Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Otomojok

Dari Vario 125 ke Suzuki Spin 125: Misi Seorang Ayah Cari Motor Seken untuk Anak Bujang Magang di Lombok

Yunior Asmanu oleh Yunior Asmanu
21 Juli 2025
A A
Vario 125 dan Suzuki Spin 125 Bikin Anakku Jadi Lebih Sabar MOJOK.CO

Ilustrasi Vario 125 dan Suzuki Spin 125 Bikin Anakku Jadi Lebih Sabar. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Tak aku sangka, Vario 125 dan Suzuki Spin 125 lawas bisa buat si bujang lebih sabar. Sungguh bonus yang menyenangkan.

Anak keduaku kuliah di Palembang. Sementara aku, ayahnya, dan ibunya merantau ke Pulau Lombok, Provinsi NTB. 

Di semester-semester akhir kuliahnya, dia menghadapi masalah dalam menyelesaikan seminar karena gagal dalam magang pertamanya. Maka kuminta dia menyusul ke Lombok, dan syukurnya bisa dapat tempat magang di kantor Telkom Kota Mataram. Pertimbangannya adalah, selaku orang tuanya, kami bisa memantau masa magang putra kami di sini.

Masalah selanjutnya: mobilitas. Di Palembang, dia biasa pakai Honda Vario 125 tahun 2012. Sebenarnya itu motor bagus, meskipun sudah senior. 

Tapi dasar anak bujangku nggak telaten urusan servis dan perawatan, Vario 125 yang seharusnya awet malah jadi langganan bengkel bahkan pernah turun mesin. Dari situ aku tahu. Mencari motor buat dia bukan cuma soal sekadar beli, tapi juga harus disesuaikan dengan tingkat kepedulian pemiliknya. Alias cari motor yang tahan cuek.

Maka kuputuskan mencarikan dia motor seken. Yah, yang murah tapi layak dan tangguhlah.

Berburu motor bekas untuk menggantikan Vario 125

Aku sendiri cukup akrab dengan beberapa motor. Misalnya, Yamaha Crypton jadul, Jupiter MX, lalu Vario 125 KZR, hingga Yamaha Xeon karbu. Maka, mulailah perburuan motor bekas di Lombok lewat marketplace. 

Satu per satu aku datangi. Dari Honda Spacy, Beat, sampai Suzuki Spin. Terutama paling banyak Beat yang kujajal. Tapi hasilnya nihil. Rata-rata brebet, agak loyo, banyak hasil renovasi, yang akhirnya bikin hati kurang sreg.

Sebagai pembeli motor bekas, aku termasuk yang cukup cerewet. Mungkin karena pengalaman, atau mungkin karena budget terbatas, jadi ekspektasi malah membumbung.

Aku sempat heran, kenapa di marketplace kelihatan mulus, tapi pas dicek langsung, kayak habis ikut offroad. Beberapa penjual malah kelihatan terpana saja saat kutanya hal-hal sepele seperti “Kapan terakhir ganti oli?” atau “Karbu masih orisinil nggak?”

Mungkin pertanyaan ini bagi mereka terlalu ribet buat motor lima jutaan. Maklum, orang tua cari motor seken buat gantiin Vario 125.

Akhirnya, aku menyeberang ke Denpasar demi perburuan motor. Di sana, kujelajahi kembali pasar Beat, Mio J, Scoopy karbu, sampai Suzuki Spin 125. 

Motor terakhir yang aku coba adalah Suzuki Spin 125 tahun 2010. Ini motor langka di jalanan. Tapi, saat aku coba, wah, ini baru enak kayak Vario 125. Mungkin kebetulan pas dapat yang berkondisi baik. Karburatornya pun ori dan sehat. Akhirnya deal, kubawa pulang menyebrang selat.

Suzuki Spin 125 menggantikan Vario 125

Belum sampai pelabuhan penyeberangan Padang Bai, Suzuki Spin 125 yang baru aku beli mogok di perjalanan. Di-starter hidup, tapi begitu digas, mati lagi. Buka Google Maps, nemu bengkel 200 meter. Dorong sedikit sampai ke bengkel. 

Iklan

Di sana, mekanik asal Lamongan buka aki. Aku sempat ngotot kalau akinya baik-baik saja karena klakson dan starter menyala. Ternyata, kabel massa sudah rapuh. Setelah diganti, langsung greeng! Motor hidup normal. Ongkos? Cuma Rp25 ribu rupiah. Lega hatiku, nggak kena getok ongkos reparasi yang mahal.

