Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Otomojok

Sinar Jaya Bikin Jatuh Cinta pada Perjalanan Pertama

M. Mujib oleh M. Mujib
12 Desember 2022
A A
Sinar Jaya Bikin Jatuh Cinta pada Perjalanan Pertama MOJOK.CO

Ilustrasi Sinar Jaya yang Bikin Jatuh Cinta pada Perjalanan Pertama. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Pukul 08.27, bus bergerak masuk gerbang Tol Kaliwungu. Setelah masuk gerbang tol, eskalasi kecepatan mulai terasa. Namun, ini seperti nggak ada bedanya saat setelah masuk Gayamsari. 

Saya pikir pengemudi Sinar Jaya ini akan menginjak gas dalam-dalam dan berlari kencang di jalan Tol Trans Jawa, eh ternyata nggak! Bus melaju stabil di kecepatan 80 kilometer per jam. Saya tahu dari aplikasi Speedometer di gawai yang saya bawa. 

Setelah itu, saya nggak peduli lagi bus ini mau “lari” atau nggak. Yang saya pedulikan hanya menikmati perjalanan naik Sinar Jaya dan tertidur lelap di dalamnya. Sebab, bus nggak akan turun tol dan menaikkan penumpang lagi. Ya jelas, karena kursinya sudah terisi penuh 32 orang. Kecuali ada “sarkawi” yang mau ndlosor di Kandang Macan. Tapi sepertinya sudah nggak mungkin. 

Setelah tol Kaliwungu itu, saya hanya tidur, tidur, dan tidur. Namun sayang, nggak senyenyak yang saya harapkan. Hingga pukul 11.33, bus masuk pom bensin rest area KM 164. Di sini hanya isi solar, tanpa antre, dan tanpa mendapat jawaban “kosong”. Setelah isi solar kelar, Sinar Jaya kembali masuk Tol Trans Jawa, dan saya kembali tidur menikmati rahmat Allah. 

Makan siang

Ketika terbangun, bus bergerak serong ke kiri. Mau ke mana bus ini kok keluar tol? Batin saya. Pukul 12.04, Sinar Jaya keluar Tol Cikedung, dan saya masih nggak tahu bus ini mau ke mana. Keluar melalui jalan yang nge-press untuk dua bus berpapasan. Namanya penumpang, manut sama sopir. 

Ternyata oh ternyata, ini jam makan siang. 

Pukul 12.07, bus Sinar Jaya masuk rumah makan Taman Selera. Rumah makan yang luas dan besar, di mana hanya berisi bus Sinar Jaya seluas mata memandang. Oh, mungkin ini masih satu grup dengan Sinar Jaya? Tanya saya pada diri saya sendiri. 

Rumah makan Taman Selera. (M. Mujib)
Rumah makan Taman Selera. (M. Mujib)

Penumpang kode 94RD turun menuju sebuah ruang makan. Sebelum masuk, petugas melakukan pemindaian barcode yang terdapat pada tiket penumpang. Termasuk saya. Makanan prasmanan, dengan menu ala nasi padang. Saya ambil rendang, lado hijau, mie goreng, dan es teh segelas. Makanannya lumayan enak menurut saya. 

Sambil menikmati makanan, saya meyakinkan diri saya kalau rumah makan ini memang milik Sinar Jaya. Sebab, di dalam dinding ruangan dipajang foto-foto bus ini dengan ukuran besar, dibingkai, dan terdapat neon box. Saya merasa sedang dihipnotis: “Soal bus, percaya saja pada Sinar Jaya.” Ah! 

Di ruang makan besar itu, saya memperhatikan keluar melalui jendela. Ternyata ada juga bus lain selain Sinar Jaya yang “istirahat” di situ. Namun di bangunan rumah makan yang berbeda. 

Selesai makan, saya mencoba berkeliling dan melihat-lihat sebentar, sembari menuju toilet untuk buang air. Kebiasaan kalau habis makan! Sehabis dari toilet, masih bisa nongkrong sambil nonton bus Sinar Jaya seliweran. Lama juga istirahatnya. 

Kurang dua!

Pukul 12.45, penumpang sudah duduk di kursi masing-masing. Kondektur menghitung penumpang yang sudah jadi SOP. Benar saja, dua makhluk 94RD masih belum ada di kursinya. “Kurang dua!” Kondektur memberitahu sopir sambil turun mencari dua orang penumpangnya. 

