sukai seperti biasa. Beli kaus kaki gambar kucing 50 ribuan di Instagram, misalnya. Lebih terjangkau, lebih menyenangkan. Jangan, jangan saya biarkan IKEA merusak kebahagiaan saya hidup sendirian. Jangaaan.

Terakhir diperbarui pada 25 Februari 2020 oleh

Tags: furniturikealajangmenikah
Prima Sulistya

Prima Sulistya

Penulis dan penyunting, tinggal di Yogyakarta

Artikel Terkait

Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO
Ragam

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Tepuk Sakinah saat bimbingan kawin bikin Gen Z takut menikah. Tapi punya pesan penting bagi calon pengantin (catin) sebelum ke jenjang pernikahan MOJOK.CO
Ragam

Terngiang-ngiang Tepuk Sakinah: Gen Z Malah Jadi Males Menikah, Tapi Manjur Juga Pas Diterapkan di Rumah Tangga

26 September 2025
Furnitur Importa di Santi Mebel MOJOK.CO
Kilas

Mencari Promo Importa di Santi Mebel, Membawa Pulang Furnitur Berkualitas 

4 Agustus 2025
Menentukan Waktu yang Tepat untuk Menikah | Semenjana Eps. 4
Video

Menentukan Waktu yang Tepat untuk Menikah | Semenjana Eps. 4

24 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.