Sambil nunggu Suzuki Spin 125 diperbaiki, aku ngobrol dengan mekaniknya. Ternyata dia dulunya kerja di Surabaya, lalu pindah ke Bali buat buka bengkel kecil. 

“Motor tua itu bukan masalah, Pak. Yang penting tahu cara nyentuh hatinya,” katanya sambil ketawa. Kalimat itu lucu juga sih, tapi kok ada benarnya aku teringat Vario 125 yang dipakai si bujang. Kadang motor seken itu seperti manusia juga, kalau salah perlakuan ya bisa ngambek.

Servis dulu

Sampai di Lombok, anakku jajal Suzuki Spin 125 itu. Keluhannya adalah tarikan awal lambat, kayak malas gerak. Agak lemot gitu, nggak banter-banter sih, tapi tarikan atasnya enteng. 

Ya sudah, masuk bengkel lagi sekalian untuk servis dan ganti oli, dicek, ternyata roller dan pulley nggak standar. Diganti. Masih terasa jeda pas gas awal. 

Kata si mekanik, itu memang karakter si Suzuki Spin 125. Motor si pemilik bengkel pun ternyata Suzuki juga, tipe Skywave. Aku jajal untuk membandingkan. Eh, ternyata emang 11-12. Sama saja. Ya sudahlah, mungkin motor ini memang cocok untuk jarak jauh.

Tapi overall, nggak brebet, suspensi empuk, bodi masih kinclong, dan performa lumayan. Joknya pun ternyata nyaman untuk perjalanan lama. Harganya ramah di kantong.

Belajar sabar dari Vario 125 dan Suzuki Spin 125

Beberapa hari setelah anakku pakai, dia cerita kalau Suzuki Spin 125 itu bikin dia jadi lebih sabar. 

“Kayak ngajarin Adek biar nggak gas terus, tapi belajar nunggu timing yang pas,” katanya sambil bercanda. Aku senyum-senyum sendiri dengarnya. Siapa sangka, dari motor seken murahan bisa muncul filosofi hidup.

Sekarang, anakku bisa wara-wiri magang tanpa drama. Suzuki Spin 125 ini mungkin bukan motor impian, tapi jadi jodoh paling masuk akal saat ini. Mungkin benar kata pepatah Jawa lama: “Sing penting ora ndodok, nek kudu ndorong ya cedhak bengkel.”

Sekali lagi, ini pengalaman subjektif sebagai ayah yang ingin anaknya punya kendaraan murah tapi nggak gampang ngambek. Kalau Vario 125, lalu Suzuki Spin 125 lawas bisa bikin dia lebih sabar, ya itu bonus.

Penulis: Yunior Asmanu

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Honda Vario 125 Pilihan Orang Waras, Warisan Rangka Tua yang Nggak Menyedihkan Seperti Warisan Rangka ESAF Honda dan catatan menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.

Terakhir diperbarui pada 21 Juli 2025 oleh

Tags: honda varioHonda Vario 125LombokmagangMotor Bekasmotor sekenNTBpalembangsuzukisuzuki spinsuzuki spin 125Vario 125
Yunior Asmanu

Yunior Asmanu

Pemula, seorang perumus dan penulis artikel di awal senja kala.

Artikel Terkait

Ilustrasi motor Suzuki MOJOK.CO
Otomojok

Betapa Sulitnya Tidak Membenci Suzuki, yang Katanya Pantas Kita Sayangi, Meski Kadang Bikin Jengkel Setengah Mati

28 November 2025
Suzuki Satria Pro: Bukti Suzuki Selalu Berhasil Bikin Produk Gagal MOJOK.CO
Otomojok

Suzuki Satria Pro Si Buruk Rupa: Bukti Suzuki Tidak Pernah Gagal Menciptakan Produk Gagal dan Entah Kenapa Mereka Masih Bangga dengan Kegagalan

12 November 2025
Suzuki Jimny, Karma Mobil Setengah Miliar yang Terlalu Sombong MOJOK.CO
Otomojok

Dulu Bikin Orang Rela Inden, Sekarang Bikin Dealer Pusing: Suzuki Jimny dan Karma dari Kesombongan Mobil Kotak Setengah Miliar

30 Oktober 2025
5 Penanda Pempek Asli dan Palsu di Jogja Menurut Lidah Orang Palembang.MOJOK.CO
Kuliner

5 Penanda Pempek Asli dan Palsu di Jogja Menurut Lidah Orang Palembang

16 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.