Setelah nyaris 10 menit menunggu, pukul 12.54, bus bergerak dari Taman Selera. Eh, ternyata sebelum keluar gerbang rumah makan, bus berhenti. Ada petugas kontrol yang naik membawa papan klip, menghitung, dan mengecek penumpang. Ini sudah pasti kru nggak ada yang bisa bawa sarkawi(?). 

Pukul 13.00, bus kembali masuk gerbang Tol Cikedung. Di sini saya sudah nggak ingin tidur. Saya hanya menikmati pemandangan di sisi kanan tempat saya duduk. 

Iklan

Ringkasan

Pukul13.55, bus masuk gerbang Tol Cikampek Utama. Di sini sudah mendekati saat-saat bus akan keluar masuk tol untuk menurunkan penumpang. 

Saya ringkas catatan saya: 

14.29 keluar Tol Cikarang Barat, putar balik.

14.43 masuk Tol Cibitung.

14.47 keluar Tol Telaga Asih.

14.52 masuk Tol Cibitung, Cikarang Barat, Menurunkan penumpang. 

14.55 masuk Tol Telaga Asih.

15.00 masuk Tol Cibitung 4. 

15.09 Keluar Bekasi Timur, Bulak Kapal, putar balik, masuk Tol Bekasi Timur. 

Ternyata agak ribet juga kalau sudah masuk wilayah ibu kota, ya. Banyak waktu yang dihabiskan kru untuk menurunkan (juga menaikkan) penumpang, biar mudah, saya sebut begitu saja.

Setelah keluar-masuk-keluar tol itu, pukul 15.42 bus masuk terminal Kampung Rambutan. 

Pukul 15.50, keluar Kampung Rambutan, dan dengan kemacetan serta kepadatan lalu-lintas Jakarta, akhirnya, 16.30, saya tiba di pool Sinar Jaya Lebak Bulus. 

Spesial untuk Sinar Jaya

Sejujurnya, saya ini penggemar bus pelari, alias bus banter namun bukan yang ugal-ugalan. Nah, saya merasa perlu melakukan pengecualian setelah naik Sinar Jaya. 

Jatuh cinta pada perjalanan pertama. (M. Mujib)
Jatuh cinta pada perjalanan pertama. (M. Mujib)

Bus yang “hanya” melaju rata-rata 80 kilometer per jam di tol, paling tinggi hanya 87 kilometer per jam, itu saja hanya beberapa detik, lalu kembali lagi ke 80 kilometer per jam, memberi saya perspektif lain soal menikmati sensasi perjalanan. Ini kali pertama saya naik Sinar Jaya dan membuat saya langsung jatuh cinta, sekaligus kesal. 

Jangan jadi Lane Hogger-lah, TOLONG!

BACA JUGA Bus Rela Jalur Solo Purwodadi Semacam Menuntut Kerelaan Para Penumpang dan pengalaman menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.

Penulis: M. Mujib

Editor: Yamadipati Seno

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 12 Desember 2022 oleh

Tags: bus akapbus banterbus sinar jayakandang macanlane hoggersinar jaya
M. Mujib

M. Mujib

Artikel Terkait

Sinar Jaya Suite Class, Sleeper Bus yang Bikin Saya Menyesal MOJOK.CO
Otomojok

Setelah Tidak Pernah Naik Bus, kini Saya Menyesal Mencoba Naik Sleeper Bus Sinar Jaya Suite Class

14 Mei 2025
Sinar Jaya, Sleeper Bus Saksi Gagal Menikahi Mantan MOJOK.CO
Otomojok

Sleeper Bus Sinar Jaya Sukses Membangkitkan Kenangan Pahit Setelah Saya Gagal Menikahi Mantan

20 Maret 2024
penumpang sugeng rahayu mojok.co
Transportasi

Cerita Penumpang Sugeng Rahayu: Aku Kurang Religius, tapi Selalu Ingat Tuhan Saat Naik Bus Ini

11 September 2023
PO Gunung Mulia mojok.co
Transportasi

Mengenal Gunung Mulia, PO Bus Legendaris Wonogiri yang Sudah 30 Tahun Mengaspal

7 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.